Friday, May 20, 2016

Omongan berkuah manusia setengah dewa!


Hari ini gue akan menulis hal gak penting, tentang keresahan yang sampai saat ini belum pernah mendapatkan perhatian seorang temanpun untuk membahasnya. Terlebih jika mengingat gue yang memang gak punya banyak teman untuk diajak bicara perihal keresahan gue yang tak berujung ini. Gak mau nanya apa keresahan gue? *nanya visitors yang tengah khilaf mengunjungi blog gue* keresahan gue kali ini adalah tentang, PASANGAN.
Iya, apakah manusia itu harus menikah? Apakah manusia itu harus menjalani proses pacaran, senyum-senyum ketika mendapatkan pesan dari pacar, galau ketika ada masalah dengan pacar, nangis, berantem dijalan, cemburu, dan banyaaaaaak hal yang gak gue ngerti. Karena gue hanya bisa menyaksikan itu dengan penuh kebingungan… perasaan apa sih yang tengah melanda mereka yang dimabuk cinta?? Sebegitu pentingkah kabar satu sama lain? Atau sebegitu berhargakah moment ketika mereka berdua? Dan apa sih yang mereka omongin ketika mereka lagi berdua? Kenapa kok bisa asyik gitu yah???
“nani mah nanya mulu, makanya pacaran” itulah jawaban orang-orang kalo gue nanya perihal itu. gue gak perlu jawaban yang spesifik kok. Gue Cuma perlu gambaran atas pertanyaan gue, udah! Pernah gue berada di posisi dimana gue menjadi penonton orang yang lagi dimabuk cinta, waktu itu gue lagi ada perjalanan ke daerah dukuh atas dan ketika gue transit dari stasiun tanah abang menuju stasiun manggarai, gue 1 gerbong sama dua pasang muda-mudi yang tengah dilanda cinta, kalo dilihat dari muka-mukanya kemungkinan sih usianya gak jauh beda sama gue dan bahkan dibawah gue. Gerak-gerik mereka menandakan bahwa kisah-kasih mereka itu baru terjalin *liat bahasa gue hahahaha*, itu terlihat dari senyum malu-malu yang sesekali menghiasi bibir kedua pasang muda-mudi itu. Tau gak, apa perasaan gue kalo dihadapkan sama hal-hal kayak gitu?? Gue males ngeliatnya, mereka yang pacaran malah gue yang geli, seriusan!!! Meskipun pas dihadapkan dengan hal seperti itu gue lebih banyak senyum-senyum sendiri, ya daripada gue ngeliatin dengan muka jutek mending gue liat mereka dengan senyum-senyum, seenggaknya biar mereka sadar kalo mereka itu lagi dimana??? Tapi yang lucu kalo gue melihat mereka pegangan, “yaampun, kalian gak malu pegang-pegangan didepan banyak orang! kan di dalam gerbong itu bukan Cuma kalian aja, ada banyak orang yang usianya jauh lebih tua yang mungkin juga tengah geleng-geleng ngeliat kalian bergaya seperti itu ckckckckck” gak selaras banget sama suasana!!! Mungkin itu hanya gue aja yah yang merasa terganggu, soalnya gue kan emang gitu.
Ada banyak hal yang membuat gue selalu merasa terganggu, tapi seriusan, gue masih gak mengerti tentang makna pacaran itu sendiri. Mungkin kelak akan ada yang dengan berbaik hatinya menjelaskan itu ke anak kelas 5 SD ini biar lebih cerdas hahahahaha.

Tapi kawan, yang jadi permasalahan utama gue gak terletak pada kata pacaran aja. Melainkan tentang PASANGAN HIDUP. Entah, apa yang membuat gue berpikir begitu jauh, namun yang jelas, gue merasa bahwa setiap manusia itu pasti menikah, cepat atau lambat, harmonis atau tidak, romantic atau biasa saja, langgeng atau bercerai, ditinggalkan atau meninggalkan. Wow, gue semakin semangat untuk menulis postingan kali ini, gue semakin tertarik untuk membahasnya lebih jauh, terutama tentang bagaimana manusia terkadang dipertemukan dengan seorang yang salah dulu sebulum akhirnya di pertemukan dengan seorang yang tepat. Itu berarti, aka nada yang namanya perceraian, akan ada yang merasakan pahitnya penghianatan! Yah, akan ada pihak yang terluka!!
Dan terkadang, ketika mendengar kata-kata pernikahan hati gue seolah merespon itu dengan pertanyaan “apakah kelak gue juga akan menikah, seperti mereka? Apakah manusia itu harus menikah?” dan lo tau, ketika gue menyaksikan satu persatu rekan-rekan gue dan bahkan idola gue yang biasanya selalu tampil sendiri kini berstatus sebagai “Mrs” disitu baru gue yakin bahwa manusia itu pasti menikah. Tentang bagaimana rumah tangga mereka kedepannya, yak itu tergantung mereka! Bener gak sih? Nah, untuk masalah kegagalan itu gak pernah bisa dihindari kawan, buktinya angka perceraian tetap aja ada kan? Mereka yang sudah berjalan lama aja bisa berubah haluan, itu yang menjadi masalah! Dan pertanyaannya selain ketidak cocokan apa sih yang bisa jadi factor perceraian, orang ketiga? Oh yah? orang ketiga yah? kok bisa sih orang ketiga yang menjadi factor perceraian? *masih bingung*
Sekarang, gue sudah menjadi karyawan, dan sudah pasti lingkungan gue berbeda dengan yang disekolah dulu. Dimana kalau dulu, dari teman-teman sekalas gue mungkin hanya beberapa yang secara terang-terangan mengenalkan pacarnya atau bercerita perihal pacarnya sementara yang lainnya, diam. Entah diam karena gak ingin bercerita atau diam karena memang belum mau pacaran, tapi yang jelas, seenggaknya gue gak sendirian!! Nah di tempat kerja? Jelas beda, ada yang sudah merencanakan pernikahan, ada yang pengantin baru, ibu rumah tangga, dan ada juga yang gagal, karena seperti yang sudah gue bilang tadi, kadang manusia itu dipertemukan dengan seseorang yang tidak tepat terlebih dahulu sebelum akhirnya dipertemukan dengan yang tepat. Dan mereka yang gagal bukan berarti buruk, hanya saja pasangan itu belum baik untuk mereka Karena tuhan telah menyiapkan yang terbaik. Terbaik disini juga terbagi lagi. Kenapa terbagi?? Karena ketika seseorang itu telah gagal membina rumah tangga dan sudah memiliki buah hati, kini focusnya tentu berbeda. Jika dulu yang di cari adalah pasangan yang bisa menerima dia apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihan dirinya semata, kini ia harus mencari pasangan yang bisa menerima ia dan terutama buah hatinya tanpa kata TAPI. Kalo hanya dia yang bahagia dengan pernikahan, untuk apa? Kelak yang ada, anaknya akan punya persepsi sendiri tentang dirinya. Oke, gue gak mau bahas tentang ini, karena pembahasan gue tadi adalah tentang pasangan dan gue gak mau terlalu jauh.
Nah, beberapa waktu yang lalu gue itu sempat temu kangen dengan teman sekelas gue. Walaupun pulang kerja dan harus tancap gas kesana itu bukan masalah karena gue kangeeeeeeeeeeeeennnnnn…. Banyak hal yang kita bahas disana, mulai dari pekerjaan, cerita seputar gaji, dan tentunya kehidupan pribadi… yang semuanya tentu mengarah kearah PASANGAN. Gue bingung, apakah manusia itu harus menikah?? *ett nanya lagi ajah nih bocah?* masalahnya, gue belum pernah berpikir kearah sana dan masih belum mau *tarik nafas* untuk memikirkannya.
Gue : “gue pernah baca, kalo wanita itu gak diwajibin buat menikah”
Maryatun : “ettt, terus lo gak mau nikah??????”
-hening-
Gaes, kita baru lulus sekolah, please jangan ngebahas hal yang enggak-enggak….!!!! Focus kuliah ya, focus kerja jugakkkkk, jodoh itu udah ada yang mengatur… percaya deh, rencana Allah itu jauh lebih indah daripada lantunan lagu romantic yang dinyanyiin pacaaar lo yang baru bisa main gitar dengan kunci-kunci dasar *ngomong dengan tampang polos*

TUDUHAN MENYEDIHKAN…
“lo tauuuuuu, gue dikira LGBT sama temen-temen kerja gue” ungkap temen gue dengan suara yang hampir pecah. Gue kaget. Temen cowok gue kaget. Kita semua syok. Tapi seketika gue langsung ketawa ngakak…. Ya..ya..ya.. tenang kawan, lo enggak sendiri kok, ada gue… KARENA GUE BERNASIB SAMA KAYAK LO!!!!!!! *teriaaakkkkk dipinggir jalanan pondok petir sambil bawa-bawa kecrekkan*
Sumpah ini seriusan!!! Kesendirian gue dan temen gue ini ternyata membuat beberapa orang beranggapan bahwa gue ini adalah seorang penyuka sesama jenis, pertama, karena gue gak punya pacar. Kedua, karena gue cuek dan sebagai wanita gue gak suka dandan. Ketiga, dan menurut gue ini yang turut andil dengan tuduhan gila itu, yaitu dengan gaya rambut gue yang, yah gitu deh *gak mau bahas rambut* yang pada akhirnya membuat mereka mengambil kesimpulan bahwa gue adalah penyuka sesama jenis. Ini menyedihkan… sumpah demi apapun, gak ada lagi yang lebih menyedihkan selain tuduhan LGBT ini. Dulu, gue sempet syok dengan tuduhan itu, tapi pada akhirnya gue mencoba untuk bersikap biasa, toh mereka yang beranggapan kayak gitu kan gak kenal gue. Mereka hanya menilai gue dari sisi dimana menurut mereka gue pantas dianggap sebagai penyuka sesame jenis.
Gini, sekarang gue mau nanya? Apa aneh kalo ada orang yang belum pernah pacaran? Sampai akhirnya mudah banget ngeluarin kata-kata MAHOlah, inilah, itulah… tau gak, punya pasangan itu adalah hal yang mudah… tapi, untuk pasangan yang bersedia memperjuangkan lo? Yang bersedia menjaga lo sampai kapanpun? Atau mungkin yang bisa mengutamakan kepentingan lo daripada kepentingannya sendiri? Bisa jamin, dia udah tepat? Gaes, pasangan itu bukan yang hanya berakhir ditempat tidur aja *maaf kata-kata gue frontal* karena kalau begitu siapa aja bisa melakukannya!!
Someone : “ada yang cinta karena nafsu, ada yang cinta karena dia benar-benar cinta. Kalau ada wanita yang mau diajak tidur dengan laki-laki yang bukan muhrimnya itu menandakan bahwa wanita itu menyayangi pacarnya, ia berharap dengan dia mau tidur dengan pacarnya, pacarnya akan tanggung jawab. Tapi tidak dengan laki-laki, meski dia sudah punya 4 anak, kalo dia bilang dia gak cinta yak memang seperti itu kenyataannya. Makanya, hati-hati”
Kalo gue mau sambung-sambungin dengan tulisan yang ada diatas sana, mungkin, hal ini juga yang mengakibatkan adanya perceraian, adanya wanita kedua. Bukannya gue mau sok tahu atau sok pinter, tapi ini adalah keresahan yang selama ini menguasai gue, tentang pasangan.
Sumpah,… sumpah…. Sumpahhhh… entah apa yang buat gue berani nulis hal ini *gak percaya ternyata tulisan ini sudah ada 4 page*
Oke kita lanjut lagi, PASANGAN, ada yang mengartikan bahwa pasangan ini adalah tempat dimana lo bisa mencurahkan segala isi hati lo, Tempat dimana lo bisa berkeluh kesah dalam rindu yang membuncah *muntah nulisnya*, tempat yang akan memberikan lo perhatian lebih dan sebagainya. Tapi, terkadang gue suka bingung dengan seseorang yang memilih menjadi yang kedua. Maksud gue, kadang kita gak pernah tau bagaimana jalan hidup kita kedepannya, begitupun dengan perjalan kisah cinta, kita kan gak bisa mengharapkan yang baik-baik aja, buktinya ada kan yang bertahan sebagai wanita kedua demi untuk terus bersama dengan laki-laki pujaannya yang entah sampai kapan akan terus menggantungnya dalam ketidak pastian, yang akan membuatnya menua dalam penantian panjang yang belum tentu membawanya pada jenjang yang lebih serius.. gue pernah ngebahas ini sama temen gue, dia bilang “wanita kedua tentu akan lebih diutamakan ni, tapi, pada akhirnya seorang laki-laki akan memilih untuk melanjutkan hidupnya dengan wanita yang telah bersamanya dalam setiap keadaan, wanita yang telah ada saat dia bukan siapa-siapa sampai akhirnya menjadi seorang laki-laki sebenarnya, menjadi ayah” gue coba untuk meresapi omongannya, tapi gue gak berani untuk nanya karena gue beneran gak faham sama apa yang dia bahas. Yang pasti, gue syok denger pengalaman pribadi keluarganya, tentang tantenya (Adik mamanya) yang kini entah statusnya bagimana, kalau dibilang dia istri dari laki-laki itu enggak, kenapa? Karena meskipun mereka telah memiliki buah hati tapi sampai sekarang gak ada yang namanya pernikahan. Meskipun tantenya temen gue ini diutamakan, toh sampe sekarang dia gak mau untuk menceraikan istrinya, di sisi lain laki-laki itu jugak gak mau kalau tante temen gue itu pergi dari kehidupannya. Gak percaya kan lo???? Tapi itu kenyataan joooooooon, gue juga syok denger ceritanya!!!! *Sebelum nulis ini gue sempet izin sama temen gue dan dia gak masalah kalo tulisan ini gue publish*
Gue : sekarang gimana kak tante kakak masih sama dia?
Dia : masih. Dulu, waktu tante aku bilang kalo dia hamil sama laki-laki sialan itu aku sempet kecewa sama tante aku. Aku gak pernah mau ketemu sama dia, tiap kali ayah ngajak aku ke manado aku selalu ngelak dengan banyak pekerjaanlah, inilah, itulah. Siapa sih yang gak kecewa kalo liat tantenya kayak gitu, apalagi aku udah anggap tante aku itu pengganti mama buat aku.
Gue : terus, kapan kakak bisa “okelah, aku maafin”
Dia : panjang ceritanya, pastinya sih waktu laki-laki brengsek itu gak pernah dateng ke manado, akhirnya aku mutusin untuk dateng ke manado, waktu itu tante aku baru lahiran.
Gue : omaygot, kakak baru dateng pas tante kakak udah lahiran???
Dia : iyaaaa, aku cuma mau mastiin bahwa laki-laki itu gak akan pernah nikahin tante. Jujur, disanapun aku masih sempet yang,.. aku gak terima tante aku lahiran dalam keadaan gak ada suami… laki-laki brengsek itu, lupain tentang dia………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………. cerit itupun semakin berlanjut dan gue semakin terkejut…. Omagahhhh!!!!!!
Apakah ini yang dinamakan sebagai pasangan, apakah ini yang disebut kebahagiaan? Apakah ini yang di cari setiap orang? perkara yang gak gue ngerti dan sumpah belum gue fahami. Rumit. Jelibet. Gak ngerti. Bingung. Gak percaya.
Ituu sebabnya gue gak pernah mau ngebahas masalah-masalah yang masih jauh kedepannya, yah perihal pasangan tentunya. Kenapa? Sekarang sih masih manis, soalnya masih nyembunyiin sifat asli masing-masing, nah nanti kalo udah nikah baru kebongkar semua… yang manis berubah jadi bengis buktinya kan ada yang akhirnya bercerai lantaran KDRT. Gue pernah baca tulisan itu disalah satu blog idola gue, sumpah gue sampe bertanya-tanya “idola gue korban kdrt?” tapi gue tau, dia adalah wanita tegar buktinya dia mau berbagi di blog yang sifatnya itu umum perihal apa yang menyebabkan dia dan mantan suaminya berpisah ketika sebagian orang ingin menyembunyikan masa lalunya dari siapapun *stand aplaus*
I know, setiap orang memiliki kisahnya masing-masing. Sama halnya dengan gue. Kita semua tentu memiliki jalan yang berbeda untuk meraih apa yang kita mau kedepannya, akan ada banyak hal yang tak terduga menghampiri kehidupan kita. Perihal apapun itu, tapi pada akhirnya manusia memiliki kesempatan untuk memilih. Memilih mempertahankan keyakinannya atau tidak, memilih berbahagia atau tidak. Karena walau bagaimanapun, disetiap pilihan yang sulit ada kisah besar yang tersembunyi dibelakangnya, entah tawa bahagia atau sesuatu berupa air mata.
Tentang pasangan, itu adalah sebuah pilihan. Menjadi yang pertama dan satu-satunya, atau menjadi yang kedua dan terus disembunyikan.

Thanks udah mampir ke blog gue, jangan lupa untuk sholat taubat yah selesai baca-baca tulisan gue *peace*

Monday, May 16, 2016

CURHATAN SERIUS



Gue selalu bingung untuk mulai nulis dengan kalimat pembuka yang kayak gimana bahkan gue juga gak pernah tahu apakah judul dan isi tulisan gue itu nyambung atau gak, yang gue tahu setelah gue nulis panjang lebar barulah gue cari judul yang pas. *pas????* oke..oke.. gue emang gak bisa nentuin judul, gue selalu memakai judul yang asal-asalan karena gue gak ngerti harus kasih judul apa dengan isi cerita seperti A, alhasil yah gitulah. Gue gak ngerti, guru bahasa Indonesia SMP gue itu salah apa sampe akhirnya setiap kata-kata dari dia jarang banget gue implementasiin, apalagi dulu guru gue bilang kalo kita mau nulis cerita buatlah kerangkanya dulu, dan mulailah dari judul tapi lo liat sekarang?? Jangankan buat kerangka, nentuin judulnya diawal aja enggak-_- Padahal cita-cita mau jadi jurnalis sekaligus penulis buku udah tergantung di pohon pengharapan, tinggal usahanya aja untuk bisa wujudin itu kedalam bentuk yang lebih nyata lagi. Oh ayolah, kok malah curhat...
Gini *benerin posisi duduk* sekarang gue itu lagi seneng banget buat nulis di blog, lagi kepingin banget mengeluarkan segala unek-unek gue dalam bentuk tulisan, biar mereka para generasi baper yang berada dalam tulisan gue ini akhirnya tahu, bahwa gue yang buta teknologi sebenarnya jauh lebih baper dari mereka. Dan ini dampaknya bukan karena kemajuan teknologi, tapi karena gue yang tertinggal dengan perkembangan itu yang buat gue akhirnya termasuk dalam generasi baper masa kini, yang selalu berusaha untuk tertawa meskipun dalam hati sebeneranya tersimpan keinginan untuk mengakhiri segala bentuk kisah gila *gak nyambung abis*. Oke back to topic, beberapa minggu terakhir ini gue emang rajin banget buat cek blog gue, recview tulisan-tulisan gak jelas gue dan setelahnya berusaha untuk merangkai kata dalam bentuk tulisan yang indah, tapi seperti yang ngana semua tahu!! Tulisan gue itu justru jauh dari kata indah, melainkan abstrak. Gak bakat. Berusaha untuk lucupun yang ada malah garing banget udah kayak keripik baru digoreng. Disitulah kadang gue merasa bahwa, mungkin orang yang bekerja sebagai penulis atau bahkan jurnalis itu harus memiliki kreativitas yang tinggi. Gak kayak gue. Nulis sebaris aja ngapusnya berbaris-baris. Alhasil wordnya terus-terusan kosong dan gue sibuk garuk-garuk kepala yang gak gatel efek dari kebuntuan tak berujung sang pengharap ini *oalah bahasanya hahahaha*
Gue pernah beberapa kali berkunjung ke blognya anak pak jokowi, kaesang. Waktu jaman masih sekolah dulu, bahkan gue baca tulisan kaesang itu bareng nia sambil ketawa-ketawa. Gue kagum sama tulisannya yang bisa panjang banget dan menurut gue tulisannya itu mengalir, jelas, dan mudah untuk dimengerti. Sementara tulisan gue, udah panjang lebar gue jelasin tetiba di baris keberapa tulisan gue mulai menukik tajam dan jreeengggg…jreennng…ini yang gak gue suka… MELENCENG!!! Omagaahhhhh, gilaaaa…gilaaa…gilaaaaaa… *lompat-lompat greget* gak ada satupun hal yang bisa gue katakana selain, apakah gue ini punya bakat dalam hal menulis??? Padahal gue selalu bermimpi memiliki kecerdasan linguistic, gak apalah gak terlalu pinter di bidang hitung-hitungan yang terpenting adalah, gue bisa berbahasa yang baik dan benar. Bisa berpuitis-puitis romantic. Bisa nulis puisi indah sarat makna. Gak kayak sekarang. Tolong.  Mengapa tulisan gue gak pernah bisa dikatakan indah? Mengapa?? *coba mendramatisir kampungan*
Ahaaaaaa, gue inget sesuatu tentang bahasa dan mungkin ini akan menjadi jawaban gue, iya benar!!!
Gue berani taruhan kalo banyak anak yang gak terlalu tertarik  belajar bahasa Indonesia, bener gak sih? Waktu jaman masih SMP, gue menjadi salah satu dari segelintir anak-anak itu. Meskipun dipermukaan gue seolah tertarik dengan pelajaran yang satu itu, menurut nani SMP pelajaran bahasa Indonesia itu selalu bikin ngantuk dengan bahan bacaan yang lebih banyak dan bahasa yang agak ribet. Tapi, meskipun gue gak begitu suka, gue selalu mengikuti ritme mengajar guru gue tanpa kata protes dan yang ada gue selalu berusaha mengimplementasikan apa yang dikatakan guru bahasa gue dalam kehidupan sehari-hari *padahal Cuma satu doang yang diikutin*, kok bisa? Bisalah. Dikelas 2 gue udah sedikit menaruh hati sama pelajaran ini, begitu seterusnya sampe akhirnya pas duduk di bangku SMK gue mengalami fase dimana gue jatuh cinta sama pelajaran berbahasa ini. Alhasil, gue selalu tertarik untuk  bisa dapet angka 9 pada setiap ulangan. Dan itu gak pernah kesampean!!!! Semakin gue berusaha, nilai yang ada di rapot gue gak pernah jauh dari angka 7 padahal setiap ulangan gue udah berusaha semaksimal mungkin, tapi kok hasilnya mengecewakan sih??? oke, sejak hasil-hasil ulangan yang gak pernah sesuai dengak ekspektasi, akhirnya ada banyak hal yang mulai gue tinggalkan tentang nih pelajaran satu. Jika dulu gue selalu browsing mengenai bahasa Indonesia dengan begitu seringnya gue baca puisi-puisi, baca cerpen, dan nulis di kertas untuk bisa merangkai kata-kata, kini kegiatan itu sudah jarang gue lakuin. Gue udah jarang baca puisi, apalagi cerpen, dan bahkan kegiatan yang paling gue suka sekalipun seperti menulis udah mulai gue tinggalkan atas nama kejenuhan sama pelajaran yang gue suka tapi gak pernah kasih gue nilai yang bagus. What wrong gaessssss? Oke, kita tutup bab tentang bahasa Indonesia ini. Jujur gue gak mau terlalu lama meratapi kebodohan gue. Gue mau move on. Yup, sekarang gue berada dititik dimana gue kepingin curhat sama guru bahasa Indonesia, tepatnya kepingin diajarin untuk nulis yang baik dan benar, terstruktur gitu gaes, mmmm maksud daku sistematis. Gue mau ketika orang-orang baca tulisan gue mereka bisa menikmati racauan gue seenggaknya dengan bibir membentuk bulan sabit bukan dengan gaya gravitasi yang buat kedua bibir para visitors khilaf gue agak tertarik kebawah. Siapapun yang pernah berkunjung dan baca tulisan gue tentulah bakal menaruh kasihan sama gue “gilaaaaa, udah blognya sederhana banget, templatesnya aja hasil unduhan bukan kreativitas sendiri. Tulisan jugak gak mutu.” Mungkin itu tanggapan mereka mengenai blog dan tulisan gue, sumpaaaaaaaaaaaahhh itu sedih. Cukup. Gue mau perbaiki semua. Mungkin bukan dengan mengganti topic tulisan gue agar lebih berbobot, tentu enggak. Bagaimana bisa orang yang harusnya belajar banyak nulis ini mengganti tulisannya agar berbobot, yang ada nanti malah ngelantur kemana-mana kayak tulisan orang mabok. Yup orang mabok. Omagah, jangan-jangan postingan gue yang dulu-dulu gue buat dalam keadan mabok?? Ya…ya…ya…masuk akal.
Gamang. Sedih. Malu. Bego. Tolol. Gak punya bakat. Aahhhh, gue kepingin kayak bang Raditya Dika yang lucu itu, dan mau tulisan gue juga bisa semengalir tulisannya kaesang. Gak bagus gak masalah yang terpenting gue bisa mengadopsi gaya tulisan mereka, biar tulisan gue seenggaknya terarah. Gak kayak sekarang, harus ngalor-ngidul gak berarti dan akhirnya melenceng jauh dari topic pembicaraan. Seenggaknya, gue bisa menikmati masa-masa dimana visitors gue setiap harinya terus meningkat, gak kayak sekarang yang mana blog gue kayak blog mati gak berpenghuni. Penuh sarang laba-laba. Banyak debu. Dan terutama pengharapan berlebihan mengenai visitors yang gue tanamkan dalam-dalam itu ternyata tak memberi gue sesuatu yang bisa untuk dibanggakan. Omagah, kenapa sih gue ngeluh mulu, kenapa Cuma gara-gara blog doang gue semenderita monica susanti, tokoh utama dalam novel jodoh monic karya alberthiene endah. Sosok yang selalu buat gue ketawa-ketawa sendiri lantaran kisahnya yang lucu ditengah kepanikannya menunggu jodoh yang tak kunjung datang hahahah. Oke stop bicara masalah novelnya, sekarang yang terpenting adalah, bagaimana gue bisa menulis dengan baik dan tentunya membuat orang-orang khilaf yang mengunjungi blog gue ini terhibur dengan guyonan gue titik. Nah, sekarang pelajaran menulisnya akan kita mulai dari mana gaes? Gak tahu yak? sama gue jugak gak tahu *pasang tampang oon*
Gue mau flashback sebentar nih, dulu waktu gue duduk di bangku kelas XI gue dapet guru bahasa Indonesia yang enak banget, orangnya baik, lucu, puitis-puitis romantic gitu, dan omongannya itu kolaborasi antara sunda dan betawi, jadinya ya kocak. Selama gue sekolah, Cuma nih guru yang bisa buat pelajaran bahasa Indonesia itu begitu menyenangkan. Mulai dari cara penyampaiannya yang gak sekaku guru bahasa Indonesia pada umumnya, dan yang gue suka dari dia kita suka diskusi tentang tempat-tempat hunting buku murah, terus tanya-tanya tentang puisi. Pokoknya, tiap kali pelajaran bahasa Indonesia, semangat gue itu berubah drastic. Dari yang lemes jadi segar, dari yang bĂȘte jadi super lincah dan banyak tanya. Dan tebak apa yang paling gue suka??? Yang gue suka adalah berburu nilai bagus dari nih guru hehehehe. Tapi sayang waktu gue naik ke kelas XII nih guru pindah, dia Cuma ngajar gue Cuma di kelas XI. Padahal kalo dia masih ada, nih guru enak banget buat diajak diskusi. Finally, gue sampe di titik dimana gue jadi kangen sama masa-masa sekolah dulu nih gara-gara ngebahas bu heni. Kangen sama temen-temen gila gue yang selalu ngegombal bu heni, gak tau diri padahal usia anak bu heni itu seumuran sama kita hahahah. Pernah suatu waktu bu heni itu bilang “saya kalo liat kalian gini, jadi inget anak saya. Jangan-jangan disekolah dia sama kayak kalian yah” bedalah bu, anak-anak Multimedia Reguler 1 mah anaknya kan gesrek semua, jangankan kakak kelas, guru juga kalo cakep di gombalin *ngomong dalem hati hihihi*
Mungkin kalian semua banyak yang mau tau, kenapa sih gue sepercaya diri ini sampe berani sharing hal-hal gak penting ke blog yang sifatnya umum? Kenapa yah? mungkin karena gue selalu tertarik sama hal-hal yang berbau sastra dan terlebih karena gue punya keyakinan bahwa gue ini sebenernya punya kecerdasan linguistic..yah..yah..yah..meskipun gue tahu sampe sekarang ini belum ada pembuktian yang mengarah kesana…tapi sumpaaaaaaahhhh!! Gue yakin banget kalo gue itu punya bakat menulis, dan gue juga pasti bakal jadi penulis berbakat kayak andrea hirata, Sandra brown, Paulo Coelho, dony dhirgantoro, ilana tan atau mungkin tere liye… oke, plis jangan muntah….!!!!!!!! *lari cari kresek buat diri sendiri* gue tahu kalo tong kosong itu bunyinya nyaring dan gue gak mau kayak gitu, sumpah!!! Toh sekalipun gue bisa nulis gue gak bakalan ria, sekarang aja udah kebukti kalo gue ini orangnya gak sombong. Gak bisa nulis aja gak sombong apalagi kalo udah nulis, iya kan???
Eh kalian sadar gak?? Tulisan gue melenceng lho, hahahahahahaaa….

Ini sebenernya adalah blog pertama gue. Bisa lo bayangin anak yang lahir di pertengahan tahun 90an baru bisa main blogger pas duduk di bangku SMK, dari situ lo udah bisa nilai betapa gue ini terlalu gaptek untuk ukuran anak yang lahir beberapa tahun menjelang reformasi-_- itu gak seberapa, tapi gaptek gue ini ada nilai tambahnya jugak, selain gaptek gue juga gak pinter. Entah itu disebut nilai tambah atau justru nilai minus,. Okeh lupakan bab tentang menghujat dirinya, karena sebagai manusia kita seharusnya bersyukur atas apa yang telah tuhan ciptakan untuk umatnya, mungkin gue emang gak cerdas, gak bisa nulis + gaptek, tapi gue percaya dibalik itu semua ada banyak hal yang patut untuk disyukuri dan itu lebih dari cukup meskipun pada kenyataannya emang nggak cukup *geplak kepala pake balok*. Harapan gue, semoga one day blog yang sudah menjadi diary digital ini bisa memberikan manfaat, terlebih untuk secret admirer gue hahahahahaha *ketawa sambil guling-guling dipinggir sumur* yang saat ini mungkin tengah sibuk mencari tahu tentang gue via mesin pencarian google, hayo ngaku…. Gak usah sok misterius gitu kali, kalo kagum bilang aja kagum hahahahahah *ketawa sambil bawa-bawa boneka*
Oke gaes, sekarang, gue mau cari-cari tulisan gue dulu yah dikertas HVS jaman-jaman sekolah dul. Enggak tahu kenapa, tetiba kangen kepingin baca-baca tulisan jaman-jaman masih sekolah, nah nanti kalo ada yang gue temuin pasti bakal gue share… terimakasih udah nemenin gue cerita, mulai dari keluh kesah gue tentang tulisan gue yang gak pernah jelas sampe nostalgia tentang guru bahasa Indonesia gue yang super menyenangkan, yang sekarang entah berada dimana… mamanya hachi kali entah berada dimana hahahahaha…
Oke, thanks for your attention… see u…

Thursday, May 5, 2016

Nostalgia

 



Perkenalan memang tak selamanya mengantarkan manusia pada kekekalan,.
Buktinya tak ada kebersamaan yang bisa membawa manusia sampai titik kebahagiaan.

Ada saatnya nanti, satu diantara kita mundur perlahan dan menghilang.

Melupakan masa perkenalan dengan kehidupan yang ia pilih setelahnya..
Karena pada hakikatnya manusia itu memiliki pilihan untuk menentukan kehidupannya kelak.
Begitupun kita….

Tapi sebentar, izinkan aku mengingatkanmu tentang pertemuan…
Tentang kebersamaan dan makna persahabatan…
Bukankah dulu kita tak pernah saling mengenal?
Bukankah dulu kita tak pernah tahu satu sama lain?
Sampai akhirnya waktu membawa kita pada satu waktu yang menarik...
Kita mengenal…
Meskipun awalnya untuk bercakapun kita sungkan…
Hei, tapi bukankah kesungkanan itu yang membuat kita akhirnya saling menghormati…
Tidak ada kata-kata sarkastik yang menyakiti (RALAT, ada memang, tapi kita tak pernah saling sakit hati, setidaknya itulah kita)
Atau racauan tak bermoral yang keluar dari sesuatu yang tak bertulang itu…
Kita saling memperhatikan meski dalam kebisuan…
Seiring mata yang terus mengikuti gerakmu yang apik meski terkadang sedikit mengusik…

Yah begitulah persahabatan dalam pandanganku akan sosokmu…
Yang semua terekam jelas dalam nostalgia sore bersama secangkir kopi hangat…
Kopi yang ku buat dengan sedikit gula, sebagai gambaran kepahitanku dalam mengenangmu…
Yang entah sampai kapan akan menjadi teman bermain dalam alam bawah sadarku.
Teman yang selalu menjaga hati… perasaan… dari segala prasangka…
Yang semua, sekali lagi tak pernah ada dalam waktu mendatangku…
Melainkan, nostalgia…
Entah ketika gerimis hadir,
Senja menjelang,
Atau pagi menyingsing…. Karena bagiku, cerita masa silam selalu hadir disaat gamang menyergap, dan hati lelah untuk berharap…
Dan disaat itulah ia hadir sebagai pengingat, bahwa bagaimanapun kita pernah bersama dalam satu kata NOSTALGIA.