![]() |
Photo by Bekka Mongeau from Pexels |
Banyak banget yang bisa dilihat dari status-status itu misal moment pernikahan, pertuanangan, kelulusan, keluhan, pamer foto pacar baru, buat status belum bisa move on dan lain sebagai nya yang kalau gue sebutkan satu-satu bisa menghadirkan emosi yang sudah terpendam cukup lama. Sesuatu yang sebenernya buat gue kepingin lari dari hingar bingar sosial media, tapi apa daya gue butuh juga untuk bisa stay in touch sama keluarga dan teman-teman, jadi, yeah gue masih disini.
Dalam hal ini, gue katakan bahwa gue memang telah berhasil di porak porandakan oleh status seseorang di WhatsApp. Bukan.... Ini bukan tentang pernikahan. Karena gue bukan macem orang yang merasa begitu tertindas dengan status-status temen gue yang nikah duluan karena gue percaya satu hal, bahwa everyone is getting married!!! Dan...... Yaudah.
Tapi kali ini, status itu buat gue langsung menciut, iri, rendah, nggak berguna, bodoh, dan yeah gue murung. Apa sih nani? Kenapaaaaaa? Salah seorang temen dapet beasiswa untuk lanjut S2, dan itu buat gue.... Iri beratttttttttt. Sampe gue nulis ini gue masih belom bisa beranjak dari hal itu, setelahnya sudah bisa di tebak guepun berselancar di Google untuk cari tahu banyak hal, tentang beasiswa, tentang jalur belakang, tentang kemampuan gue, tentang negara impian gue, tentang apa yang harus gue lakukan dengan kemampuan otak gue yang nggak seberapa ini, Dan akhirnya gue cuma bisa.... Murung lagi. Karena setelahnya gue sadar bahwa gue nggak punya apapun untuk di tawarkan, nggak punya kemampuan apapun, dan gue merasa lemah😩
Ini adalah status kedua yang buat gue melow berat, porak poranda, dan kacauuu, setelah sebelumnya gue lihat status seorang temen di sekolah dulu yang sekarang sudah bekerja di sebuah maskapai penerbangan luar. Dia meraih impiannya. Sementara gue? Gue masih jadi gue yang seperti ini, sementara kalau di hitung ke belakang gue sudah lulus sekolah hampir 5 tahun lalu dan berharap 10 tahun setelah lulus dari SMK gue bisa menjadi orang yang benar-benar berbeda, lebih berani, bisa meraih mimpi-mimpi yang dulu gue tuliskan di selembar kertas waktu gue masih kelas X. Lulus Kuliah tepat waktu. Lanjut S2 di luar. Beli barang-barang idaman. Tinggal di tempat yang gue idam-idamkan. Punya pekerjaan impian. Tapi sekarang? Lulus Kuliah aja belom, gue pengangguran, dan bahkan gue juga mempertanyakan tentang apa yang udah gue pelajari selama ini, apakah ini sudah sesuai? Apakah ini bener-bener yang gue inginkan? Apakah? Apakah? Apakah? Dan setelahnya, gue kepingin lebihhhhhhhhhh.... Gue kepingin lebihhhhhhhhhhhhhh. Gue kepingin lebihhhhhhhhhhhhhh.
Sebenernya status-status kayak gitu justru me motivasi gue untuk melakukan lebih dan lebih, dan sejujurnya gue justru beterima kasih karena gue diingatkan kembali dengan mimpi-mimpi yang indah itu. Tapi porak poranda hati ini bener-bener buat gue kepingin nangis seharian, buat gue cuma kepingin ngurung diri di kamar dan mandangin kertas mimpi gue.
Dan gue bertanya? Kapan giliran gue??????????? Kapan mereka bisa lihat senyum mengembang gue dalam sebuah postingan tentang keberhasilan gue meraih mimpi ituuuuuuuuuuuuu.
Bagaimana dengan 2020? Ah, setidaknya gue percaya tahun itu gue lulus kuliah dan..... 2020!
No comments:
Post a Comment