Hari ini gue akan menulis hal gak penting, tentang keresahan yang sampai saat ini belum pernah mendapatkan perhatian seorang temanpun untuk membahasnya. Terlebih jika mengingat gue yang memang gak punya banyak teman untuk diajak bicara perihal keresahan gue yang tak berujung ini. Gak mau nanya apa keresahan gue? *nanya visitors yang tengah khilaf mengunjungi blog gue* keresahan gue kali ini adalah tentang, PASANGAN.
Iya, apakah manusia itu harus menikah? Apakah manusia
itu harus menjalani proses pacaran, senyum-senyum ketika mendapatkan pesan dari
pacar, galau ketika ada masalah dengan pacar, nangis, berantem dijalan,
cemburu, dan banyaaaaaak hal yang gak gue ngerti. Karena gue hanya bisa
menyaksikan itu dengan penuh kebingungan… perasaan apa sih yang tengah melanda
mereka yang dimabuk cinta?? Sebegitu pentingkah kabar satu sama lain? Atau
sebegitu berhargakah moment ketika mereka berdua? Dan apa sih yang mereka
omongin ketika mereka lagi berdua? Kenapa kok bisa asyik gitu yah???
“nani mah nanya mulu, makanya pacaran” itulah jawaban
orang-orang kalo gue nanya perihal itu. gue gak perlu jawaban yang spesifik
kok. Gue Cuma perlu gambaran atas pertanyaan gue, udah! Pernah gue berada di
posisi dimana gue menjadi penonton orang yang lagi dimabuk cinta, waktu itu gue
lagi ada perjalanan ke daerah dukuh atas dan ketika gue transit dari stasiun
tanah abang menuju stasiun manggarai, gue 1 gerbong sama dua pasang muda-mudi
yang tengah dilanda cinta, kalo dilihat dari muka-mukanya kemungkinan sih
usianya gak jauh beda sama gue dan bahkan dibawah gue. Gerak-gerik mereka
menandakan bahwa kisah-kasih mereka itu baru terjalin *liat bahasa gue
hahahaha*, itu terlihat dari senyum malu-malu yang sesekali menghiasi bibir
kedua pasang muda-mudi itu. Tau gak, apa perasaan gue kalo dihadapkan sama
hal-hal kayak gitu?? Gue males ngeliatnya, mereka yang pacaran malah gue yang
geli, seriusan!!! Meskipun pas dihadapkan dengan hal seperti itu gue lebih
banyak senyum-senyum sendiri, ya daripada gue ngeliatin dengan muka jutek mending
gue liat mereka dengan senyum-senyum, seenggaknya biar mereka sadar kalo mereka
itu lagi dimana??? Tapi yang lucu kalo gue melihat mereka pegangan, “yaampun,
kalian gak malu pegang-pegangan didepan banyak orang! kan di dalam gerbong itu
bukan Cuma kalian aja, ada banyak orang yang usianya jauh lebih tua yang
mungkin juga tengah geleng-geleng ngeliat kalian bergaya seperti itu ckckckckck”
gak selaras banget sama suasana!!! Mungkin itu hanya gue aja yah yang merasa
terganggu, soalnya gue kan emang gitu.
Ada banyak hal yang membuat gue selalu merasa
terganggu, tapi seriusan, gue masih gak mengerti tentang makna pacaran itu
sendiri. Mungkin kelak akan ada yang dengan berbaik hatinya menjelaskan itu ke
anak kelas 5 SD ini biar lebih cerdas hahahahaha.
Tapi kawan, yang jadi permasalahan utama gue gak
terletak pada kata pacaran aja. Melainkan tentang PASANGAN HIDUP. Entah, apa
yang membuat gue berpikir begitu jauh, namun yang jelas, gue merasa bahwa
setiap manusia itu pasti menikah, cepat atau lambat, harmonis atau tidak,
romantic atau biasa saja, langgeng atau bercerai, ditinggalkan atau
meninggalkan. Wow, gue semakin semangat untuk menulis postingan kali ini, gue
semakin tertarik untuk membahasnya lebih jauh, terutama tentang bagaimana
manusia terkadang dipertemukan dengan seorang yang salah dulu sebulum akhirnya
di pertemukan dengan seorang yang tepat. Itu berarti, aka nada yang namanya
perceraian, akan ada yang merasakan pahitnya penghianatan! Yah, akan ada pihak
yang terluka!!
Dan terkadang, ketika mendengar kata-kata pernikahan
hati gue seolah merespon itu dengan pertanyaan “apakah kelak gue juga akan
menikah, seperti mereka? Apakah manusia itu harus menikah?” dan lo tau, ketika
gue menyaksikan satu persatu rekan-rekan gue dan bahkan idola gue yang biasanya
selalu tampil sendiri kini berstatus sebagai “Mrs” disitu baru gue yakin bahwa
manusia itu pasti menikah. Tentang bagaimana rumah tangga mereka kedepannya,
yak itu tergantung mereka! Bener gak sih? Nah, untuk masalah kegagalan itu gak
pernah bisa dihindari kawan, buktinya angka perceraian tetap aja ada kan?
Mereka yang sudah berjalan lama aja bisa berubah haluan, itu yang menjadi
masalah! Dan pertanyaannya selain ketidak cocokan apa sih yang bisa jadi factor
perceraian, orang ketiga? Oh yah? orang ketiga yah? kok bisa sih orang ketiga
yang menjadi factor perceraian? *masih bingung*
Sekarang, gue sudah menjadi karyawan, dan sudah pasti
lingkungan gue berbeda dengan yang disekolah dulu. Dimana kalau dulu, dari
teman-teman sekalas gue mungkin hanya beberapa yang secara terang-terangan
mengenalkan pacarnya atau bercerita perihal pacarnya sementara yang lainnya,
diam. Entah diam karena gak ingin bercerita atau diam karena memang belum mau
pacaran, tapi yang jelas, seenggaknya gue gak sendirian!! Nah di tempat kerja?
Jelas beda, ada yang sudah merencanakan pernikahan, ada yang pengantin baru,
ibu rumah tangga, dan ada juga yang gagal, karena seperti yang sudah gue bilang
tadi, kadang manusia itu dipertemukan dengan seseorang yang tidak tepat terlebih
dahulu sebelum akhirnya dipertemukan dengan yang tepat. Dan mereka yang gagal
bukan berarti buruk, hanya saja pasangan itu belum baik untuk mereka Karena
tuhan telah menyiapkan yang terbaik. Terbaik disini juga terbagi lagi. Kenapa
terbagi?? Karena ketika seseorang itu telah gagal membina rumah tangga dan
sudah memiliki buah hati, kini focusnya tentu berbeda. Jika dulu yang di cari
adalah pasangan yang bisa menerima dia apa adanya dengan segala kekurangan dan
kelebihan dirinya semata, kini ia harus mencari pasangan yang bisa menerima ia
dan terutama buah hatinya tanpa kata TAPI. Kalo hanya dia yang bahagia dengan
pernikahan, untuk apa? Kelak yang ada, anaknya akan punya persepsi sendiri
tentang dirinya. Oke, gue gak mau bahas tentang ini, karena pembahasan gue tadi
adalah tentang pasangan dan gue gak mau terlalu jauh.
Nah, beberapa waktu yang lalu gue itu sempat temu
kangen dengan teman sekelas gue. Walaupun pulang kerja dan harus tancap gas
kesana itu bukan masalah karena gue kangeeeeeeeeeeeeennnnnn…. Banyak hal yang
kita bahas disana, mulai dari pekerjaan, cerita seputar gaji, dan tentunya
kehidupan pribadi… yang semuanya tentu mengarah kearah PASANGAN. Gue bingung,
apakah manusia itu harus menikah?? *ett nanya lagi ajah nih bocah?* masalahnya,
gue belum pernah berpikir kearah sana dan masih belum mau *tarik nafas* untuk
memikirkannya.
Gue : “gue pernah baca, kalo wanita itu gak diwajibin
buat menikah”
Maryatun : “ettt, terus lo gak mau nikah??????”
-hening-
Gaes, kita baru lulus sekolah, please jangan ngebahas
hal yang enggak-enggak….!!!! Focus kuliah ya, focus kerja jugakkkkk, jodoh itu
udah ada yang mengatur… percaya deh, rencana Allah itu jauh lebih indah
daripada lantunan lagu romantic yang dinyanyiin pacaaar lo yang baru bisa main
gitar dengan kunci-kunci dasar *ngomong dengan tampang polos*
TUDUHAN MENYEDIHKAN…
“lo tauuuuuu, gue dikira LGBT sama temen-temen kerja
gue” ungkap temen gue dengan suara yang hampir pecah. Gue kaget. Temen cowok
gue kaget. Kita semua syok. Tapi seketika gue langsung ketawa ngakak….
Ya..ya..ya.. tenang kawan, lo enggak sendiri kok, ada gue… KARENA GUE BERNASIB
SAMA KAYAK LO!!!!!!! *teriaaakkkkk dipinggir jalanan pondok petir sambil
bawa-bawa kecrekkan*
Sumpah ini seriusan!!! Kesendirian gue dan temen gue
ini ternyata membuat beberapa orang beranggapan bahwa gue ini adalah seorang
penyuka sesama jenis, pertama, karena gue gak punya pacar. Kedua, karena gue
cuek dan sebagai wanita gue gak suka dandan. Ketiga, dan menurut gue ini yang
turut andil dengan tuduhan gila itu, yaitu dengan gaya rambut gue yang, yah
gitu deh *gak mau bahas rambut* yang pada akhirnya membuat mereka mengambil
kesimpulan bahwa gue adalah penyuka sesama jenis. Ini menyedihkan… sumpah demi
apapun, gak ada lagi yang lebih menyedihkan selain tuduhan LGBT ini. Dulu, gue
sempet syok dengan tuduhan itu, tapi pada akhirnya gue mencoba untuk bersikap
biasa, toh mereka yang beranggapan kayak gitu kan gak kenal gue. Mereka hanya
menilai gue dari sisi dimana menurut mereka gue pantas dianggap sebagai penyuka
sesame jenis.
Gini, sekarang gue mau nanya? Apa aneh kalo ada orang
yang belum pernah pacaran? Sampai akhirnya mudah banget ngeluarin kata-kata
MAHOlah, inilah, itulah… tau gak, punya pasangan itu adalah hal yang mudah…
tapi, untuk pasangan yang bersedia memperjuangkan lo? Yang bersedia menjaga lo
sampai kapanpun? Atau mungkin yang bisa mengutamakan kepentingan lo daripada
kepentingannya sendiri? Bisa jamin, dia udah tepat? Gaes, pasangan itu bukan
yang hanya berakhir ditempat tidur aja *maaf kata-kata gue frontal* karena
kalau begitu siapa aja bisa melakukannya!!
Someone : “ada yang cinta karena nafsu, ada yang cinta
karena dia benar-benar cinta. Kalau ada wanita yang mau diajak tidur dengan
laki-laki yang bukan muhrimnya itu menandakan bahwa wanita itu menyayangi
pacarnya, ia berharap dengan dia mau tidur dengan pacarnya, pacarnya akan
tanggung jawab. Tapi tidak dengan laki-laki, meski dia sudah punya 4 anak, kalo
dia bilang dia gak cinta yak memang seperti itu kenyataannya. Makanya, hati-hati”
Kalo gue mau sambung-sambungin dengan tulisan yang ada
diatas sana, mungkin, hal ini juga yang mengakibatkan adanya perceraian, adanya
wanita kedua. Bukannya gue mau sok tahu atau sok pinter, tapi ini adalah
keresahan yang selama ini menguasai gue, tentang pasangan.
Sumpah,… sumpah…. Sumpahhhh… entah apa yang buat gue
berani nulis hal ini *gak percaya ternyata tulisan ini sudah ada 4 page*
Oke kita lanjut lagi, PASANGAN, ada yang mengartikan
bahwa pasangan ini adalah tempat dimana lo bisa mencurahkan segala isi hati lo,
Tempat dimana lo bisa berkeluh kesah dalam rindu yang membuncah *muntah
nulisnya*, tempat yang akan memberikan lo perhatian lebih dan sebagainya. Tapi,
terkadang gue suka bingung dengan seseorang yang memilih menjadi yang kedua.
Maksud gue, kadang kita gak pernah tau bagaimana jalan hidup kita kedepannya,
begitupun dengan perjalan kisah cinta, kita kan gak bisa mengharapkan yang
baik-baik aja, buktinya ada kan yang bertahan sebagai wanita kedua demi untuk
terus bersama dengan laki-laki pujaannya yang entah sampai kapan akan terus
menggantungnya dalam ketidak pastian, yang akan membuatnya menua dalam
penantian panjang yang belum tentu membawanya pada jenjang yang lebih serius..
gue pernah ngebahas ini sama temen gue, dia bilang “wanita kedua tentu akan
lebih diutamakan ni, tapi, pada akhirnya seorang laki-laki akan memilih untuk
melanjutkan hidupnya dengan wanita yang telah bersamanya dalam setiap keadaan,
wanita yang telah ada saat dia bukan siapa-siapa sampai akhirnya menjadi
seorang laki-laki sebenarnya, menjadi ayah” gue coba untuk meresapi omongannya,
tapi gue gak berani untuk nanya karena gue beneran gak faham sama apa yang dia
bahas. Yang pasti, gue syok denger pengalaman pribadi keluarganya, tentang
tantenya (Adik mamanya) yang kini entah statusnya bagimana, kalau dibilang dia
istri dari laki-laki itu enggak, kenapa? Karena meskipun mereka telah memiliki
buah hati tapi sampai sekarang gak ada yang namanya pernikahan. Meskipun
tantenya temen gue ini diutamakan, toh sampe sekarang dia gak mau untuk
menceraikan istrinya, di sisi lain laki-laki itu jugak gak mau kalau tante
temen gue itu pergi dari kehidupannya. Gak percaya kan lo???? Tapi itu
kenyataan joooooooon, gue juga syok denger ceritanya!!!! *Sebelum nulis ini gue
sempet izin sama temen gue dan dia gak masalah kalo tulisan ini gue publish*
Gue : sekarang gimana kak tante kakak masih sama dia?
Dia : masih. Dulu, waktu tante aku bilang kalo dia
hamil sama laki-laki sialan itu aku sempet kecewa sama tante aku. Aku gak
pernah mau ketemu sama dia, tiap kali ayah ngajak aku ke manado aku selalu
ngelak dengan banyak pekerjaanlah, inilah, itulah. Siapa sih yang gak kecewa
kalo liat tantenya kayak gitu, apalagi aku udah anggap tante aku itu pengganti
mama buat aku.
Gue : terus, kapan kakak bisa “okelah, aku maafin”
Dia : panjang ceritanya, pastinya sih waktu laki-laki
brengsek itu gak pernah dateng ke manado, akhirnya aku mutusin untuk dateng ke
manado, waktu itu tante aku baru lahiran.
Gue : omaygot, kakak baru dateng pas tante kakak udah
lahiran???
Dia : iyaaaa, aku cuma mau mastiin bahwa laki-laki itu
gak akan pernah nikahin tante. Jujur, disanapun aku masih sempet yang,.. aku
gak terima tante aku lahiran dalam keadaan gak ada suami… laki-laki brengsek
itu, lupain tentang dia………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
cerit itupun semakin berlanjut dan gue semakin terkejut…. Omagahhhh!!!!!!
Apakah ini yang dinamakan sebagai pasangan, apakah ini
yang disebut kebahagiaan? Apakah ini yang di cari setiap orang? perkara yang
gak gue ngerti dan sumpah belum gue fahami. Rumit. Jelibet. Gak ngerti.
Bingung. Gak percaya.
Ituu sebabnya gue gak pernah mau ngebahas
masalah-masalah yang masih jauh kedepannya, yah perihal pasangan tentunya.
Kenapa? Sekarang sih masih manis, soalnya masih nyembunyiin sifat asli
masing-masing, nah nanti kalo udah nikah baru kebongkar semua… yang manis
berubah jadi bengis buktinya kan ada yang akhirnya bercerai lantaran KDRT. Gue
pernah baca tulisan itu disalah satu blog idola gue, sumpah gue sampe
bertanya-tanya “idola gue korban kdrt?” tapi gue tau, dia adalah wanita tegar
buktinya dia mau berbagi di blog yang sifatnya itu umum perihal apa yang
menyebabkan dia dan mantan suaminya berpisah ketika sebagian orang ingin
menyembunyikan masa lalunya dari siapapun *stand aplaus*
I know, setiap orang memiliki kisahnya masing-masing. Sama
halnya dengan gue. Kita semua tentu memiliki jalan yang berbeda untuk meraih
apa yang kita mau kedepannya, akan ada banyak hal yang tak terduga menghampiri
kehidupan kita. Perihal apapun itu, tapi pada akhirnya manusia memiliki
kesempatan untuk memilih. Memilih mempertahankan keyakinannya atau tidak,
memilih berbahagia atau tidak. Karena walau bagaimanapun, disetiap pilihan yang
sulit ada kisah besar yang tersembunyi dibelakangnya, entah tawa bahagia atau
sesuatu berupa air mata.
Tentang pasangan, itu adalah sebuah pilihan. Menjadi yang
pertama dan satu-satunya, atau menjadi yang kedua dan terus disembunyikan.
Thanks udah mampir ke blog gue, jangan lupa untuk
sholat taubat yah selesai baca-baca tulisan gue *peace*