Showing posts with label Catatan Si Mahasiswa. Show all posts
Showing posts with label Catatan Si Mahasiswa. Show all posts

Wednesday, October 30, 2019

E-learning itu….

Photo by bruce mars from paxels

Hallo leute, wie gehts?

Ahhhhhhhhhhhhhhh, diriku baru sadar kalau elearning lagi libur, rasanya tuh kayak………. ALHAMDULILLAH YA ALLAH 😍 akhirnya, penderitaan itu diliburkan jugaaaakkkkkkk…

Jujur ya, e-learning buat gue itu semacam momok yang tidak menakutkan tapi cukup menyeramkan, karena efek samping yang ditimbulkan sangat merugikan mahasiswa seperti diriku ini karena itu bakal berimbas pada LULUS / TIDAK LULUSnya lo dalam matkul e-learning tersebut. Dan gue, termasuk orang yang, AH TUHAN, KENAPA SIH HARUS ADA ELEARNING???????????? KENAPAH?????????? AKUTUH MALES NGERJAIN ELEARNING. Oke plis, jangan pernah tiru gue dalam hal ini, jangannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn!!!! Kalau lo mau meniru orang, carilah orang yang baik, misal : Gue di 10 tahun kedepan. Insya Allah, sudah pantas untuk ditiru *jika lo semua cukup percaya 😎*

Karena begitu magernya gue sama e-learning, hal itu menjadikan gue termasuk dalam deretan mahasiswa yang mengerjakan e-learning di detik-detik penutupan e-learning, kayak misal deadline pengerjaan itu jam 12 malam, gue bakal ngerjain di jam 9 atau jam 10 malam di hari itu, padahal (kadang) 1 atau 2 hari setalah dosen posting forum gue itu udah cek, tapi selalu ada setan yang menghalangi malaikat baik yang ada dalam diri gue, sehingga hasilnya adalah… yaudahlah nanti aja. Yaudahlah besok aja. Yaudahlah nanti malem aja. Yaudahlah ketinggalan. Kampret kan?

Adakalanya gue itu lebih memilih untuk nonton youtube daripada ngerjain elearning, dengerin lagunya Melly Goeslow, dengerin puisi di AADC, atau bahkan nonton daily vlog orang-orang yang tinggal di luar negeri, parah kan gue? Parah, sumpah!!!!!!!!!! Bisa-bisanya gitu anak yang kayak gue ini punya cita-cita lanjut S2 di eropa, nggak habis pikir!!!!!!!!!!! Nggak habis pikir sama jalan pikirannya itu kemana? Mikirnya itu pake otak yang ada di dengkul mana? Ckckckk.

*lupakan*

Bicara masalah elearning gue berani taruhan kalau mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir kayak gue ini paling males ngerjain elearning, bahkan gue berani bertaruh kalau kebanyakan mahasiswa karyawan itu sebenernya merasa elearning itu seperti beban tambahan. Coba lo bayangin, di hari kerja yang membosankan lo masih harus dikejar-kejar untuk jawab soal / diskusi / menanggapi forum / mengerjakan quiz / buat video presentasi di forum / berpikir untuk isi forum, apapun itu…. Bete nggak sih? Belum lagi itu menjadi kewajiban selama lo kuliah. Bete? Banget!!!!!!!!!!!!!!!!! Gue bahkan benci banget sama yang namanya elearning, menurut gue elearning itu seperti godam yang sewaktu-waktu bakal menghancurkan kepala berkeping-keping. Parah sekali akutu wkwkwk.

Beberapa kali gue itu nguping mahasiswa pas lagi di perpus bicara masalah e-learning, kebanyakan dari mereka bilang “ih males banget masih ada elearning” “gue belum ngerjain elearning *nyebut matkul* mager banget” dan banyak hal lain. Gue sampe, OMAYGATTTTTTTTTTTTTTTTTT, TERNYATA BUKAN GUE DOANG YANG MAHASISWA KAMPRETTTTTTTTTTT Ternyata diluar sana banyak juga mahasiswa-mahasiswa yang kayak gue, wahhhhhhhhhhhhh, amannnnnnnnnnn *sekali lagi jangan ditiru*

Karena kemalesan gue mengerjakan elearning, seringnya gue itu ngerjain elearning di jam-jam menjelang penutupan elearning kan ya. Nah, kalau udah gitu biasanya gue bakal keteteran banget karena harus baca modul + mikir kira-kira kata-kata apa yang pas untuk menjawab forum. Biasanya di moment-moment seperti inilah gue bakal digelayuti perasaan bersalah. Disitulah saat-saat menyesal karena menyia-nyiakan waktu begitu terasa. Disitulah gue biasanya berusaha untuk memperbaiki semuanya. Dan disitulah biasanya gue bakal berjanji sama diri sendiri untuk nggak mengabaikan elearning. Untuk ngerjain tepat waktu. Untuk nggak mengulur-ngulur waktu. Untuk lebih bertanggung jawab. Untuk, pokoknya BERUBAH. Dari penyesalan yang gue sebutkan tadi JANJI itupun terdengar nggak muluk, tapi faktanya……………. Nggak pernah terealisasi. Kejadian sama terus terulang kembali. Janji-janji karet terus bertebaran. Dan gue pun sadar bahwa….., gue kayak politisi yang banyak mengumbar janji karet untuk menenangkan diri, heleeeeeeeeeeehhhhhhhhhhhhhhh. Dan, kalau udah gitu guepun bakal pake system, yaudahlah yang penting isi. Yang penting di absen. Yang penting….. lulus. Padahal sebenernya lulus aja nggak cukup broh!!! Percaya sama gue, kalau lo terus kayak gitu, lo nggak bakal dapet apa-apa dari kuliah selama 4 tahun. Lo Cuma jadi mahasiswa yang…. Pengetahuannya kurang kemana-mana. Kayak siapa ni? Kayak gue lah wkwkwkwk. Sekarang gini, gue ini kan anak broadcasting kan? Tapi coba lo Tanya gue, “nani, berita  yang lagi tranding minggu ini apa ya?” belum tentu gue bisa jawab pertanyaan segampang itu. Nggak usah jauh-jauh, Tanya deh temen-temen gue, paling yang ikuti perkembangan terbaru masalah gituan adalah anak-anak yang kerja di media, diluar itu jawabannya… Apa ya? Enggak tahu. Ini pengalaman sih sebenernya.

Lo nanya, emang penting buat tahu perkembangan berita?

Jawaban gue, gue juga sebenernya nggak tahu, tapi seenggaknya ketika lo baca berita lo bakal dapet tambahan informasi tentang hal-hal yang terjadi disekitar lo. Lo bakal tahu fenomena apa yang terjadi saat itu, lo bakal peka sama isu-isu social, lo bakal (setidaknya) tahu apa yang menjadi problema di sekitar lo, tahu perihal perkembangan-perkembangan yang terjadi di dunia otomotif, digital, ekonomi, politik, misalnya. Yak kan? Tapi saat lo nggak baca apa-apa, lo nggak tahu apa-apa, gimana bisa lo menjadi mahasiswa kritis? Bagaimana bisa lo tahu apa-apa yang mesti lo “pikirkan”. Kejadian ini terajdi sama gue di kelas riset, gue termasuk mahasiswa yang “gagal” karena untuk kelas riset ini judul proposal skripsi gue di tolak 4 kali sama dosen. Gue nggak bisa mengemukakan alasan atas setiap pemilihan judul. Gue nggak tahu saat di ajak bicara kritis. Gue bahkan nggak bisa mengemukakan pendapat gue saat dosen minta ganti judul, padahal menurut gue gini… menurut gue gitu…. Tapi karena gue jarang baca, gue jarang melihat fenomena social yang mestinya bisa diangkat, jadilah…….. gue tertinggal. Itu…… oke kita lupakan tentang ini, kita balik lagi ke ELEARNING.

Speaking about elarning, setiap dosen pasti menyertakan modul ketika e-learning, biasanya modul itu berkaitan erat dengan forum dan quiz… benar? Benar!!!!!!!!!!  Sudah pasti. Misalnya, saat kita membahas masalah Politik Citra, otomatis dosen akan melampirkan modul mengenai Politik Citra, saat yang di bahas tentang Politik Persepsi, otomatis modulnya pasti tentang itu. Nah, suatu ketika saat gue lagi scroll down jawaban di forum gue menemukan tanggapan temen gue yang bahasanya super, memikat. Nggak seperti jawaban kebanyakan temen gue yang hasil kopas dari google, jawaban dia enggak. Bahasa yang digunakan itu Bahasa sehari-hari, persis kayak gue lagi nulis gini. Contohnya relevan dan berdasarkan situasi saat ini. Jujur, gue nggak meragukan jawabannya. Pertama, karena nih anak suka banget baca. Kedua, gue pernah baca tanggapan dia di salah satu forum di kelas elearning yang pernah kita ambil bareng semester lalu, pada saat itu dia menjawab forum dosen dengan sangat baik bahkan langsung mendapat respon yang sangat keren dari ibu dosen, makanya gue enggak meragukan jawabannya. TAPI, karena gue di set cukup kepo jadilah jawaban itu gue copy dan gue paste dilaman pencarian GUGEL. Hasilnya…………… gue menemukan kata-kata yang sangat mirip bahkan identic dengan jawaban temen gue di…. KOMPASIANA. Ya Allah, ternyata anak ini kopas dari kompasiana 🙄🙄 jadi selama ini gue ketipu dengan jawaban super cerdas itu?????

Karena kejadian itu gue sempet minta tanggapan dia perihal itu… gue bilang perihal kekaguman gue mengenai jawaban-jawabannya dan pada akhirnya pada fakta tentang gue yang menemukan bahwa jawaban itu nggak lain hasil kopas dari google….

“rajin banget sih lo”

“iya, soalnya dari semua jawaban, cuma jawaban lo yang di respon sama dosen”

“wkwkwkwk, gue malah nggak tahu kalau dosen respon… habis ngerjain yaudah…”

“lo kalau ngerjain forum atau quiz baca modulnya nggak?”

“enggak pernah…. Biasanya gue lihat awalnya aja, misal, yang di bahas tentang Politik Persepsi, nah udah… habis itu gue langsung cari aja di gugel, udah deh wkwkwk”

“Kan kalau sama *sebut nama dosen* itu dia bakal kasih jurnal, yang mana pertanyaannya itu semua ada di jurnal yang dia kasih, terus  gimana?”

“sama aja, gue kopas pertanyaannya terus gue paste di google, kalau udah kayak gitu bakal muncul kok yang sesuai sama apa yang dosen kasih, misal dari academia edu, dari jurnal-jurnal yang di publish or sebagainya, udah deh kopas, beres….”

Temen gue yang lain nanggapin “iya gue juga sekarang udah gitu, lagian sekarang tuh kita udah dimudahkan ngapain segala di ambil pusing, toh dosen juga nggak bakal mau repot-repot periksa jawaban kita satu-satu, karena mereka juga pekerjaannya banyak dan biasanya mereka itu udah ada jadwal untuk posting materi setiap minggunya yang udah di atur dari kampus – ”

Oh gituh toh, baru tahu halimah ternyata mereka seperti itu… kalau gue, selalu baca modulnya, malah waktu semester satu gue sampe baca berulang-ulang modulnya kalau nggak ngerti-ngerti wkwkwkwk.

Tapi gini, gue emang nggak terbiasa kayak gitu. kopas pernah? Pernah lah, biasanya kalau udah mepet-mepet banget baru kopas dan asal comot dari sumber yang ada di gugel, tapi kalau seandainya waktu gue luang pasti gue bakal menanggapinya dengan sepenuh hati…

Pernah suatu ketika gue itu lagi ngerjain salah satu elearning, kebiasaan gue itu kan biasanya setelah download modul dan baca pasti scroll down jawaban temen-temen gue kan. Nah pada saat itu gue menemukan suatu yang buat gue senyam-senyum dengan jawaban mereka…. Seriusan, parah banget…….. jadi, dosen itu bertanya tentang materi yang udah di posting di module, nah jawaban temen-temen gue sebenernya nggak ngaco Cuma……. MEREKA MALES BACAAAAAAAAAAA. Jadi, jawaban mereka semuanya samaaaaaaaaa. Dari temen gue yang pertama kali jawab sampe yang keberapa gitu SAMA PERSIS. Contohnya sama. Kata-katanya sama. Maksud gue, kalau ya memang kopas mbok ya baca-baca dulu gitu jawaban temen lo, jangan sampe ini sama semua gitu….. malah pernah gue nemuin salah seorang temen yang ambil jawaban dari gugel dimana jawabannya itu list gitu, jadi 1 2 3 4 5… nah, temen selanjutnya copas dari sumber yang sama dari bagian 6, 7, 8, 9, tapi lagi-lagi nggak pinter gitu, dia Cuma asal kopas tanpa edit nomornya, kan kocakkkkkk…. Gue sampe, yaampun parah banget…. Diluar itu ada juga hal yang buat gue sampe merasa, kok gini banget sih mahasiswa adalah ketika, dosen udah respon jawaban temen di atas dan sudah jelas tertera disana “mbak, jawabannya memang panjang lebar, tapi kok nggak mendekati pertanyaannya ya?” terus, temen-temennya jawab yang sama persis juga sama temennya yang dikomentari kayak gitu, pertanyaan gue???? Lo nggak baca tanggapan-tanggapan dosen apa? Lo nggak baca kalau temen lo yang jawab kayak gitu di komen begitu sama dosen??????

Tapi kadang ada juga dosen yang gini, “kok jawabannya sama yah sama yang sebelumnya” dan gue ngakak baca tanggapan itu, tapi ya mungkin yang jawab itu punya rumus pengerjaan e-learning mirip temen gue kayaknya HABIS NGERJAIN, CABUT!!!!!!!! Jadinya dia nggak berusaha memperbaiki itu atau ngerespon tanggapan dosen 😪😪

Itu sih.

E-learning itu sebenernya bikin mager, karena memang gue sendiri aja merasa seperti dikejar-kejar gitu. Meski sebenernya jawabannya itu mudah tapi rasanya itu berat banget buat meluangkan waktu 30 menit untuk focus sama satu e-learning. ibarat kata kayak salat aja, meskipun itu kewajiban tapi rasanya itu berat banget, buat salat tepat waktu aja susah malah kadang-kadang enggak ngerjain wkwkwk.

Jadi sebenernya kalau udah gini, gue juga nggak nyalahin mahasiswa atau dosen Cuma semestinya ada kebijakan baru yang buat mahasiswa aktif di forum, misal kayak kalau jawabannya nggak sesuai atau hasil kopas otomatis tidak di absen sama dosen, atau jawaban otomatis di tolak system wkwkwk. Kayaknya lucu deh. Mungkin sekarang lucu, tapi kalau udah bener ada kebijakan kayak gitu mungkin gue bakal merasa dicambuki sama kebijakan e-learning wkwkwkwk.

Thursday, October 24, 2019

Mahasiswa kagum sama dosen itu wajarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr!!!!

Kalau dulu kelompok gue buat film pendek yang bercerita tentang bagaimana seorang mahasiswa kagum sama dosennya karena sosok dosen yang keibuan, sosok dosen yang cerdas dan menjadi bentuk pelarian karena kurangnya kasih sayang ibu kepada anaknya,. Nah kalau kali ini gue bakal nulis / cerita tentang gue dan temen-temen gue yang kagum sama dosen *kibas-kibas rambut nggak jelas* Iyappp, jadi bukan cuma gue aja lho yang kagum sama dosen, beberapa temen gue juga ada yang kagum sama dosen. Bahkan ada temen gue yang rela ambil kelas lintas jalur cuma buat ambil matkul yang di ampu sama dosen yang dia kagumin *ngomong sambil bisik-bisik* dan yang lucu dari "pengorbanan" itu justru perjuangannya yang nggak membuahkan hasil. Miris banget lah. Bayangin ya, temen gue ini sengaja ambil kelas yang biasanya di isi dosen yang dikaguminya di jam 17.00 dengan harapan ibu dosen tersebut lah yang bakal isi matkul yang dia ambil, tapi nyatanya BUKAN alias DOSEN LAIN. Nggak sampe disitu, yang buat gue sampe melongo dongo itu waktu tahu kalau untuk ambil matkul di jam 17.00 itu dia harus berkorban waktu yang nggak sediktit, coba lo pikir, kelas yang dia ambil itu mulai jam 17.00 kan? sementra temen gue ini selesai kelas pagi aja jam 12 TENGGGGGGGGG, ARTINYA untuk masuk kelas ibu dosen yang dikaguminya itu dia harus melewati 2 matkul kosong. Menurut gue itu bakal terbayar kalau dosen yang di harapkan yang isi kelas tapi berhubung bukan jadinya malah miris wkwkwkwk. Tapi dia cukup tabah dan masih bisa menertawakan itu waktu cerita sama gue, ampun deh mbakkkkkkkkkk!!!!!

Ngomong-ngomong dulu gue juga sempet kagum sama dosen yang bersangkutan lho (dosen yang dikagumin temen gue), tapi akhirnya menyadari bahwa sebenernya gue nggak tahu kenapa gue bisa kagum sama dirinya yang bahkan gue nggak bener-bener tahu bagaimana cara mengajarnya. Soalnya dulu gue dapet matkul yang di ampu dosen ini untuk matkul e-learning, e-learning kan nggak ketemu tiap minggu. tapi waktu itu gue suka sama bagaimana dirinya membalas forum mahasiswa-mahasiswanya, dulu gue selalu bacain balasan dari dosen ini di forum lho, dan diem-diem berharap kalau dosen ini menanggapi forum gue tapi ENGGAK PERNAH(karena gue selalu isi forum di waktu yang mepet wkwkwkwk). Sebenernya ada juga matkul tatap muka yang diisi sama dosen ini (yang ketemu tiap minggu) tapi waktu gue dapet matkulnya gue nggak merasa ada ketertarikan apapun sama dia, cara mengajarnyapun (menurut gue) sama kayak kebanyakan dosen yang pernah mengisi kelas-kelas lain. Dan dulu gue selalu telat masuk kelas dosen ini lantaran biasanya gue sama temen-temen gue yang perhitungannya payah itu selalu bodoh dalam memilih tempat makan, alhasil gue seringnya masuk setelah kelas berjalan 30 menit bahkan pernah sampe telat 1 jam gara-gara makan di salah satu tempat makan di deket kampus (bayanging gue pesen jam 5 kurang tapi sampe menjelang magrib makanan gue belum dateng-dateng jugakkkkkk, parah banget kan????????????) Oke lupakan!!

Kalau gue boleh jujur dengan sepenuh-penuhnya kejujuran hal yang buat gue kagum sama dosen ini karena kata-kata perpisahan yang dia lontarkan di pertemuan terakhir menjelang UAS. Menurut gue kata-katanya sampe masuk ke hati dan tertancap disana *lebay* karena memang setelah itu gue langsung, ya ampun ibuuuuuuuuuuuuuuuuuu......  setelah itu selama 3 hari berikutnya gue inget nih dosen terus dan cari tahu semua tentang dia wkwkwk. Betapa kata-kata bisa membuat gue bisa membuka mata buat orang yang dulu bahkan paling buat gue “aduhhhhhhh, lo aja kali yang konsul, masa gue terus sih yang harus ngomong sama nih dosen” pas kelompok gue dapet giliran konsultasi tugas ke dosen ini.

Oiya, dari hasil kepo gue itu gue mendapatkan jejak ibu dosen ini di 2 blog pribadinya *nyengir dodol* 2 ulasan bukunya di goodreads, CV nya sebelum di edit ke yang terbaru (oleh kampus), akun facebooknya (sebelum di nonaktifkan atau di delete), akun ignya yang tanpa jejak, apalagi ya? Udah itu aja sih. Sekarang, setelah kekepoan gue terjawab, dan gue pada akhirnya nggak tahu alasan yang bisa menguatkan kenapa gue bisa kagum sama dia, gue pun berhenti hanya sampe disitu *ketawa bego*

Beberapa minggu lalu sebenernya salah seorang temen tanpa sengaja bilang “negara ini kan negara pertama yang dikunjungi sama bu ini* waktu kita lagi pada kumpul di ruang diskusi perpustakaan, lt 6. Pas dia nyebut nama dosen seketika radar gue langsung berbunyi nyaringggggggg, dan seketika gue pun mengalihkan perhatian gue ke temen gue yang dengan senang hati ngomong tentang nih dosen dan gue pun memancing temen gue ini untuk cerita lebih *meski gue udah tahu karena sebelumnya pernah baca di blognya* waktu itu sempet keinterupsi karena kita memang lagi diskusi tapi pada akhirnya gue berhasil menggiring temen gue untuk kembali ke masalah utama, NIH DOSEN. Dan pada saat itulah gue tahu betapa temen gue ini ternyata KAGUM BANGET, KAGUM BERAT, SUKA BANGET, sama nih dosen, bahkan karena dosen ini juga dia sampe punya “cita-cita baru” untuk jadi dosen. Lihat, betapa kekaguman itu bisa mempengaruhi seseorang. Dari temen gue ini juga gue tahu kalau awal kekaguman dia sama dosen ini karena cara ngajarnya yang enak banget (katanya lho), baik banget, dan bagaimana dia tahu kalau dosen ini membantu mahasiswanya untuk menyelesaikan skripsi (tidak mempersulit) terus apalagi ya? *lupa sumpah* oiya, dia juga cerita tentang apa yang dia dapet dari blog dosen ini, dia ceritain semua ke gue dan gue setengah mati pura-pura nggak tahu, terus yang lucu adalah waktu dia berusaha coba kasih tahu blog dosen ini, waktu itu dia lupa alamat blog nih dosen. Dia cari dengan semua kata kunci tapi nggak nemuin. Waktu itu mulut gue sebenernya udah gatel banget buat bilang "ini lho nama blognya bu dosen" tapi gue diem aja dan liatin dia usaha ketik sana ketik sini....

"bentar gue cek di wa dulu, biasanya gue itu suka berbagi kebaikan sama temen-temen gue, siapa tahu gue juga bagiin alamat blog ini ke temen-temen gue" katanya sambil ngecek laptopnya.

Gue terus merhatiin dia sambil terus memuji-muji dia karena dia bisa menemukan informasi tentang dosen “gilaaaaaaaaaakkkk, dia tahu blog BU DOSEN LHO, keren banget deh kayak detektif” kata gue yang langsung di tanggapin temen gue yang lain “tuh nani, ternyata ada yang lebih jago dari nani kan?” gue cuma manggut-maggut sambil nyengir dodol. Padahal diriku…. Fact checker lho, kayak Amanda Seyfried di film Letters to Juliet wkwkwkwk.

Nah dari situlah gue nanya-nanya tentang dosen ini, tentang kekagumannya, tentang bagaimana temen-temen lain bisa kagum sama dia juga, dan tentang yang lain-lain. Dan akhirnya sejak itu gue jadi biasa aja sama dosen ini.  Gue merasa bahwa gue nggak punya alasan untuk kagum dengan dosen tersebut. Meski dulu iyaaaaaaaaaaa, tapi tanpa alasan jelas jadinya…. Berlalu.

Tapi………….

Kekaguman gue itu justru beralih ke salah satu dosen yang mengisi kuliah di semester ini. Iya. Ibu dosen ini adalah dosen yang pernah gue takuti bahkan sebelum gue tahu orangnya kayak gimana wkwkwkwk. Serius. Jadi setelah isi KRS nama dosen yang bersangkutan langsung muncul, biasanya kan kalau dosen yang lain itu namanya bakal muncul setelah KRS disahkan kan? Nah kalau dosen ini enggak, jadi setelah gue isi KRS saat itu juga nama dosen itu langsung muncul di KRS, gue langsung, NAH LHOOOOOOOOOOOOOOO. Setelahnya gue langsung bertanya-tanya ke temen gue dan mereka bilang “ribet tuh dosen tahuuuukkkk” “kritis” “nggak bisa nyontek” “tugasnya susah” tapi gue tetep nggak berkutik, gue tetep nggak pindah ke dosen lain, padahal ada dosen lain untuk matkul ini tapi gue justru memilih untuk…. Yaudahlah. Yang ada gue justru mencari tahu siapakah dosen ini, dan hal pertama yang gue dapatkan adalah fotonya di website kampus. OH TERNYATA INI YANG NAMANYA IBU DOSEN….. Meski awalnya sempet takut karena ada senior yang pernah bilang kalau ada temennya yang proposal skripsinya nggak di terima sampe 1 semester. Tapi setelah pertemuan pertama gue langsung merasa, GUE BENER-BENER BERUNTUNG BANGET DAPET DOSEN INI. Sumpah!!!!!! OAMAYGOSHHHHHH!!!

Waktu hari pertama gue masuk kelas ini, gue menjadi mahasiswa pertama yang dateng ke kelas taukkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk. Waktu itu gue lagi cari-cari kelas gitu karena kelas gue ada di gedung R, selama gue kuliah di mercu baru sekali gue di gedung R (Waktu semester 1) makanya pas gue naik kesana gue celingak-celinguk cari kelasnya sambil terus refresh SIA takut gue salah kelas (nggak lucu kan salah masuk kelas di hari pertama kuliah wkwkwk) nah pas gue lagi celingak-celinguk nggak jelas itu tiba-tiba dosen ini ada di belakang gue dan langsung buka pintu kelas setelah sebelumnya nanya gue tentang bener nggak ini ruang *Sebut kode kelas* dan…………..oh, ini toh BU S. lo tahu??????????? Lo tahu nggak, gue deg-degan banget lho waktu itu, soalnya di kelas cuma ada gue aja sama ibu dosen, gue diem aja sambil doa semoga temen gue pada tahu kalau kelasnya disini dan mereka cepet nyampeeeeeeeeeeeeekkkkkkkkkkkkkkkkkkk. Tapi dosen ini membuka keheningan dengan nanya-nanya, apa gue ya yang nanya-nanya *lupaaaaaa akutu* Nah dari situlah akhirnya gue ngobrol-ngobrol sama ibu dosen ini dan……. KATA-KATA TEMEN GUE DI ATAS ITU TERBANTAHKAN. Kesan pertama gue tentang dosen ini adalah, BAIK, TEGAS, CERDAS, KRITIS, ELEGAN, KEIBUAN, BAIK, BAIK,BAIK BANGET, BAIK SEKALI, SANGAT BAIK, LUAR BIASA BAIK, LUAR BIASA CERDAS, LUAR BISA DOSEN TERBAIKKKKKKKKK. Pokoknya semua yang baik-baik deh…….. kayak harapan pas ulangtahun wkwkwk.

Kalau boleh jujur, sebenernya yang buat kagum sama dosen ini bukan karena itu, lah terusssssss???????????????? Karena kata-kata dosen ini. Jadi pernah suatu waktu, entah itu di pertemuan 3, 4 atau mungkin 5, waktu itu gue telat dateng ke kampus lantaran kesiangan dan karena itu gue memilih buat menyendiri di kursi baris ke 3, meski begitu gue terus nyimak omongan dosen ini ketika kelompok anak yang ambil aplikatif lagi konsultasi proposal mereka. Buktinya kalau anak-anak dari kelompok itu ngelontarin joke gue bakal ikut ketawa, waktu dosen jelasin hal yang menarik gue langsung senyum-senyum. Gue menyimak masukan dosen itu dengan seksama, sampe akhirnya tiba dimana gue denger ibu dosen itu bilang tentang masalah nasab anak yang lahir diluar pernikahan, entah itu lagi ngebahas masalah film yang bakal di buat sama kelompok yang tengah konsultasi atau bukan gue nggak ngerti, tapi dari situ gue merasa bahwa ibu dosen ini bukan hanya dosen yang sekedar masuk kelas jelasin, kasih tugas, terus keluar tapi LEBIH dari itu. Dia memberi kita pelajaran yang jauh lebih berharga di bandingkan sekedar lo harus ngerti ini, lo harus ngerti itu,… tapi, dosen ini itu bener-bener….. LUAR BIASA. Jujur, baru kali ini gue menemukan alasan yang setidaknya jelas atas kekaguman gue sama orang yang (setidaknya) berada dalam lingkaran kehidupan gue wkwkwkwk. Dan orang itu dosen yang awalnya gue takutin tanpa alasan apapun.

Sebelum bicara masalah nasab anak yang lahir diluar pernikahan sebenernya dosen ini juga nanya kita dengan pertanyaan yang unpredictable banget kayak "apa kriteria kalian untuk calon pasangan hidup kalian kedepan?" temen-temen cewek lain keliatan exited banget ditanya gitu, apalagi si desi wkwkwk.

"saya sebelumnya nggak pernah nanya gini di kelas-kelas sebelumnya, tapi saya mau nanya ini sama kalian... Mbak Riskita?"

Terus akhirnya ibu dosen ini menanyakan ini ke satu per satu mahasiswa di kelas itu, yang lebih kurang ada 15 orang. Setelah diskusi sebentar, ketawa-ketawa sebentar dosen ini pun bilang.

"buat perempuan, kalau bisa carilah yang pemahaman agamanya di atas kalian, beberapa tingkat di atas kalian,......................" gue lupa ibu dosen ini ngomong apa lagi, seinget gue sih dia cerita sedikit tentang suaminya yang katanya mampu mengimbangi dirinya... Pokoknya dia ngasih wejangan juga buat kita waktu itu nah dari situ aja udah menunjukkan bahwa dirinya itu BEDAAAAA.

Tiap kali gue di hadapkan sama ibu dosen ini gue selalu takut lho, sebenernya gue emang selalu kayak gitu kalau kagum sama orang – takut menunjukkan kebodohan sih sebenernya. Tapi udah terlanjur sih, dosennya udah keburu tahu kapasitas otak gue yang begitu-begitu aja wkwkwkwwk. Kayak misalnya tadi, gue itu sebenernya nggak siap buat menghadap ibu dosen ini, soalnya proposal gue belum ada perbaikan sama sekali, tapi karena gue lagi dikampus dan temen gue juga nggak mau pergi sendiri dan minta gue juga untuk ikut dia (padahal gue lagi focus ngerjain di perpus) jadilah gue ketemu ibu dosen ini. Lo tahu, pas kak riskita buka pintu TU, tiba-tiba dosen ini bilang “welcome” sambil merentangkan tangan dan senyum sumeringahhhhhhhhhh. Lo tahu nggak, beberapa belas menit sebelumnya gue sama Linda udah ketar-ketir dan entah gimana mengutarakan ketidaksiapan kita dan deg-degan yang seketika dateng entah darimana “kok gue jadi gerogi gini ya? Deg-degan gitu” kata linda. Gue juga, malah gue yang paling panic, soalnya proposal gue bener-bener belum ada perubahan conggggggggggggggggggggggggggg. Dan pas sampe di TU dan melihat reaksi dosen yang bener-bener wahhhhhhhhhhhh, gue langsung, ademmmmmmmmmmmmmmmmmmmm. Adem karena langsung disambut udara sejuk AC mungkin wkwkwkwkwkwk.

Setelahnya satu per satu kita konsultasi, kak riskita paling dulu, disusul sama gue yang dari awal udah bilang sama ibu kalau punya gue belum ada perubahan apa-apa yang lansung buat ibu dosennya langsung “lho?” tapi akhirnya malah gue jadi semakin tahu kalau dosen ini tuh sebenernya baik banget, terus teliti banget. Itu bukan karena gue nggak diomelin lho makanya gue ngomong gitu, tapi
ada sesuatu yang lain gitu.

Semoga setelah UTS dan ditentukan siapa yang bakal jadi dosepem, gue bakal dapet Bu S ini….. sumpah, gue berdoa dengan sungguh supaya dosen ini yang jadi dospem SKRIPSI gueeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee. Ya Allah, kabulkannnnnnnnnnnnnnn.

JANJI gue, selepas UAS nanti gue bakal tulis postingan lagi tentang ibu dosen ini + melampirkan foto. Bukan foto dirinya lagi sendiri of course, tapi foto dirinya sama temen-temen sekelas misal atau foto bareng kita sekelas. Okeh? Okeh….!!!!!!!!!!!! Gue bakal kenalin lo sama dosen super baik hatiiiiiiiiiiiiiiiiiiii, dosen paling-paling-paling-paling baikkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.

Oiya, gue tiba-tiba inget satu hal masak……. Jadi gini, ini kejadiannya beberapa minggu lalu, jadi waktu itu kelas sebenernya udah selesai, masih ada satu anak yang konsultasi sebenernya, tapi dosen ini punya kebijakan kalau kita udah selesai konsul kita boleh langsung keluar kelas, nah gue sama temen-temen jarang kayak gitu. Biasanya setelah salah satu dari temen gue selesai konsul kita bakal saling Tanya-tanya apa yang harus di perbaiki dan kadang saling minta masukan *meski kenyataannya nggak gitu wkwkwk* nah, waktu gue selesai konsul temen gue itu nanya “nani, jadi lo skripsi kapan?”

Gue “insya allah semester depan”

Temen gue “wah, berarti bareng gue dongggggggggg”

Terus gue lupa apa kelanjutannya, pokoknya yang gue inget itu gue bilang, “yaudah, nanti kita ketemu di Hamburg, gue mau lanjut S2 disana” terus temen-temen gue seketika langsung pada ketawa. You know lah ketawa macam apa yang gue maksud. Terus, tanpa di duga dosen yang lagi focus sama mahasiswa terakhir yang lagi konsul langsung nengok ke gue gitu dan bilang “Aminnnnnnnnnnnn” sambil senyum gitu. Terus, ibu dosen ini langsung bilang “ya nggak apa-apa mbak, kalau punya mimpi itu memang harus tinggi” terus habis itu dia balik lagi ke mahasiswa yang lagi di depan dia.

Jadi kenapa gue bisa kagum sama dosen ini????????????????

KATA-KATA.

Saat lo dengerin dengan seksama, saat lo perhatiin lagi dosen ini pas ngomong, lo bakal mendapat kata-kata yang sebenernya menyejukkan banget. Kata-kata yang sebenernya penuh dorongan dan aura positif. Dan sesuatu yang bedaaaaaa.

udah itu aja.

Thursday, September 19, 2019

Ngomongin Dosen

Ngomongin dosen merupakan jenis ghibah paling favorit di tengah obrolan nggak berkualitas saat nggak tahu harus ngelakuin apa di sela-sela jam kuliah, biasanya jenis ghibah yang satu ini muncul setelah ngomong ngalor ngidul nggak jelas dan.... Trappppp, salah satu di antara sekelompok begundalan membuka topik tentang dosen. Setelahnya arena gunjing bakal berapi-api persis adegan adu ilmu hitam di film Dendam Nyi Pelet dan BOOOOOOOOOOOMMMMMMMMMM seketika semua 'dosa-dosa' dosen seolah berhamburan keluar dari mulut-mulut nyinyir mahasiswanya yang pernah terzolimi lantaran nggak di kasih nilai A.  Oke hastag MahasiswaKampret.

Persis kejadian minggu lalu, Gue, Desi, dan Stefani lagi bego-begonya (kekenyangan makan mie ayam) pas si Darma pamit ke kelas bahasa inggris dan si Eka ngeloyor masuk ke dalam kantin dan kita (Gue, Stef dan Desi) kompak buat pulang setelah dari pagi di kampus.

Eka : Yah elah cong, jangan pulang napa, gue baru juga dateng.

Setelahnya di depan kantin lantai 2 itu si Eka minta supaya kita tinggal barang sebentar dan memohon dengan sangat supaya si stef mau ikut temenin dia makan keluar, hal yang langsung di bales dengan "OGAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHH".

Gue nggak tahu apa yang kita obrolin sore itu, seinget gue awal-awal percakapan itu waktu si Stef sama Eka ngobrolin perihal kelas si Eka sebelumnya. Terus nyambung ke Si Stefany yang gue suruh minta tanda tangan 'Ibu Peri' (ada ceritanya lho kenapa gue panggilnya ibu peri), terus nyamber ke KPN, nyamber lagi ke staff TU, nyamber lagi ke cara deketin dosen buat dapet A, nyamber lagi ngomongin dosen, terus bersemburan semua air liur di arena ghibah penuh teriakan dan histeris dan setelahnya "EH...EH... ADA DOSEN NGGAK NIH?" seketika kita berempat dengan kompaknya celingukan, dan.... NGGAK TAHUUUU. Sebenernya, ghibahnya kita tuh nggak sarkastik, nggak sampe kayak mahasiswa yang pernah ditemuin salah satu dosen di commuter line, yang sampe bawa-bawa nama binatang. Ghibahnya kita tuh cuma kayak adegan eptipi-eptipi aja pas ibu-ibu lagi muterin gerobak tukang sayur sambil gunjingin tetangga sebelah yang abis beli mobil Rubicon dari hadiah togel *kampret banget contoh kasusnya yah ha ha ha* kayak gitu, jadi, nggak ada tuh ngata-ngatain dosen yang berlebihan. Biasa aja. Tapi ada lanjutannya, Mulanya biasa saja.... Setelahnya, baru..... Nggak biasa-biasa aja wkwkwwkwk. Bercanda. Dont take it to heart, ok?

Kemarin itu kita ngomongin masalah kelas yang tiba-tiba ganti dosen ketika perkuliahan sudah di mulai. Jadi gini, biasanya kan di akhir-akhir pengisian KRS itu nama-nama dosen udah muncul kan? Nah disitu kita udah bisa lihat nama-nama dosen yang bakal isi kelas yang kita ambil, misalnya kayak Si Desi, di salah satu kelasnya dia dosennya itu udah tertera namanya, sebutlah dia dapet dosen Bu LULU tapi pas kelas di mulai ternyata yang masuk kelas justru Bu LILI. Kaget dong? Nah, yang buat lucu adalah..... Pernyataan Bu LILI, pasalnya dosen ini sempat mengeluarkan statement seperti ini "kalian pasti kaget kan saya yang isi kelas ini? Karena banyak di antara kalian yang menghindari kelas saya" nyesssssssssssss banget kan kata-katanya? Menurut gue sih gitu. Jujur, jujur nih ya, gue ini merupakan salah satu mahasiswa yang nggak berani buat ambil kelas Bu LILI. Bahkan waktu semester 3 atau 4 gitu *lupa* pernah salah satu dosen nggak masuk dan Bu LILI yang gantiin kelas itu, anjir suasananya tegang banget persis kayak lagi ada di arena uji nyali wkwkwkwk. Makanya gue bersyukur banget waktu dulu kelas Bu LILI akhirnya di ganti dosen lain ha ha ha.

Nah, waktu Si Desi bilang perihal Bu LILI Si Eka ikut nimbrung "Harusnya ya, kelas gue itu diisi sama Pak Jonash (ceritanya biar keren) Eh, tahu-tahu gue sama Bu LALA, kan kocak ya? tapi Bu LALA enak juga ngajarnya, gue ngerti sama penjelasannya bla...bla...bla..."

Nah dari situ gue berkesimpulan. Apakah ini trik? Masalahnya kejadian ini pernah menimpa gue, harusnya dulu yang isi kelas gue itu bukan Pak Jonash (nama samaran) melainkan Bu LILI tapi entah gimana ceritanya, di pertemuan kedua dosen berganti ke Pak Jonash. Apa jangan-jangan??????????????????????????

Gue : Sebentar...sebentar.... Sebelumnya kelas lo  dimana ka?

Eka : Gue tuh harusnya di C tapi di pindah ke E.

Seketika gue ngakak. WHY????????????????????? Lo tahu cerita gue sebelumnya? Waktu gue cerita tentang 3 temen gue yang menghindari dosen? Inget? Mereka dapet Pak Jonash di kelas C, dan berjuang buat ngejar Bu LALA yang entah ada dimana? Taunya, Si Eka yang diem-diem aja malah dapet Bu LALA tanpa harus di omelin PA wkwkwk, dan 3 temen gue yang lain justru bermanufer dan pindah ambil matkul lain supaya nggak ketemu pak Jonash di semester ini. Ya ampun!! Cobak aja kalau mereka sabar, terbayar tuh dua matkul ngulang mereka dengan nilai A *geleng-geleng*

Eka : Seriusan gue beruntung banget, lo tahu kan waktu gue ikut lo pada masuk kelas Pak Jonash, gue sama sekali nggak ngerti anjirrrrrrrrrrrrrr, nih dosen ngomong apa?????

Desi : Jangankan elo, gue aja selama satu semester nggak ngerti tuh dosen ngomong apa.... Lagi juga kata senior dia itu emang begitu...

Gue : Gue malah bingung kenapa bisa lulus di matkul dia, padahal ngerti aja enggak sama kuliahnya.... Eh tahu-tahu lulus wkwkwk

Desi : Kalau sama Pak Jonash tuh yang penting lo deketin dia, nanya-nanya, sering ngobrol, lulus deh pokoknya.... (Tips Dari Desi)

Gue : Gue malah kemarin sempet keceplosan ngomong  sama Bu Gemma (biar keren) kalau gue nggak ngerti sama pelajaran Pak Jonash, eh, dia bilang "Pak Jonash itu Pinter banget lho, kenapa bisa nggak ngerti" Mampus kata gue....

Desi : Oon banget sih lo Nani...

Gue : Tapi gue langsung bersilat lidah, gue bilang aja itu karena efek capek, gue kuliah dari pagi dan bilang kelas Pak Jonash pas banget berada di jam-jam ngantuk jadinya kita udah nggak pada fokus wkwkwkwk (Cakepppppppppppppp). Terus, lo ngapain sama Bu LALA Ka? Pasti presentasi? (mengalihkan pembicaraan ke Si Eka)

Eka : Iya.... Presentasi.

Desi : Kan banyak yang nggak suka presentasi.

Gue : Sama gue juga benci presentasi. Dulu kelas gue sama dia presentasi itu dalam satu semester 4x.

Eka : Masa sih?

Kalau udah ngomongin masalah dosen, kayaknya tiap-tiap dari kita tuh nggak pernah tahu tempat deh... Di ruang TU aja pas lagi nunggu dosen, kita tuh ngomongin dosen... Itu markas besar beberapa dosen penting lho. Bahkan di ruang kerja dosen pun, kadang kita ngomongin dosen. Di kantin. Di manapun. Pokoknya nggak peduli itu lingkungan kampus atau bukan. Tapi tips dari gue, jangan pernah ngomongin dosen pas di toilet, apalagi kalau salah satu bilik disana tertutup rapat alias ada orangnya... Salah-salah pas lo lagi asik bergunjing tiba-tiba ada dosen keluar dari dalam tuh bilik, mampus deh lo kalau udah kayak gitu..... Gue pernah kayak gitu *Gubrakkkkkkkkkkk* Kejadiannya semester 3. Parahnya yang keluar bilik itu adalah dosen yang ngajar matkul sebelumnya / dosen yang tengah gue dan temen gue gunjingin. Begok sih gue, soalnya nggak mikir-mikir lagi kalau tuh toilet ada di lantai yang sama dengan kelas gue sebelumnya dan dosen pastilah ke toilet ini kan sekalian lewat. Yasudahlah.  Kayak kejadian kemarin juga sama, kita bergunjing dengan suara yang bisa di denger orang-orang disana, tapi cuek. Sampai akhirnya pas ada salah satu cewek muda lewat (setelah sebelumnya duduk-duduk di kursi di deket kita) dengan bawa paper bag seketika mata gue masuk ke dalam tuh paper bag untuk memastikan nggak ada map yang didalamnya ada kertas absen yang selalu dibawa dosen, Si Eka yang ngerti maksud gue langsung bilang.

Eka : Selow bukan dosen itu.

Gue : Tahu dari mana lo itu bukan dosen?

Eka : Dari tampangnya sama gaya pakaiannya.

Gue : Emang kalau dosen tampangnya gimana? Gaya busananya gimana?

Eka : Yang pasti bukan begitu.

Oke-oke... Pernah denger cerita tentang Pak Miguel kan? Itu lho dosen di semester 3 atau 4 gitu gue lupa. Minggu kemarin salah seorang dosen nyeletuk kalau Pak Miguel ini termasuk dosen paling cerdas di kampus, ilmunya di kampus itu tiada satupun yang mengalahkan bahkan katanya dia merupakan dosen yang mengangkat nama kampus. Lo tahu? Pas Bu dosen ini ngomong begitu tiba-tiba seisi kelas langsung bergemuruh, seisi kelas langsung sibuk berbisik-bisik... Gue yakin 100% Bu Dosen ini ngerti kenapa mahasiswa-mahasiswanya langsung ngobrol sendiri, karena Bu Dosen yang satu ini semakin asyik bercerita tentang Pak Miguel. "Jangan salah, Pak Miguel itu satu langkah lagi gelarnya profesor lho. Ilmunya dia itu paling tinggi di kampus ini, dia banyak nulis jurnal-jurnal internasional. Bahkan nama dia itu paling banyak di cari setelah (bu dosen nyebut nama salah satu orang komunikasi, entah laswell entah siapa lupa) dan Dedy Mulyana"

Anak cowok nyeletuk : Kalau kedua paling pinter setelah Pak Miguel di kampus ini siapa Bu?

Bu Dosen : Belum ada, kita semua itu jauuuuuuuuuuuuuuuuhhhh di bawah dia.

Woooooooooooooooooooooow... Kelas makin rameeeeeeeeeeeee...

Temen gue bisik-bisik: Percaya gue, lo lihat kan? saking banyaknya ilmu Pak Miguel sampe nggak ketampung lagi di otak dan turun ke perut.

Gue ngakak.

Bu Dosen : Selain Jurnal, Pak Miguel ini juga udah nulis beberapa buku. Saya aja punya bukunya + ditanda tangangi langsung sama penulisnya.

Anak cowok yang tadi nyeletuk lagi : Best seller nggak tuh bu bukunya?

Oke, kita semua udah tahu jawabannya. Tapi gue masih penasaran, apakah benar?????? Mungkin gue bakal coba cari tahu jejak Pak Miguel di Goole Scholar dan berselancar di dunia Google (Keponya keluar)

Oke, setelah paginya gue dapet bahan sorenya materi tadi langsung naik ke arena gunjing gue sama Eka, Stef, dan Desi di kantin. Banyak hal yang kita bahas. Mulai dari gimana nih dosen nyuruh kita beli bukunya tapi tetep aja nggak ngangkat nilai kita, padahal bobot beli buku itu 40% lho. Dan bagaimana dengan begitu meluap-luapnya gue bilang ke tuh bocah bertiga kalau di kelas gue dulu sama dia cuma ada satu anak yang dapet nilai A. Gue? Gue dapet C+, El dapet D, dan Sulis B+. Mungkin ini karena kelasnya ada di jam terakhir + kelasnya itu hitung-hitungan, jadilah kita males-malesan buat ngejarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.  Rata-rata anak-anak dapet C+. Gue yakin pasti ada motif disitu wkwkwk. Pak Miguel ini memang pinter kok, kalau boleh mengutip statement temen gue  "kelihatan dari perutnya isinya ilmu semuaaaaa"

Dari setiap cerita pasti ada hal-hal lucu, statement-statement super useless, dan pertanyaan-pertanyaan konyol yang seharusnya nggak keluar dari mulut orang-orang yang setidaknya "terpelajar" lah ya, misal kayak :

Darma : Makanya Ni biar cepet lulus kuliahnya dari awal tuh lo ambil matkul-matkul susah dulu, lo nggak perlu magang. Skripsi aja dulu. Jadi pas skripsi udah selesai baru lo magang.

Gue : Wahhhhhhhhhhhhhhhh bener juga tuh..... Ibarat kata ambil riset dulu Kuali sama Kuantinya belakangan gitu ya?

Darma : Iyaaaaaaaaaa.

Gue  : Harusnya lo jadi Profesor Dar.... (Sakit Jiwa)

Stefani : Gue hampir tuh kayak gitu, kuali sama kuanti belom ambil eh main ambil Riset ajaaaaaaaaaaaa. Untung gue konsul, kalau enggak wassalam....

Gue : Bisa-bisanya lo Stef...

Stefani : Tapi sekarang gue ngeri, gue nggak mau ambil riset. Kuali aja gue nggak ngerti. Lah ini riset???? Eh, boleh nggak sih nggak perlu ambil riset?

Gue : Boleh Stef, cuma nanti lo nggak bisa nulis skripsi (stefani dengerin serius banget) tapi.... Langsung ke thesis..... Jadi gelar lo langsung S2 ha ha ha.

Sakit Jiwa.....

Lo tahu nggak kenapa banyak mahasiswa yang kuliah rajin tapi ilmu yang di sampein dosen nggak pernah masuk?????????????? Karena terlalu banyak ghibah, terlalu banyak ngomongin dosen, terlalu banyak gunjing............ Coba kalau waktunya di pake buat nyatet, pasti bisa dapet A di matkulnya...... IYA, SOALNYA YANG LO CATET CONTEKAN wkwkwkwk.

Thursday, August 1, 2019

Ulala Semester 6 Rampung Sudahhhhhh... (28/100)

Hallo leute!!! Hapa kabar??????? Argggggggghhhhhhhhhhhhh, Halimah dateng lagiiii, gimana-gimana mau denger cerita gue selama semester 6 ini nggak? Seru lho, yang kemarin-kemarin tuh kalah sama pengalaman di semester ini, luar biasaaaaaaaaaaaaaaaaaa pokoknya, kalau ini nggak bisa buat lo geleng-geleng seenggaknya lo bakal teriak-teriak kesal karena kegoblokan gue.

Sebenernya gue buat perubahan baru lho, lo sadar nggak? Gini...gini.... Biasanya gue itu akan membahas semester yang gue ambil di awal perkuliahan kan? Nah kalau sekarang kebalikannya, gue membahasnya di belakang. Setidaknya setalah jungkir balik dengan tugas, kesel-keselan di tugas kelompok, pusing tujuh keliling karena tugas yang arusnya deras banget kayak aliran pintu air katulampa pas musim hujan berhasil gue lalui, gue pun akan berbagi pengalaman di belakangnya, diluar itu karena semester 6 ini sudah berakhir di Sabtu kemarin setelah UAS penutup yang gue lakukan di jam 14.30 dengan mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif , mata kuliah yang sepenuhnya…. Nggak gue pahami selama 1 semester ini, entah karena gue terlalu banyak main atau memang gue selalu main-main tiap kali belajar nih matkul.

Oiya sedikit cerita tentang kejadian lucu di sabtu siang kemarin, jadi kan dosen kuali ini ngasih kita tugas untuk ngerjain makalah + analisis kan? Nah kebetulan nih, gue belum ngerjain yang tugas analisis jadilah gue, Stef + Putra janji ketemu di perpus. Nah, kebetulan pas banget gue dateng ada orang yang baru dateng juga dan mengambil duduk tepat di depan kita bertiga, gue yang nggak tahu itu siapa cuek dong, cuma beberapa kali gue perhatiin dia ngelirik pas gue ngelepmpar omongan ke Stef or Putra tentang analisis yang gue buat, terus pandangannya menilai gitu, dan mungkin kupingnya juga dengerin dengan penuh perhatian kali ya...... Selama di perpus selama lebih kurang 1 jam 30 menit itu gue udah ngomong apa aja, tentang tugas, tentang dosen, tentang apa aja deh sambil ngerjain tuh tugas.... Sampe pas akhir-akhir karena waktu udah mulai mepet gue bilang ke Stefany "udahlah Stef asal-asalan aja, toh ini cuma buat bla bla bla bla" setelah itu kita selesai. Stefany rapihin barang-barangnya yang buanyak, si Putra udah jalan duluan buat menghindar dari pandangan orang di depan kita, terus nggak lama Putra ngeliat ke gue dan nunjuk-nunjuk orang itu sambil bilang "ITU PAK *sebut nama dosen*... ITU DOSEN...." seketika gue inget-inget omongan gue???????????? APAKAH TADI GUE NGOMONGIN DOSEN DENGAN KEJAM??????????????????? Apakah gue?????? Apakah gueeeeeeeeeeeeee? Ah, kenapa nggak kasih tahu dari awal sihhhhhhhhh???? *Panikkkkkkkkkk* *kepingin lompat dari lantai 12, kalau ada*

Yah, sebenernya itu cuma satu dari kebodohan gue yang kehitung.... Bahkan dulu pernah gue balas forum dengan "saya setuju dengan pernyataan *Sebut Nama*" dan kejadian itu nggak terjadi sekali dua kali, lo tahu apa yang terjadi???????????????? Setelah kelas berakhir gue baru tahu kalau dia itu ternyata DOSEN YANG NGAJAR GUEEEEEEEEEEEE *turun tangga sambil ngesot* Jadi selama 1 semester itu gue sama sekali nggak tahu nama tuh dosen dan nggak mau capek-capek lihat di forum mana balesan dosen mana balesan mahasiswa :P dan parahnya gue simpan nama tuh dosen di handphone gue dengan nama ==>>> DOSEN KETIGA ASISTENSI<<<==, parah kan gue??????????

Okay, itu tadi hanya sekilas intermezo, mari kita kembali ke semester 6......

Kalau boleh jujur semester 6 ini dimulai dengan drama demam berdarah yang menyerang gue tepat 1 minggu setelah semester ini berjalan, demam berdarah yang membuat gue terkapar selama lebih kurang 1 minggu dan hal ini cukup membuat pengalaman ini menjadi pembeda dari semester-semester yang lalu. Awal demam berdarah ini harusnya sudah menjadi penanda bahwa semester ini bakal berjalan sangat berat, kenapa? Karena setelah drama itu berlalu, hampir setiap minggu gue selalu mengalami sakit kepala selepas kelas pertama yang di mulai jam 09.30-12.00, seriusan…. Awalnya gue berpikir ini cuma masuk angin biasa karena mungkin gue nggak sempet sarapan tiap kali mau berangkat kuliah, temen gue bahkan sempet bilang, “DBD lo belum sembuh banget kali” tapi ini sakit kepala terus-terusan berlanjut bahkan menjadi satu kecendrungan yang melelahkan buat gue karena setalah gue telisik lebih jauh hal ini terus beralangsung dan terjadi setelah kelas pertama berakhir hingga satu hari full dikampus gue akan sakit kepala, seriusan!!!! Mau paginya gue sarapan atau enggak, sakit kepala pasti mendera…. Dan ini berimbas ke mata kuliah-mata kuliah selanjutnya.

Berbicara masalah mata kuliah, semester 6 ini gue mengambil 6 mata kuliah yang seharusnya bisa membawa angin segar buat gue karena nggak ada yang berhubungan dengan praktek-praktekan kayak semester-semester yang lalu, lo tahu gue ambil mata kuliah apa aja???????
  1. Metode Penelitan Kuantitatif 09.30 – 11.59
  2. Metode penelitan Kualitatif 14.30 – 16.59
  3. Kuliah Peduli Negeri 17.00 – 19.29

Yang di atas itu adalah mata kuliah yang gue hadapi setiap sabtu, yeah dari komposisinya aja ini sudah cukup buat gue mau muntah…. Dan mungkin ini alasannya kenapa gue bisa pusing hampir setiap hari sabtu karena mata kuliah pertama gue ini adalah Kuanti yang mana dosennya bener-bener, gimana ya???? Bisa buat lo dag-dig-dug karena nih dosen yang super nggak bisa di tebak… sekarang lo bayangin, ada saatnya dimana ketika lo telat 5 menit nih dosen udah nggak mau ngabsen, tapi di saat yang lain lo telat sampe 30 menit sekalipun dia masih mau untuk ngabsen…. Itu sih nggak seberapa karena gue termasuk orang yang yah berusaha berada di kelas sebelum nih dosen dateng… Oke jangan berpikir yang enggak-enggak dulu sebelum gue menjelaskan lebih lanjut… sebenernya alasan gue dateng lebih awal daripada nih dosen bukan karena gue mahasiswa super rajin, bukan!!!!! Tapi, karena di pertemuan pertama gue telat hampir 45 menit di matkul ini *pantesssssssssssssssss* kesan yang kurang baik kan? Nah, makanya sejak itu gue selalu berusaha untuk nggak telat, ya meskipun sekali-sekali suka khilaf sih wkwkwkwk.

Dosen di matkul ini sebenernya bisa buat jantung lo lompat-lompat genit lho, kenapa? Karena moodnya tadi, kalua moodnya lagi baik dia hanya akan menjelaskan apa yang menjadi materi hari itu, penuh dengan guyonan, sindiran, pengetahuan, hal-hal yang gue nggak tahu jadi tahu, tapi kalau moodnya lagi jelek, jangan harap lo bisa nafas, ngedip aja lo takut-takut, seriusan!!!! Apalagi kalau lo presentasi, berdoalah sebelum pergi kuliah supaya nih dosen moodnya lagi baik, karena kalau moodnya baik presentasi lo nggak akan di cecar, berjalan normal-normal aja, dan seenggaknya hari itu juga lo akan dapet nilai tanpa revisi-revisian, tapi kebalikannya, kalau pas moodnya lagi jelek, beuhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…. Habis lo di cecar….. sumber dari mana? lo ambil di halaman berapa? bukunya apa aja? Hal-hal kayak gitu udah jadi pertanyaan, bahkan nih…. Lo bawa buku 3, tapi kalau di materi presentasi lo keluar dari 3 buku yang lo bawa, habisssssssssssssss lo…. Pernah temen sekelas gue gitu. Habis dia ditanyain A, B, C, D, sampe Z, dan temen gue nggak bisa jawab, padahal ini cuma perihal sumber aja lho, belum isi…. Takut kan jadinya????? Bahkan pernah juga dosen ini langsung berhentiin presentasi yang baru mulai karena tampilan power point yang super berantakan dan dia ngomel-ngomel setelahnya… Makanya sejak itu gue itu selalu berusaha untuk dateng lebih awal biar gue nggak kedapetan kursi deket-deket nih dosen, karena takutnya pas gue lagi nggak  nyimak eh dia malah nanya, habissssssssss gueeeeeeeeeeeeee nanti wkwkwkwk *oh Jadi ini alasannya* Makanya, gue ini kalau udah selesai mata kuliah kuanti, ya gitu, langsung sakit kepala dan ini akan berimbas hingga ke mata kuliah – mata kuliah berikutnya. Iyaaaaaaaaaaaaaaaaa, mata kuliah inilah yang menjadi sumber sakit kepala gue selama semester 6, yang buat gue kayak mayat berjalan selepas nih kelas. Pokoknya sekeras apapun usaha gue untuk nggak menunjukkan sakit kepala itu, sakit kepala itu tetap nggak mau minggat, bahkan hingga gue bawa parasetamol sekalipun ini nggak mempan, seriusan… Jujur, setelah minggu-minggu  yang gue lewati dengan sakit kepala yang berlangsung di setiap sabtu itu mama dan nenek gue jadi khawatir kan, alhasil tas gue ini dibekali dengan obat-obatan, minyak angin, permen tolak angin, jamu tolak angin cair, apalagi ya? Sama duit kayaknya *yaiyalah* ujung-ujungnya gue masih tetap mengeluh ke temen gue tentang sakit kepala yang gue derita -_- Kasihan banget kan gue *nyari pembelaan*

Berikutnya, Metode Penelitan Kualitatif *boleh teriak nggak?* harusnya gue ini memisah keduanya, tapi ini malah menggabungnya, jadilah hari-hari gue penuh dengan warna abu-abu setelahnya…. Pusing. Jujur ya, selama 1 semester gue belajar mata kuliah ini, gue merasa nggak ada satupun pelajaran yang nyangkut, gue bahkan harus belajar sendiri, apa itu fenomenologi, Analisis Framing, Semiotika, Deskriptif apa tuh, pokoknya begitulah…. Seriusan gue nggak ngerti… di awal perkuliahan gue dan teman-teman busuk gue yang kerjaannya selalu ngerumpi memilih duduk di barisan belakang, tapi setelah gue merasa nggak dapet apa-apa disana gue pun memutuskan pidah ke barisan depan dan berharap gue bakal dapet sedikit dari apa yang sudah dijelaskan oleh sang dosen, tapi…. sampe gue pindah ke barisan depan pun tetep aja nggak ada satupun yang nyangkut…. Astaga, ini mata kuliah apa sih??????? Kok gue sebegokkkk ini sih???????? Bahkan saking pasrahnya gue ini pernah memilih buat streaming dari pada dengerin nih dosen ngajar, terus tebak-tebakan huruf hiragana sama si Stefany sambil ketawa-ketawa nggak jelas, kasih rekomendasi lagu-lagu bagus ke dia… nggak sering sih, Cuma sesekali pernah kayak gitu.

Pernah kejadian lucu tuh gini, karena gue duduk sendiri di barisan ke tiga sementara temen-temen yang lain di baris paling belakang jadilah gue akan terlihat banget kan sama temen-temen di belakang, nah pas dosen sibuk jelasin gue juga sibuk nyatet, seperti biasa gue selalu pasang muka seserius mungkin. Kalau dosen yang sudah malang melintang mengajar pasti tahu lah jenis mahasiswa kampret kayak gue ini yang pura-pura sok dengerin. Nah, nggak lama setelah itu tiba-tiba temen gue yang dibelakang maju dan bilang “liat catatannya dong” gue belingsatan, yaiyalah, nyatet aja enggak…..

Gue “catetan apaan?”

Dia “itu yang tadi bapak jelasin”

Dia pun narik buku yang lagi gue pake buat nulis “anjritttttttt, curhatan”

Yah habis gimana dong, ngerti aja enggak, daripada gue tidur-tiduran atau nggak berenti-berenti ngunyah permen dan terkesan nggak merhatiin dosen mending gue nulis puisi, nulis bagian-bagian favorite gue di film yang baru selesai gue tonton, inget-inget dialoguenya, ye kan??????????????

Bicara tentang kuali, dosen di matkul ini tiap minggu sebenernya selalu kasih kita tugas yang harus di kumpulkan ke email dia setiap minggunya. Biasanya tugas-tugas ini nggak jauh-jauh dari materi yang sudah di jelaskan di pertemuan hari itu dan di buat tugas untuk kita. Gue, dengan bangganya, atau dengan tanpa punya rasa malunya mengatakan bahwa, GUE NGGAK PERNAH NGERJAIN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Beberapa kali pernah, tapi gue sadar kalau itu keluar konteks, alias salah banget… Alhasil setelah itu gue udah nggak pernah ngerjain tugas mingguan lagi, pertama karena gue nggak ngerti, kedua karena banyak dari temen-temen gue juga yang nggak ngerjain itu lantaran nggak ngerti sama tugas yang dikasih. Bahkan kadang H-1 bakal banyak yang japri untuk nanya “woy lo udah ngerjain tugas kuali?” “tugas kuali lo kayak gimana sih?” “eh, kasih tahu dong” “eh nggak usah ngerjain aja” dan begitu seterusnya…. Bahkan pernah gue lagi asyik-asyik duduk di perpustakaan dengan muka yang *lagi-lagi* gue pasang super serius tiba-tiba temen gue dateng “eh nani, lo udah ngerjain kuali” 

Gue “belom, sebenernya gue mau ngerjain, tapi males. Lo?”

Dia “belom, gue aja nggak ngerti dengan apa yang di maksud, soalnya kalau gue lihat harusnya ini tuh bla…bla…bla…bla…bla…”

Gue sok-sokan dengerin padahal nggak focus.

Dia “yaudahlah gue nggak ngerjain…. Eh, lo ngapain???????? Anjay malah ngeblog!!!!!!”

Dan setelah itu hari-hari sabtu gue dilalui dengan nggak pernah mengerjakan soal kuali, nggak pernah ngumpulin dan yah, mungkin seperti itu. Tapi jujur, mungkin kalau gue mendapatkan dosen yang tepat gue bakal ngerti sama kuali seperti gue berusaha mengerti kuanti meski ketar-ketir, namun berhubung gue cuma mahasiswa biasa jadilah seperti ini, menyalahkan dosen!!! Maaf, nggak sengaja, cuma bercanda wkwkwkwk. Kalau kasusnya kayak gini emang mahasiswanya aja yang kurang ajar, mahasiswanya yang dodol wkwkwkwk, kalau kata cici gue sih mahasiswa kamprettttttt wkwkwk.

Kuliah Peduli Negeri, ini seperti oase di tengah gurun pasir tandus tak berpenghuni kecuali si Oscar yang lagi lari-lari sambil gigit apel *apa sih maksudnya?* Okay, sebenernya nggak ada masalah di kelas ini, bahkan terkesan tanpa kesan *lho?* yah gimana dong, dosennya biasa aja karena gue lihat kakinya juga napak tanah, mata kuliahnya pun biasa-biasa aja, ya jadinya sah-sah aja *lho?* sah-sah saja kalau gue nggak komen maksudnya.

Ini adalah kelas terakhir di hari sabtu dimana biasanya gue menumpahkan hari yang melelahkan di kelas ini; udah nggak nyimak *sebenernya dari matkul ke 2 gue udah nggak bisa nyimak* nggak focus, sering telat gara-gara makan dulu setelah kelas kuali *nggak tahu diri* sering bikin kegaduhan di kelas sama kelompok begajulan, ketawa paling kenceng pas harus menertawakan orang, dan mengajukan pertanyaan paling bodoh pas di suruh bertanya, pokoknya di kelas KPN ini ketahuan aslinya gue, ketahuan kapasitas otak gue yang nggak seberapa ini wkwkwkwk. Kalau dosennya, gimana ya? Nggak ada masalah, kalau dia jelasin, ya ngerti, kalau dia nggak jelasin ya berarti nggak ada kelas, cuma yang paling bikin bertanya dan membuat kepala kecil gue penuh tanda tanya adalah kok selama satu semester kuliahnya begini-begini aja ya? Konsultasi kedepan, presentasi, UTS, Konsultasi lagi, presentasi lagi, UAS deh, udah. Gampang kan? Nggak susah kan? Cuma, pas UAS mabokkkkkkkkkkkk lo, apalagi kalau dapet kelompok yang nggak ada perhatian-perhatiannya sama tugas, gemessssssssssssss rasanya, kepingin lempar mereka pake motor…

Gue udah cerita belum sih kalau di semester 6 ini hampir tiap minggu gue muntah-muntah? Belum ya? *coba scroll up* oiya belum, baru cerita tentang sakit kepalanya aja wkwkwk. Jadi sebenernya ceritanya ini nggak hanya sampai di sakit kepala, karena faktanya setiap malam minggu gue hampir mau pingsan di jalan bahkan pernah sekali yang terparah (mungkin) gue udah nggak konsen bawa motor lantaran kepala gue yang bener-bener mau meledak, dari kampus udah nahan keinginan untuk muntah dan ini berimbas dengan sepanjang jalan mata gue menjadi buram karena air mata, lo tahu nggak? Kalau keinginan muntah itu ditahan pake banget malah air mata yang keluar lho, kayak lo muntah aja gitu. Dan yeah, di jalan gue berhenti di tempat sepi dan muntah-muntah. Di rumah pun sama. Dan parahnya jarak ke rumah gue masih 20 menitan lagi, kemungkin sih. Oiya, kalau malam itu jarak tempuh gue dari rumah ke kampus sebenernya nggak selama kalau siang, jadi kemungkinan jarak tempuh dari kampus ke rumah kalau malam 50 menit juga bisa kok karena jalur yang gue lewati udah sepi banget apalagi kalau udah di atas jam 9 dan weekday beuh... Diluar itu gue bawa motornya kan kayak naik awan kinton kalau udah malam, mungkin karena di temenin lagu-lagu Linkin Park juga kali yaaa wkwkwkwkwkwk.

Nah yang di atas tadi cerita di matkul tatap mukanya, sebenernya gue masih punya 3 matkul elearning selain yang di atas, mata kuliahnya itu antara lain :

  1. Hukum dan Etika Penyiaran (Senin) 19.30 – 22.00
  2. Etika dan Filsafat Komunikasi (Rabu) 19.30 – 22.00
  3. Media and Cultural studies (Kamis) 19.30 – 22.00

3 matkul elearning ini sudah cukup membuat gue belingsatan, karena sebenernya gue selalu merasa bahwa elearning itu hanyalah beban untuk gue. Gimana enggak? Saat lo sudah memulai aktivitas lain tiba-tiba lo masih harus mengerjakan elearning jugak? Gue bahkan sempet lupa ngerjain elearning Media and Cultural lho, jadi waktu itu gue inget belum ngerjain itu eleraning pas gue lagi di jalan untuk jenguk temen gue yang di rawat di fatmawati,  lo tahu apa yang gue rasa saat itu, panikkkkkkkkk…. Pas yang lain pada makan gue malah cek HP dan buka elearning, waktu terus berjalan mundur Dan gue belum ngerjain sama sekali, bahkan modulnya aja belum gue baca lantaran berbahasa inggris… anjrit, makanan gue tuh langsung hambar rasanya, nggak bisa untuk di telen kalau nggak di kunyah dulu *yaiyalah* pokoknya rasanya itu campur aduk deh, ada perasaan kayak, ya mereka kan nggak tahu gimana rasanya kalau nggak ngerjain, mereka kan nggak tahu rasanya kuliah di bayarin sama orangtua yang mana bebannya jauh lebih besar *curhat* alhasil pas jam 11an waktu gue sampe rumah gue langsung buka elearning, gue langsung kerjain dan gue juga langsung posting itu meski dalam keterangan waktunya tertulis keterlambatan posting lebih dari 3 menitan, hal ini gara-gara di jam 00.00  eleraning seketika ngeblank.

Gue nggak bisa ngebayangin rasanya jadi si Sulis yang elearningnya sampe 5… Iya si Sulis, dia eleraningnya ada 5 kayak balonnnnnnn. Gue sampe syok waktu tuh anak ngasih tahu KRSnya waktu selesai isi beberapa waktu lalu, “Sul ini seriusan? Nggak salah kan?” tanya gue kaget setelah liat kode EL di setiap matkul yang dia ambil….. aduh mak, itu mah bunuh diri kalau gue…. Gini…gini… gue aja ngerjain elearning itu selalu di akhir-akhir lho, gue kasih contoh matkul yang dosennya nggak pernah telat buat upload ya, misal Etika dan Filsafat, nah di jadwalnya itu kan hari rabu, otomatis forum dan quiz akan ditutup di hari selasa malam (1 minggu) kan, nah gue bisanya baru jawab forum dan quiz itu di selasa malam, paling cepat di hari minggu. Nggak ada dalam sejarah dosen upload di hari rabu dan di hari itu juga gue merespon… enggak ada!!!! Mungkin waktu semester-semester awal kuliah gitu yah, tapi kalau sekarang itu sudah menjadi satu *mikir lama* ketidakmungkinan. Soalnya kalau gue lihat-lihat lagi gue memang mengerjakan itu di akhir-akhir… gue sampe berpikir, kok gue gini banget sih? Sesulit itukah untuk buka elearning dan mengerjakan tugas dosen itu? Bisa sih tepat waktu, tapi males gitu…. Dan gue biasanya ngerjain elearning itu pasti malem bahkan pernah sampe ketiduran dan nggak ngerjain pada akhirnya wkwkwkwk.

Oke, kita akan membahas masalah elearning, untuk mata kuliah pertama, Hukum dan Etika Komunikasi… Nggak ada masalah sama matkul ini sebenarnya, terlebih karena ini matkul elearning. Jadi sama seperti matkul-matkul elearning pada umumnya, enggak menghadirkan banyak kesan. Tatap muka sama dosen itu kalau nggak salah 3x dalam satu semester (itu diluar UTS + UAS) dan selama asistensi itu gue belum pernah satu kalipun dateng…. Seriusan!!!! Dulu, waktu semester-semester sebelumnya gue paling rajin lho asistensi, selalu dateng meskipun harus berlomba-lomba dijalan menuju stasiun rawabuntu yang macet di jam-jam pulang kantor, naik kereta hingga ke kebayoran, disambung gojek, kadang hujan-hujanan. Pokoknya rajinlah. Meskipun salah satu dosen pernah bilang kalau asistensi ini nggak wajib buat mahasiswa tapi wajib buat dosen *kok?* itu nggak gue ambil pusing, yang penting gue dateng. Btw harusnya dulu gue tanya alasannya kwenwapwa itu cuma wajib buat dosen ya. Lupakan!!!!

Nah, untuk matkul ini gue emang nggak pernah dateng asistensi sama sekali, bahkan semester 6 ini gue nggak pernah hadir asistensi. Gue pikir ngapain gitu????? Jauh-jauh dari BSD ke Meruya naik kereta, eh yang dateng adakalanya nggak sampe 10 orang dan disana nggak sampe 1 jam, kan buang-buang waktu banget ya, belum lagi capek pulang kerja *ini waktu gue masih kerja* yaudah sejak itu gue nggak pernah dateng, hanya berusaha untuk jadi mahasiswa baik dengan tetap mengisi elearning wkwkwk. Tapi yang gue kesel dari matkul ini adalah, gue selalu nggak di absen meskipun gue udah isi forum dan quiz, kok aneh ya? Pernah yang lucu tuh gini, matkul ini kan jadwalnya senin tapi dosen yang bersangkutan postingnya selalu di akhir minggu kayak jumat or sabtu, nah waktu itu nih dosen posting forum di hari sabtu, karena kebetulan gue lagi di depan komputer jadilah hari itu juga gue kerjain tuh forum dan quiz, eh tahu-tahu gue malah nggak di absen…. waktu itu gue sempet bertanya-tanya, kok gue nggak di absen sih? Gue ngerjain paling awal lho, seenggaknya menjadi orang ke 3 yang menanggapi forumnya dosen tapi kok malah nggak di absen… Jangan-jangan ini karena gue yang dengan lancangnya minta tuh dosen juga menyertakan modul? Masa Cuma gara-gara itu? Wajarlah kalau mahasiswa minta dosen nyantumin modul kan sebagai landasan untuk mengisi forum? Tapi setelah tanya sana-sini ternyata memang nggak Cuma gue aja yang kayak gitu, beberapa temen gue dari matkul lain dan dengan dosen yang sama mengeluhkan hal yang juga sama, bahkan temen gue sempet bilang kalau dia pernah ngulang matkul nih dosen gara-gara absen dan semester ini terancam mengulang hal yang sama wkwkwkwk. Yang lain berkisah kalau ini hal  biasa, yang terpenting lo dateng aja ke dosen dengan screenshot bukti mengerjakan dan semuanya beres…. Iya sih beneran beres, tapi masak sih tiap mau UTS dan UAS gue bakal sibuk banget liatin forum dan quiz mana yang sudah di kerjain tapi nggak di absen dan mana yang gue memang nggak kerjain…. Nggak lucu kan ya??? Jadi seringnya pas menjelang UAS gue udah sibuk dengan HP dan kertas untuk mencatat semuanya.

Etika dan Filsafat Komunikasi, mata kuliah yang gue ambil berdasarkan kesadaran sendiri dan tanpa paksaan siapapun, please deh ah!!! *ketawa nggak jelas* di postingan sebelumnya gue sempet berkisah tentang tugas pengganti UAS yaitu review buku Geroge Orwell ya kan? Nah, diluar itu yang buat gue bener-bener nggak habis pikir itu tentang tugas kelompok, yep… bener banget, nih dosen seneng banget buat tugas kelompok, KPN tugas kelompok, Etika Filsafat juga tugas kelompok, gue rasa nih dosen suka berkelompok :P atau semacamnya ha ha ha, okay bercanda… maksudnya gini lho, kalau tatap muka wajar gitu karena ketemu tiap sabtu, nah kalau elearning, gimana? Bahkan ada kalanya dalam satu kelas aja kita nggak saling kenal, dan bahkan nih ya… waktu tatap muka pertama nih dosen aja (waktu pembagian kelompok) gue nggak dateng karena DBD alhasil gue minta Arfan untuk masukin gue ke dalam kelompoknya, kok bisa gue tahu Arfan sekelas sama gue? Iyaaaaaaaaaaaaaaaaaa bisaaaaaaaaaa, gue scroll down tuh forum sampe gue nemuin nama orang yang gue kenalllllllllllllll dan chat pribadi ke dia dan minta masukin nama gue dalam kelompoknya, padahal dulu di semester 3 gue sempet blacklist si Arfan dari tugas kelompok gue lantaran gak ada partisipasinya lho…. Dan hari itu, gue chat dia untuk memasukan gue ke dalam kelompoknya setelah sebelumnya dosen memberi tahu untuk masuk lantaran ada pembagian kelompok, nggak tahu malu ya gue???????????

Nah darisitulah kegaduhan dimulai dan gue merasa ini menjadi tambahan beban buat gue, gue harus buat video presentasi…. Tahu nggak??????????? Gue itu anti kamera banget, nggak pernah videoin diri gue, dan disitu gue harus upload video presentasi, dilihat teman sekelas dan mungkin dosen, dan….. yah itu beban banget, gue itu kayak menyeburkan diri gue ke got terus nari-nari di depan banyak orang, intinya gitu. Kalau Cuma sekedar tugas kelompok ya nggak apa-apa juga, tapi kalau harus presentasi dan videoin, sumpah itu beban terberat!!!!!!!!!!!!!!!!

Media and Cultural Studies, menurut gue dari 3 elearning cuma matkul ini yang nggak buat kepala gue pusing, materinya menarik, kita membahas masalah Gender dan Feminisme, Kekerasan Simbolik, Simeotik, apa lagi ya, Teori Dramaturgi, budaya popular, dan…. *lupa* pokoknya itulah. Dan untuk absensinya juga nggak bermasalah, sempet sih, tapi udah langsung di benerin sama dosennya pas gue mengadu *Cielah* pokoknya, ini satu-satunya elarning yang nggak buat kepala Halimah pecah dan meterinya paling Halimah suka….. Meski diluar itu gue juga suka materi di Etika Filsafat, tapi sayang dosen di Etika Filsafat nggak nyantumin modul, coba kalau nyantumin modul juga pasti gue bakal mengerti. Jadi selama ini lo nggak ngerti nani??????????? ENGGAKKKKKK!!!! Wkwkwkwk. Sebenernya ada modul dari dosen-dosen lain, tapi rasanya aneh gitu kalau lo di ajar dosen A terus lo bacanya modul dari dosen B. Ya kan??????? Enggak!!!!!!!!!!!!!! Oke, emang gue aja sih yang aneh.

Oke diluar mata kuliah - mata kuliah yang gue sebutkan diatas, mata kuliah yang sukses buat gue sakit kepala, untungnya di semester 6 ini adalah.... Gue punya temen-temen baru yeayyyyyyy.... Iya, setelah semester-semester lalu yang gue habisikan hanya dengan lingkaran yang itu-itu aja akhirnya di semester 6 ini gue ketemu temen-temen baru kayak Desi, bahkan tuh anak udah beberapa kali nginep ke rumah gue dan udah beberapa kali maksa gue nginep ke kosannya dan sering gue tolak pastinya *habis takut di perkosa si Eka wkwkwkwkwk* terus ada Stefany, Koko, Jihad, Fajar, Darma, Enggar, Agit, siapa lagi ya??? Intinya sih gue udah mulai mau untuk memulai percakapan sama orang, belajar untuk SKSD, dan yah, seenggaknya belajar untuk mau menyapa orang lebih dulu, akhirnyaaaaaaaaaaaaaaaaa.... Bahkan gue berhasil mengajak Sulis masuk dalam lingkaran baru ini, kalau Sulis sih sebenernya emang paling gampang buat bersosialisasi jadi nggak heran dia langsung bisa melebur meski baru ikut beberapa menit.... 

Bareng-bareng mereka semua hal itu jadi seru, seriusan!!!!!!! Adegan makan selepas kuliah itu jadi ajang buat menertawakan diri sendiri, menertawakan kebodohan sendiri. Obrolan kita jarang yang berbobot, bahkan topik pembahasan kita nggak jauh dari ngejulidin orang, ngomongin orientasi orang, ngomongin dosen, ngomongin tugas, terus balik ngomongin dosen, terus ngerumpi nggak jelas, nonton film, nungguin si Desi yang selesai kelas jam 9an, terus sibuk sama tugas masing-masing (kadang) jadi meski kita satu meja semuanya pada sibuk sama urusan masing-masing, sama tugas, layar laptop yang nampilin film Berlin I Love You *itu gue wkwkwkw* ada yang ngobrolin tugas, ada yang malam minggu masih sibuk sama urusan kerja (sulis) dan ada juga yang asyik pedekate *nggak harus disebutin kalo ini wkwkwk* ada yang tiduran kayak lagi di rumah nenek, mainin kucing, pokoknya hal-hal unfaedah lah.....

Menurut gue obrolan paling menarik adalah, ketika kita ngomongin orang dan orang itu ada didepan kita, kayak misalnya gimana gue, darma dan stefany ngomongin tentang kos-kosannya si Desi, hal ini dimulai karena gue ngajak masak-masak di kosannya Desi, habis itu si Darma langsung nolak lantaran dia ngerasa kosannya desi sempit terus ada di lantai paling atas dan tangganya kayak jurang, ini seriusan!!!! Pertama kali gue kekosannya si Desi gue sampe kaget perihal tuh tangga, si Desi yang udah terbiasa jalan dengan begitu cepetnya, sementara gue mati-matian untuk nggak ngeliat ke bawah dan terus berusaha untuk mepet ke tembokkkkkk.

"Des ini nggak ada pembatasnya?" *dikira buku*

"Yaudah sih nggak usah lebay"

dan setelahnya, pas gue turun tangga pas mau pulang gue itu keserimpet dan hampir jatoh.... Coba kalau gue jatoh, bisa bahayaaaaaaaaa..... Karena bakal langusng jatoh kebawah... kelantai 1. Parah kan?????
Awalnya gue kira cuma gue aja yang ngerasa itu tangga kayak jurang, ternyata stefany juga ngerasain hal yang sama.... Makanya dari situ tuh kalau ngomongin kos-kosannya desi pasti bakal ngakak, soalnya tangganya angker bangettttttttttt.... ibarat kata lo tuh ada di antara hidup dan mati disana, ih seremmmmm... nanti kalau gue main kekosannya lagi gue fotoin deh tangganya okeeeeeee...

Meski semester ini gue punya lingkaran baru, gue juga nggak lepas untuk kemana-mana cuma sama si sulis... jadi kemana-mana sama sulis lagi sulis lagi!!! Kayak kalau pas UAS misalnya, meski cuma untuk ketoilet aja kita kadang janjian lho, parah nggak? Bahkan kalau kita dateng di hari biasa untuk ketemu dosen kita juga selalu berdua. Karena kadang cuma sama dia gue bakal ngalamin hal-hal lucu, dan melakukan hal-hal yang juga nggak kalah absurd.... Kayak kejadian Senin kemarin, sumpah ini lucu banget.... Jadi waktu itu gue ketemuan sama dia di toilet biasa *panggilan kita untuk toilet ini* biasanya disana gue bakal nemenin dia dandan, bertukar gosip *karena toilet ini super sepi* terus gitulah... Nah di toilet itu kan cuma ada 2 bilik kan, 1 bilik terkunci rapat, sebelumnya gue liat memang ada ibu-ibu (kemungkinan) yang masuk ke tuh bilik, gue yang baru keluar dari bilik satunya langsung cuci tangan dan benerin kerudung, sulis lagi nanya "Nani UAS mata kuliah apa?" dan gue pas banget mau jawab ketika dari bilik itu bergema suara kentut yang super buesarrrrrrrrrrrrrrrrrrr, seketika gue sama sulis saling lirik di kaca besar di depan kita.... Sulis senyum-senyum "Nani UAS mata kuliah apa?" tanya dia lagi mengalihkan perhatian, sementara gue masih nggak bisa jawab karena kejadian tadi dan justru nahan tawa.... setelahnya, gue langsung lari keluar dan ngakak..... Sumpah gue ngakak beneran... Hal yang buat gue ngakak sebenernya bukan kentutnya, karena kita manusia dan kita selalu mengantongi gas itu kemana-mana. Tapi ini masalah gas itu keluar di saat terhening di toilet, di tambah adegan gue dan sulis tatap-tatapan dengan ekspresi paling dodol nah ini sebenernya yang kocak wkwkwkwkwk, dan pertanyaan sulis yang lebih dari 2x yang nggak bisa gue jawab lantaran gue nahan tawa, dan itu justru buat gue dan sulis ngakak... Karena setelah gue keluar, nggak lama sulis lari ngejar gue sambil ngakak jugaaaaaaakkkkkkkkkkkk dan mukul-mukul gue seolah ini salah gue.... Dan setelahnya toilet pun hening lagi, gue dan sulis akhirnya masuk lagi, dan entah apa yang dilakukan orang didalam sana... Pokoknya pas dia keluar, dia nggak menoleh ke gue dan sulis, sementara gue dan sulis berusaha untuk sibuk kembali dengan aktivitas kita di depan kaca wkwkwkwkwk, parah emang kitaaaaaa....

Pernah juga kejadian gue makan bubur ayam semangkok berdua sama sulis, yang lucu bukan makan semangkok berduanya, tapi ekspresi tuh tukang bubur yang ngeliatin gue dan sulis heran.... Awalnya gue cuek, sampe akhirnya ingatan gue kembali sama cerita si Stefany yang pernah di duga pacaran sama cewek sama abang ojek gara-gara si stefany belum mau naik ojek kalau ojek temennya belum nyampe, dan di jalan si abang bilang "itu pacarnya?" muka stefany langsung biruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu wkwkwkwkwk.

Gue kenal sama Sulis dari semester pertama, sering di persatukan dengan kelompok yang sama, beberapa semester isi KRS bareng, cuti bareng, banyak hal yang udah dilewatin bareng, ngelamar kerja bareng, saling back up untuk ngerjain e-learning kalau salah satu dari kita nggak bisa untuk ngerjain, berkomplot untuk bantu cairin kredit, apa lagi ya??????? Banyak deh, kalau di ceritain penuh nih blog sama cerita absurd gue, sulis dan el.

nah disemester 6 ini juga untuk pertama kalinya gue, el dan sulis itu nggak sekelas sama sekali. El ambil kelas pagi, gue pagi dan siang, sulis cuma ambil 1 matkul di jam 19.30, jadilah kita jarang ketemu. Di semester ini juga si sulis ini absennya bener-bener anjlok, gue justru nggak bermasalah sama sekali, dan el, gue justru nggak tahu sama sekali lantaran kita bener-bener nggak pernah ketemu, paling cuma chat dan itupun nggak pernah ngebahas masalah kuliah.... Waktu kemarin-kemarin sulis ngeluh gara-gara kemungkinan dia bakal ngulang 3 matkul di semester ini, wajar sih, lo bayangin aja dalam 1 matkul aja dia itu ada yang absen sampe 10x.

sulis : nan, besok gue ikut UAS nggak ya?

Gue  yang udah duga pembicaraannya bakal kemana langsung nanya "bolos berapa?"

Sulis : Sepuluh.

Gue : udah nggak usah... Udah nggak bakal lulus. *Temen macam apa sarannya kayak gini?*

yaiyalah, 10 kali nggak masuk coy, pertemuan itu ada 14, 1x UTS, 1x UAS, kalau di akumulasi 16 dan dia absen 10.... Bunuh diri itu namanya....







Dan, gue menunggu semester 7 datang.... Nggak sabar.... Kira-kira bakal sekelas sama siapa lagi yah nanti? Apakah masih ada mata kuliah-mata kuliah yang sama dengan komplotan diatas, dengan temen-temen seangkatan itu? atau?????????????? Ah, semester 7 nanti gue bakal ambil Bahasa Inggris 1 pada akhirnya, Kewirausahaan, Psikologi Komunikasi (lagi), Produksi Berita, apa lagi ya???????? Riset Komunikasi!!!! Ahhhhhh gue ambil riset, selangkah lagi berarti TA dongggggggggg.

Sunday, July 21, 2019

Drama di Balik Tugas Mereview Novel 1984 George Orwell (27/100)

Hallo Leute! Apa kabar? Baik kan? Alhamdulillah... Ngomong-ngomong tadi pagi gue udah posting lho *kibas-kibas rambut* soalnya tugas-tugas kuliah yang tumpang tindih, tambal sulam, apapun istilahnya itu sudah rampunggggggggg dong, akhirnyaaaaaaaaaa *nulis sambil berlinangan air Mata*

Semester 6 ini memang nggak bisa di prediksi, gue pikir selepas semua Mata Kuliah yang mengharuskan praktek selesai gue ambil di semester-semester sebelumnya gue akan bebas dari tugas *mimpi* tapi kenyataannya, itu semua hanyalah ekspektasi belaka. Tugas gue buanyak pake banget, bahkan di semester ini gue dapet tugas pengganti UAS yaitu, review buku. Harusnya lo seneng dong Ni? Gitu kata temen gue. Yaaaaaaaaa, gue seneng pake banget malah. Kalau boleh sujud syukur gue bakal sujud syukur di depan tuh dosen *bohong banget* dan bilang "ibu tuh keren, panutan aku bangetttttttzzzzzzzzzzzz pokoknya" percaya nggak gue bakal kayak gitu? Nggak yaaaaaaa ha ha ha.
Waktu selesai di sampul
Okay, Mata Kuliah yang mengharuskan review buku ini adalah Etika dan Filsafat Komunikasi, Mata kuliah yang gue ambil dengan kesadaran sendiri dan tanpa paksaan siapapun. Gue ambil Mata Kuliah Etika Filsafat ini karena gue berpikir ini bakal menarik, terlebih karena sejak SMP gue sudah akrab dengan kata-kata itu, bahkan dulu gue ini sempat mau kuliah filsafat lho *ngomong sambil bisik-bisik* lantaran gue udah tahu tentang Plato, Aristoteles, Socrates, Cumulonimbus *lho yang terakhir itu kan jenis awan*

Waktu awal gue ambil mata kuliah ini sebenernya gue harus memilih antara etika filsafat atau komunikasi politik, karena dua-duanya menurut gue menarik gitu... Tapi karena gue belom yakin ambil kompol ditambah gue juga mau elearning cukup 3 matkul aja jadilah gue pilih etika dan filsafat karena gue pikir "pasti kerennnnnnnnn". Setelah itu gue tanya temen-temen gue adakah diantara mereka yang ambil matkul ini, ternyataaaa enggak adaaaaaaaa. Temen-temen gue udah ambil di semester sebelumnya, jadilah gue terdampar di kelas ini tanpa ada satupun orang yang gue kenal, awalnya. Seiring berjalannya waktu ternyata ada orang-orang yang pernah sekelas sama gue kayak si Arfan, Kak Ayya, terus Dimas, dan beberapa anak lagi yang pernah sekelas di semester sebelumnya dan di semester itu tapi di matkul berbeda. Itu awal cerita gue terdampar di etika dan filsafat. Sekarang kita balik ke tugas mereview.

Jujur, kalau bukan ketemu sama dosen yang isi kelas ini di depan BNI mungkin gue bakal bernasib sama seperti temen gue yang tiba-tiba telephone gue pas hari H untuk nanya tugas, dan  kayak gue pas UTS kemarin waktu gue baca tugas di SSO H-1 dan itu cukup buat gue bener-bener mau mati kecekik *curhat*. Malam itu gue ketemu sama tuh dosen selepas kelas KPN *karena dosennya sama* waktu mau nyamperin sulis di BNI, pas papasan dia nanya apakah gue udah buka SSO? Jawaban gue sudah pasti. Belom bu. Terus akhirnya dosen ini bilang kalau dia udah upload kisi-kisi. Terus entah gimana ceritanya atau bagaimana akhir dari pertemuan itu, intinya di ingatan gue, gue udah hanyut sama sulis dan desi.

Sebenernya dosen di matkul ini tuh keren lho, maksud gue keren disini adalah, dia ini mengejar dengan.... *Bingung mau ngomong apa* Gimana ya? intinya gini, kayaknya dia itu tipikal dosen yang hafal sama mahasiswa-mahasiswanya, terus yang gue perhatiin dia ini orang yang memperhatikan detail dan sangat detail tentu saja, terus... Gue ngerasa, dia ini dosen yang bisa baca mahasiswa seperti dia membaca buku, mahasiswanya tuh kayak buku terbuka buat dia dan diluar itu dia punya memori otak yang kapasitasnya bukan lagi Giga atau Tera tapi tak terhinggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, jadinya dia bakal tau mahasiswa seperti ini orangnya gimana, yang gini gimana.... Dan dia mengingatnya dengan jelas. *Nyambung nggak sih?* Makannya agak takut-takut gitu kalau harus chat sama dia *ketahuan kan* tapi diluar itu gue sering ngomongin dia lho, tapi yang baik-baik kok, sumpah deh... Misalnya kayak ngomongin gimana gue merasa nih dosen pinter banget gituuuuu, mungkin karena dia dosen kali ya... Atau fakta bahwa, gue ini yang super begoooooooooooooooooookkkkkkkkk, kayaknya sih yang terakhir deh, jadinya ya begitulah.

Oiya, di pertemuan terakhir di kelas KPN sebenernya gue mau kasih nih dosen salah satu Novel gue yang belum di baca sebagai kenang-kenangan, tapi.... nggak jadi lantaran gue lagi bad mood sama temen gue, diluar itu gue juga takut dikira SKSD sama dosen. Eeeeh, gue masak berpikir kalau dia ini K-popers lho *bener nggak sih nulisnya?* seriusan!! Percaya nggak lo sama gue???? Percaya dongggggggg. Kok malah ngomongin dosen deh??? Maaf, kalau nulis tuh gue suka lincah banget... Oke kita balik lagi.

Jadi setelah gue ketemu sama tuh dosen di deket BNI, gue pun pergi ketempat gue membuat kegaduhan bareng sulis dan desi. Nah, waktu sulis sibuk sama absennya, desi sibuk sama WIXnya, darma + jihad dengan laptopnya, gue juga sibuk dengan SSO dan cek kisi-kisi UAS... Begini Bunyinya :






Apaaaaaaaaaaaa? Review buku George Orwell? Itu siapa???? Ini buku apa? Apa korelasinya sama etika dan filsafat Komunikasi? Apaaaa? Ini novel? Seriusan??? Beneran nggak nih? Begitulah reaksi gue waktu pertama kali baca instruksi sang dosen, dan setelahnya gue berselancar ke Tokopedia untuk cek buku itu, harganya cukup murah 35rb... Gue tahu jelas buku 35rb itu kayak gimana? KW!!!! Bodo amatlah... Akhirnyaaaaaaaaaa malam itu gue masukin keranjang, minggu gue order *karena baru inget* dan kamis bukunya baru sampe *karena gue pilih regular* *tarik nafas* lo tahu kenapa gue pilih pengiriman yang regular? Karena si dimas bilang sama gue kalau UAS etika filsafat itu tanggal 25, gue yang kebetulan nggak cek SIA percaya aja sama tuh anak, jadilah gue pilih pengiriman regular yang waktu kirimnya maks 4 hari, karena toh pikir gue tanggal 25 itu masih 2 minggu lagi, masih ada waktu seminggu lebih buat baca.

Eh ternyata ya, lo tahu? UAS matkul ini ternyata tanggal 17 cuy.... Jadi kamis buku nyampe rabu di minggu berikutnya udah harus dikumpulin. Panik dong gue. Malah tuh buku hampir 400 halaman, bahasanya super berat, terjemahannya buat otak gue kram, gue masih punya tanggung jawab untuk tugas KPN yang harus dikumpulin hari sabtu + makalah kuali... Tahu kan sekarang alasannya kenapa gue sering uring-uringan, kesel sama anak yang cuek dan ngandelin orang lain untuk tugas kelompok, karena tugas gue juga banyakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.... *Ngelempar batu*

Siang buku George Orwell sampek, malemnya langsung gue sampul tuh buku. Gue bawa kemana-mana untuk di baca. Harapan gue, rabu pagi gue udah menamatkan tuh buku sebelum akhirnya di review dan melanjutkan mengerjakan Bab 1 dan 3, karena Bab 2 sudah dikerjain di senin malam sepulang kuliah. Tapi sampai tuh tugas gue kumpulin gue cuma baca sampai halaman 99. Bagian dimana si Winston (tokoh utama di novel itu) tengah melihat foto orang yang dulu pernah di "puji-puji" Bung Besar namun berakhir dengan di uapkan, pokoknya begitulah. Intinya sih, Winston tuh lagi mencari-cari makna atas apa yang dia hadapi dengan dunianya itu. Jadi sebenernya review gue hanya bersumber dari 99 halaman yang sudah gue baca + sinopsis buku itu.

Jujur ya, butuh waktu berhari-hari untuk sampe ke halaman 99 tuh buku. Percaya atau nggak ini adalah buku pertama yang buat gue tidur pas bacaaaaaa, tidur tanpa terasa, seriusan... Jadi pas gue baca nih buku seketika gue ngantuk dan apa yang gue baca seolah mengembang dan beberapa saat kemudian gue pun udah bangun dari tidur!! Gue cerita ini ke si Stef, betapa beratnya buku ini buat gue, bahkan pagi ini gue sampe 2x tidur pas baca nih buku, sumpah lo boleh nggak percaya tapi ini beneran.... Jam 11 tadi Siang, gue baca lagi nih buku, belum sampe beberapa lembar gue tidur... Terus jam 2 Siang gue baca lagi nih buku dan lagi-lagi gue ketiduran sampe jam 4, padahal gue bacanya baru sampe nambah beberapa halaman. Nih ada tandanya.
Baru sampe 122 halaman
Gue ngerasa kayak? Ini buku apaan sih? Jujur ya, sebelum gue dapet tugas mereview buku ini, sebenernya gue tengah baca bukunya Mitch Albom, dan nggak ada masalah disana. Nggak ngantuk. Gue mudah meresapi. Gue nggak pernah ketiduran. Bahkan gue baca novel fantasi yang tebalnya 900 halaman lebih nggak sampe seminggu lho. Lah kok buku ini nggak bisa? Lho kenapa gue ketiduran terus? Pokoknya begitulah.

Tapi jujur, gue kepingin banget nyelesain buku ini. Gue kepingin banget tahu cerita ini lebih jauh, apa yang akan terjadi sama Winston, apa yang akan terjadi antara dia dan O'Brien, Mrs Parsons, terus tentang wanita yang kerja di bagian fiksi yang terus memperhatikan dia dengan rajam, dengan rekan kerjanya yang kerja di bagian kamus, tentang bung besar, kaum prol, kamar yang ada di lantai 2 toko barang antik itu. Jujur, gue memang udah baca review nya juga, tapi gue juga kepingin baca dan tahu sendiri apa yang ada di tuh buku doakan gue bisaaaaaaaaaaaaaa. Nanti kalau udah selesai gue bakal review di blog ini..... *Yaiyalah mau dimana lagi* dan tentunya akan melampirkan review pertama yang gue kumpulkan untuk tugas kemarin.

Gue jadi merasa bersalah tahu mereview buku itu asal-asalan, padahal itu buat nilai UAS gue.