Perasaan senang menggelayuti hati gue beberapa hari terakhir ini. Bukan... Gue bukannya habis dapet warisan atau nemu harta karun dari kebun kosong di belakang rumah, tapi..., Setelah sekian lama, akhirnya gue bisa menyelesaikan 1 novel yang tebalnya 632 halaman dalam waktu nggak sampe 1 minggu 😁 Keren kan? Keren lah!!! Apalagi ya, novel ini bentuknya adalah digital bukan yang bentuk fisik. Dan untuk seekor penggemar buku fisik macam gue, untuk hal-hal kek gini tuh cukup membanggakan, soalnya gimana ya? Buku digital (menurut gue) itu tidak menyenangkan, nggak bisa disentuh, nggak bisa dilipet, dan terutama nggak ada aroma buku yang sejauh ini selalu menenangkan hati yang ndableg ini wkwkwkwkwk. Jadi, ketika gue berhasil menyelesaikan membaca sebuah novel (digital) dengan ketebalan lebih dari 600 halaman + dengan waktu nggak sampe 1 minggu, itu cukup buat hari gue cukup cerah selama beberapa hari ini 😂 Akhirnya si begundal ini bisa juga baca digital, yah meskipun yang sudah pernah baca blog ini pasti tahu bahwa gue pernah juga baca bukunya Haruki Murakami secara digital di aplikasi kesayangan, Ipusnas :)
Oiya, lu mau tahu buku apa yang sudah gue baca itu? Mmmm, buku itu berjudul Putri Kedua karya Chan Ho-kei, seorang penulis novel misteri/kriminal dari Hongkong yang juga berprofesi sebagai software engineer. Dan jujur ini adalah novel pertama yang gue baca dari Chan Ho-Kei, novel yang juga buat gue kepingin untuk baca karya-karya Chan Ho-Kei yang lain. Tapi, yah, sebelum gue terlena dengan buku lain dan sebelum gue lupa sama cerita di Putri Kedua ini (karena saat ini gue lagi baca buku nonfiksi yang akan merubah pola pikir gue wkwkwk), jadi, di sini, di blog gue yang aneh ini, akan gue coba ulas tentang novel yang sangat menarik ini.
![]() |
sumber : ebook gramedia |
Judul : Putri Kedua
Pengarang : Chan Ho-Kei
Halaman : 632 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Hari itu, Nga-Yee sedang diperjalanan pulang ke apartemennya, Wun Han House, dari perpustakaan tempat dia bekerja. Dalam perjalanan pulang itu dia tengah menimang-nimang apa menu yang sekiranya akan dia masak untuk makan malam bersama adik semata wayangnya, saat tiba-tiba ia menyadari pelataran apartemennya nampak ramai oleh kerumunan orang. Tidak jauh dari situ salah seorang wanita tua yang tinggal selantai dengan Nga-Yee melihatnya dengan panik dan berlari kecil menghampiri Nga-Yee dan mengamit tangannya. Nga-Yee yang bingung, mengikuti wanita tua itu.
Nga-Yee tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat itu, seorang remaja dengan seragam sekolah tergeletak di lantai beton dengan darah membanjiri kepalanya. Ia tak berpikir apa-apa, sampai akhirnya ia menyadari bahwa remaja itu adalah Au Siu-Man, adik Nga-Yee satu-satunya, yang kini tergeletak di lantai di luar apartemen setelah melompat dari unit apartemennya di lantai 20. Nga-Yee tidak percaya itu. Ia tidak percaya bahwa adiknya melakukan tindakan bunuh diri.
Nga-Yee menolak kenyataan bahwa Au Siu-Man mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Meskipun pihak kepolisian mengatakan bahwa itu murni tindakan bunuh diri. Namun, Nga-Yee menolak untuk mempercayai itu. "bagaimana mungkin anak berusia 15 tahun terpikir untuk bunuh diri?" terlepas bahwa Nga-Yee yakin bahwa bukan tidak mungkin Au Siu-Man melakukannya mengingat banyak kejadian yang telah ia lewati beberapa waktu ke belakang. Namun, Nga-Yee yakin bahwa Au Siu-Man tidak mungkin melakukan itu jika tidak ada penyebabnya, alhasil dengan perasaan emosinal setelah ditinggal mati adiknya yang sekaligus satu-satunya keluarga yang ia miliki, ia pun bertekad untuk mencari siapapun orang di luar sana yang harus bertanggung jawab atas kematian adik semata wayangnya. Hal yang akhirnya membawa Nga-Yee menemui detektif swasta bernama Mr. Mok. Sayangnya, pencarian dengan Mr. Mok menemui jalan buntu. Namun, Mr. Mok merekomendasikan Nga-Yee untuk bertemu dengan N yang menurutnya mungkin dapat membantu Nga-Yee dengan kasusnya.
Tidak lama setalah mendapat kartu nama N, Nga-Yee pun pergi ke alamat yang tertera di kartu nama tersebut, Second Street No 515, Sai Ying Pun, untuk menemui N. Butuh waktu bagi Nga-Yee untuk membujuk N agar mau membantunya mencari siapa dalang dibalik bunuh diri adiknya, terlebih saat pertama kali bertemu, N menolak kasus Nga-Yee karena menurutnya kasus ini tidak menarik minatnya, N pun mengusir Nga-Yee. Karena Nga-Yee tidak pantang menyerah, ia pun terus datang ke apartemen N setiap hari agar bias menemui N dan membujuknya agar mau membantunya. Sampai pada akhirnya ada hari di mana N bersedia menemui Nga-Yee kembali, dan dalam pertemuan itu N bersedia melakukan penyelidikan untuk kasus Nga-Yee. Dan dari sinilah akhirnya petualangan cerita ini di mulai……..
Oke… Selesai rangkumannya. Gue nggak mau membocorkan tentang Novel ini, terlebih gue bacanya di Ipusnas. Dan seperti yang kalian tahu gue nggak begitu suka baca buku digital jadi kalian perlu banget baca buku ini SENDIRI.
Oiya, tema yang diangkat dari novel ini sebenarnya adalah cyber bullying dan pelecehan seksual. Hal yang menurut gue pribadi sangat menarik untuk diangkat, dan terlebih dalam bentuk Novel. Dan berhubung penulisnya juga merupakan seorang web developer, jadi bahasa yang digunakan untuk menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam IT jauh lebih mudah dimengerti oleh orang awam macam gue yang bisanya hanya menikmati hasil wkwkwkwkwkwkwk.
Hmmm, apalagi ya???? Kayaknya udah deh sampe sini aja wkwkwkwk. Bingung mau nulis apalagi wkwkwkwk.
No comments:
Post a Comment