Punya Instagram? Facebook? Twitter? Punya pasti yaaaaaaaaaaa. Banyak nggak temannya? Followersnya? Banyak??? Wah, selamat ya.... Lo telah berhasil menunjukkan eksistensi Lo sebagai.... Penggiat sosial media. Selamat ya!
Setiap orang berusaha untuk memberi pengaruh, berusaha untuk menampilkan setiap bentuk keindahan dari apapun yang ada di sekelilingnya dan memperkenalkannya pada dunia kecil —atau mungkin internasional berhubung followersnya menggunung, setiap keindahan dunianya, baik lewat aktivitasnya sebagai manusia atau.... Belajar memanusiakan manusia. Halah. Pusing sama bahasa sendiri.
Gue terkesima, demi apapun.
"Lo udah follow gue?" begitu tanya temen gue waktu gue lagi mau nyuap bubur ayam yang sudah hampir mendarat ke mulut gue yang mangap lebar kayak kudanil, hal yang memaksa gue merogoh handphone yang ada di dalam tas.
"Udah... Tapi Instagram lo di gembok"
"Done, permintaan Anda di kabulkan"
Alis gue turun dan hati gue diliputi tanda tanya besar pagi itu menyaksikan postingan dia cuma ada satu. "Postingan Lo cuma satu doang???"
"Bentar... bentar... Gue tambahin dulu ke daftar Teman Dekat gue ya"
"Apaan?Teman Dekat?"
Gue bingung. Mulut gue kepedesan. Kata-kata dia mengalihkan tapi pedesnya sambel di bubur nggak bisa buat ingus gue teralihkan. Apaan coba?
"Udah gue tambahkan ya" Gue pun beralih ke Instagram nya. Nggak ada perubahan, fotonya masih tetap 1.
"Apaan, masih nggak bisa lihat...."
"Udah"
"Nggak bisa njirrrrrrrr..."
"Nama Lo siapa sih? Nani Arpan kan? Udah...." Bilangnya udah, tapi mukanya sibuk ngeliatin daftar Teman Dekat nya... "Oiya... Nggak ada.... Siapa dong yang tadi gue tambahin.... Aduh siapa ya????"
Okay, biarkan dia bingung sendiri nyari daftar temen yang di tambahkan di Instagram nya. Biarin aja buburnya kejatuhan daun-daun yang berguguran (soalnya kita makan bubur di bawah pohon rindang di pinggir jalan depan kampus).
Nani, Lo mau apa sih?
Pertanyaan bagus. Gini, gue tanya lagi... Punya Instagram? Facebook? Twitter? Pasti punya kan? Dan dari 3 sosmed tadi pastilah yang paling sering kita gunakan sekarang ini adalah Instagram. Instagram dengan segala kekurangan dan kelebihannya berusaha untuk membuat kita selaku pengguna bisa nyaman dengan fasilitas yang ditawarkan, itu sebabnya mereka terus bertransformasi untuk menghadirkan fitur-fitur yang bisa membuat kita nyaman salah satunya tadi, fitur berbagi hanya pada Teman Dekat. Nah, disini letak yang gue mau bahas. Fitur teman dekat ini sebenarnya di ciptakan oleh Instagram untuk membantu kita memfilter kepada siapa-siapa saja kita berbagi foto-foto yang akan kita post di Instagram. Kayak temen gue tadi, dia memfilter hanya kepada temen-temen tertentu aja dia berbagi foto-foto pribadinya. Awalnya otak semut gue berpikir "jangan-jangan dia posting foto-foto skandal nih" sampai akhirnya gue bisa masuk daftar Teman Dekat nya dan melihat bahwa postingannya sebenarnya... Apa ya? Biasa aja. Nggak ada unsur-unsur sara, lho? Rasis, heh? Karena foto-fotonya hanya berisi perjalanan kuliahnya, Travelling nya dan foto-foto narsisnya.
Sebagai pengguna Instagram gue merasa bahwa fitur ini kayak perlindungan berlapis. Ibarat kata Donald Trump jadi nih ngebangun tembok Meksiko nah terus di dalam tembok itu Donald Trump buat tembok lagi... Atau gini gini... Rumah Lo udah di kelilingi pagar terus entah gimana ceritanya emak Lo buat tembok Berlin juga di luar pagar tadi, lah kalau yang ini tujuannya jelas... Biar anak gadisnya nggak kelayapan malem-malem sama terong-terongan buat makan nasi goreng... Heh?
Ngerasa nggak kalau untuk itu kita harus kerja dua kali, kenapa gue bilang dua kali karena basically kita sudah menerapkan filter untuk siapa-siapa saja yang boleh menjadi temen kita lewat pengaturan akun kita menjadi privasi atau kalau gue bilang, digembokkkk!!! Dengan gitu aja gue pribadi udah merasa dibantu karena dari awal gue sudah menentukan siapa-siapa aja yang bakal ada di lingkaran gue dan otomatis cuma orang-orang itu aja yang bisa lihat postingan gue, nah kalau di tambah lagi dengan Teman Dekat otomatis Lo harus memfilter siapa-siapa saja yang bisa lihat itu. Ngomongin masalah ini gue jadi inget idola gue, jangan-jangan dia juga sering berbagi foto sama temen-temen deket nya aja, soalnya dia jarang banget posting apapun, bahkan tahun 2019 ini baru 3x dia posting *curhat kan jadinya* ahhhhh, jangan-jangan iya... Apa lagi kalau inget postingannya di tahun 2018 aja nggak sampe 30 foto. Maygat, kok baru kepikiran ya?
Okay, back to topic... Gue mau tanya, apa akun lo di setel dengan mode private? Kalau jawabannya adalah iya gue kasih pertanyaan lagi... Buat apa mode private itu???? Takut di kuntit mantanlah Nani... Oke masuk akal, bagi Lo yang punya mantan psikopat, yang mana kerjaan dia nguntitin Instagram lo terus cari tempat favorit Lo dan di waktu yang tepat dia bakal dateng buat nyulikkkk lo *mendramatisir* terussss *lebih mendramatisir* dia menyekap lo di sebuah gedung tua untuk menyiksa lo sampe lo mau matiiiiiiiiiiiiiii saking ketakutan, dan meskipun ketika lo masih pacaran sama dia, dia terlihat seperti seorang banciiiiii tapi di adegan penculikan itu dia menyerupai mucikari jahatttttt, dia haus akan darahhhhhhhhhhh....... Dan dia menginginkan sebuah pembalasan dendam, kehancuran elo!!!!! Gimana? Serem ya.... Kalau posisinya begitu sih wajar di private ya karena untuk memproteksi diri dari mantan banci yang ternyata psikopat. Nah tapi kalau posisinya kayak gue, mantan gak ada, musuh juga *mikir-mikir* (sepertinya) nggak ada, terus buat apa?
Gue jawab : ikutin orang-orang😂 —nggaklah, nggak punya prinsip banget gue!!!
Sekarang gue mau jelaskan, gue, atau mungkin kebanyakan orang di luar sana mengaktifkan mode privasi pada Instagram adalah untuk menjaga privasi. Di luar itu kita hanya ingin membagikan hal-hal yang sifatnya (mungkin) pribadi ini hanya pada orang-orang yang kita izinkan aja karena dengan mengatur mode privasi tersebut kita akan mudah mengendalikan siapa-siapa aja yang kita setujui untuk memfollow kita dan untuk kita follow.
Mungkin lain cerita kalau lo seorang public figure yang kebanyakan nggak mungkin menerapkan mode privasi karena sosial media berfungsi untuk membantu membangun personal branding, untuk promosi film atau mungkin lagu baru mereka maka, mereka wajib memfilter teman-teman dekat untuk berbagai postingannya, karena walau bagaimanapun ada moment dimana si artis itu mau berbagi hal-hal yang sifatnya terlalu pribadi hanya kepada orang-orang terdekat aja oleh sebab itu dia bisa pakai fasilitas Teman Dekat ini supaya jutaan followersnya di luar sana nggak tahu aktivitas apa yang hanya di konsumsi oleh dia dan orang terdekat, ini baru.... Masuk akal. Tapi kalau orang kayak gue yang suksesnya masih beberapa tahun lagi pede aje dulu ye..... Kayak begitu-begituan mah nanti ajeeeee, lagi juga temen deket aja nggak ada... Mau di dunia nyata maupun dunia Maya temen Dekat gue cuma gue dan imajinasi gue doang🤣🤣 imajinasi yang nggak akan pernah buat gue esmosi😎 aihhhhhh.
So, guys? Gimana? Mau pakai perlindungan ganda?
Lol w baru tau ternyata fungsinya kya gitu..
ReplyDelete