Ini adalah hari ke 3 di tahun 2016,
sebelum gue menulis postingan ini, terlebih dahulu gue telah memposting sebuah puisi
absurd yang entah gue tulis untuk siapa *masih gak mau ngaku* dan dengan tujuan apa.
Entahlah, biarlah ini menjadi misteri antara gue dan si abang penjual kue pancong #heh??
Di malam tahun baru yang sudah lewat beberapa hari
yang lalu itu gue sukses latihan mati, kenapa gue bilang kayak gitu? Yak itu karena,
dimalam pergantian tahun itu gue sama sekali gak terbangun dari tidur,
padahal suara kembang api datang dari berbagai penjuru. Yang gue inget adalah,
ketika suara riuh rendah terdengar dari luar rumah,
gue hanya membuka mata sejanak dan tidur lagi tanpa memedulikannya, cuek banget yak
gue? Apa jangan-jangan gue gak punya perasaan? *ngomongsendiri* atau…
atau gue sudah tidak waras? Entahlah, biar gue dan tuhan yang tahu tentang itu… yah,
seperti itulah gue. Mungkin orang akan berpikir gue aneh, dan mungkin itu benar…atau mungkin,
ketika malam pergantian tahun baru kemarin obat gue tengah habis, alhasil sakit gue kumat.
Entahlah, biarlah menjadi rahasi ailahi.
Kemarin, tepatnya tanggal 2
januari gue memutuskan untuk keluar rumah setelah beberapa hari hanya diam didepan laptop
yang kalo aja dia bisa ngomong mungkin akan mengatakan “pergi lo sana! Muak gue liat lo
tiap hari!! Enyahlah..enyahlah..!!” dengan tanpa berperi kemanusiaannya.
Dengan tahu diri akhirnya gue keluar untuk beli
shampoo di warung terdekat dan setelah itu main kerumah temen gue yang
rumahnya jauh banget, saking jauhnya gue harus melewati 4
rumah dulu sebelum menginjakkan kaki didepanrumahnya, yang kalo dihitung-hitung
paling Cuma 5 langkah dari warung tempat gue beli shampoo tadi. Njirrrr, garing banget ceritague
*tahu diri*
Disana,
gue nanya-nanya tentang malam tahun baru mereka kemana aja? Kegiatan apa aja yang
mereka lakukan? Dan lantas menanyakan kenapa pengajian malam jum’at yang
biasanya mulai jam setengah 9 malam dimajuin jam 7
malam? Gue mulai bertanya dengan semangat 45, dengan memutar-mutarkan rambut gue yang
seuprit ini, berjoget-joget kayak spongebob dan lantas khayang ria disana. Namun yang
terjadi adalah, gue gak mendapatkan jawaban yang memuaskan, mereka malah meledek gue,
mereka bilang kalo rambut gue ini kepanjangan, rambut gue mengganggu dan yang
menyakitkan mereka nanya dimana gue memotong rambut?? What?? Dimana??? Dengan nada
ngocol gue jawab aja “dijagal!!” emang mereka kira rambut gue ini sapi di
POTONG. Harusnya nanyanya tuh “nani gunting rambut dimana?” kan enak gue jawabnya…
sebenarnya gue itu mau gaya rambutnya itu kayak gini..
Tapi yang terjadi adalah,
rambut gue malah dijadikan malpraktek sama seseorang yang telah gue taruh harapan itu.
Ei, tapi kalodiperhatikan rambut gue sama mbak prita laura ini mirip kok,
emang dasar aja muka guenya yang jelek, jadi mau diapain juga rambutnya gak berpengaruh kemuka L
Oke,
berhubung gue tengah membahas masalah rambut. Jadi ijinkanlah gue untuk sedikit berkisah tentang rambut baru gue ini,
rambut yang
gue banggakan karena mirip sama mbak prita laura meskipun gak berdampak ke muka.
Gue punya gaya rambut ini sumpah belum lama! mungkin belum genap
2 bulan. Dan gue memutuskan untuk memiliki gaya rambut mirip mbak prita laura ini karena,
1) Gue gak mau ribet nyisir dan mengikat rambut. 2) gue kepingin terbebas dari gerah dan
yang terpenting ada sesuatu yang bisa gue jambak ketika gue bingung. 3)
biar mirip mbak prita laura. Dan ternyata point 1 sampai 2 itu Alhamdulillah benar,
sementara di point ke 3 ini gue salah persepsi,
ternyata gaya rambut sama dengan sosok idola bukan berarti lo
juga pantes dengan gaya rambut yang sama. Hal pentingnya adalah itu belum tentu mendukung muka
lo agar masuk ke gaya rambut baru. Kini, dibulan yang entah sudah genap ke 2
bulan atau belum ini ada buanyak sekali tanggapan yang gue dengar dari orang-orang yang
berbeda, ada yang gak percaya, ada yang menyesalkan lantaran rambut gue yang
dulu itu panjang, ada yang mengira rambut gue itu di gadai, ada juga yang
bilang kalo gue frustasi lantaran diputusin cowok *duh
seberharga itukah cowok hingga gue frustasi?* *ngomong sendiri*
namun dari semua itu gak ada yang lebih gue sesali selain, bagaimana anak guru
gue ngumpet dan lantas menangis tiap kali ngeliat gue? Sekarang yang
jadi pertanyaan gueadalah
: seserem itukah muka gue dengan rambut ala-ala mbak prita laura?? *tarik nafas panjang*
Oiya, ada hal lucu di hari ke 2
gue bergaya rambut seperti mbak prita laura ini. Di hari kedua dengan gaya rambut baru ini,
gue dateng ke sekolah buat nemuin sensei, disana gue dapat tanggapan yang
bener-bener beragam dari guru-guru dan yang paling gue inget adalah pernyataan miss
rosa yang bilang kalo perubahan gue drastic banget, dengan entengnya guejawab
“iyalah miss, kan biar kayak jurnalis”. Miss
oca malah ngeliat gue bingung gitu sambil ngangkat alis
“emang kalo mau jadi jurnalis harus berubah drastic kayak gini yak?” hahahahahaa. Nia,
lita, adit juga ngerasa aneh sama gaya rambut gue,. niat kayak prita laura eh
temen-temen bilangnya gue kayak yuni shara *dalam hati ketawa ngakak* biarlah, setiap
orang kan bebas untuk mengutarakan pendapat mereka tentang gue,
dan gue juga gak berhak untuk melarang… siapa bermain api, dia harus siap terbakar??????
Apa??????????? gaya rambut gue kayak api??? Gak maksud gue, gue yang
mulai maka harus gue juga yang mengakhiri segala kegaduhan ini *ngomong sendiri*
Sekarang, gue sudah bekerja. Dan kalian tahu,
gaya rambut gue ini ternyata gak hanya jadi masalah dirumah, ditempat kerja jugak.
Gue inget banget waktu pertama kali cici gue liat rambut gue pas interview
beberapa minggu lalu “idih, itu rambut lo diapain?” gue hanya cengengesan melihat cici gue
yang memperlihatkan wajah gak percaya itu.
Lantas di hari setelah itu gue dateng ke rumahnya buat meminjam sesuatu “eh, rambut lo
kenapa di gunting gini?” lagi-lagi gue jawab dengan entengya “biar kayak prita laura”
tanggapan cici gue berikutnya ternyata cukup menohok “prita laura itucantik,
mau diapain juga cantik, nah elo?”
“oh jadi menurut cici nani gak cantik?” gue pun diam.
Padahal dalam hati sadar diri kalo muka gue emang di set cukup sederhana hihihi.
Yang menyadari rambut gue seperti ini adalah sang
rekruitmen, dia menanyakan rambut gue ini kenapa bisa seperti ini? Kemana hijab
gue dan apa alasan gue membuka hijab. Dan semua ini akhirnya dikupas tuntas di ruang
trainer
setelah ternyata gue masuk ketahap itu.Ternyata menjelaskan keteman sama menjelaskan ke
trainer itu memiliki sensasi yang berbeda, apalagi gue gak kenal sama trainer yang
saat itu nanya-nanya. Dari ruang trainer itu pula lah gender
gue mulai dipertanyakan dan gue mulai kebingungan.. kalo ditanya masalah pacar, “eh nani,
lo pernah suka sama cowok? Eh cowok apa cewek nih?” idih,
pertanyaannya gak berkualitas banget. Tanya lah yang spesifik, banci jenis apa yang
menarik perhatian lo? Kalo gitu kan enak gue jawabnya.
masih tentang rambut, gara-gara gue yang semakin kelihatan kayak wanita setengah jadi ini, akhirnya membuat gue bertanya sama sosok absurd yang bernama bagas. gue tanya sama dia, menurut dia bagaimana pendapatnya tentang gaya rambut gue? sebagai anak gila diapun menjawab "bagus, kayak presenter olahraga di tipi apa gitu?" yaampun gue seneng banget dibilang mirip presenter olahraga "seriusan gas?" dia pun jawab sambil nginget-nginget nama presenternya "iya, tapi gaya rambutnya doang, muka mah enggak" akhirnya dari percakapan itu gue mendapat sebuah jawaban bahwa bagas malah iri sama gaya rambut gue dan kepingin punya gaya rambut kayak gue, disinilah gue merasa bangga. percakapan kamipun menjalar hingga masuk ke sesi bagaimanakah sosok gue dimatanya, katanya lagi, sebagai cewek gue itu gak bersikap kayak cewek, gak ada feminin-femininnya malah terkesan urakan... what urakan??? bukannya gue begini lantaran gue sering main sama dia yak? hahahaha
kembali ke awal.
ada hal yang perlu disyukuri dari yang namanya masa lalu, dan gue bersyukur banget beberapa jam sebelum tahun baru, gue mendapat tausiyah dari seorang ustad tentang bagaimana menyikapi tahun baru dan juga bagaimana cara membuat resolusi itu tidak hanya sekedar resolusi, tapi menjalaninya dengan sepenuh hati. dan, ternyata semuanya ini berkaitan dengan the secret yang pernah dikasih tahu sensei. gue takjub banget... sumpah gue takjub sama kebesaran Allah yang sudah menyusun segala kemungkinan itu sedemikian rupa. sumpah!!! gue jamin siapapun yang mendengar tausiyah itu pasti bakal ngena banget ke hati, dan mungkin lo bakal kayak gue... sekarang di setiap aktivitas apapun, gue merasa lebih positif karena tausiyah itu... walau moment peergantian tahun terlewat, tapi itu gak mengurangi suka cita gue lantaran mendapat motivasi yang sangat bermanfaat... *sok banget sih nani*
di hari ini tanggal 3 januari, gue juga mendapat sebuah kesempatan untuk memperbaiki sikap. sulit lho, tapi pas inget sama tausiyah itu gue ngerasa bahwa "semakin lo berusaha mendekat dengan pencipta, maka pencipta akan semakin sayang sama lo" *dan lagi-lagi gue sok bijak*
sekarang gue akan lebih bijak menyikapi gaya rambut gue yang kelihatan kayak orang sakit ini hahahahaa, biarlah di ejek, biarlah mereka bilang bahwa gue ini setengah jadi, biaralah mereka bilang gue urakan... this is my life style...
setiap orang memiliki gayanya sendiri, memiliki sosok yang dilihat dan dijdikan panutan.. dan gue sadar inilah hasil dari teori WHAT YOU SEE IT'S WHAT YOU GET.