Foto oleh Garon Piceli dari Pexels |
Tuesday, December 22, 2020
Kulipat cerita kita
Sunday, December 6, 2020
6 jam
Foto oleh Alexandro David dari Pexels |
Ini
cerita yang ku tulis tentang senja, dimana dalam putih kertas yang terukir pena
hitam itu tertuang kagumku pada matahari tenggelam di barat rumah, merah jingga
yang menyala dan perlahan menggelap tak lupa ku tulis dalam ceritaku disana.
Sebagai narasi tuk kagumku pada waktu terbaik sepanjang hari, dimana matahari
tenggelam tuk menutup cerita panjangku hari ini.
Tapi
hey.... ini belum selesai. PR ku masih banyak. Aku masih punya cerita untuk di
bahas denganmu. Lagipula ceritaku tentang senja tak bisa ku ceritakan padamu
saat ini. Mungkin akan ku kirim nanti malam, 6 jam lagi. mungkin akan ku kirim
dini hari, saat kokok ayam sudah mulai terdengar dimana-mana dan pengeras suara
masjid sudah mulai mengumandangkan murottal. Dan saat itu..., kita sudah lincah
menceritakan banyak hal. Meski saat kukatakan "kemarin" kamu masih
bilang "hari ini."
Ceritaku
tentang senja selalu bisa menunggu. Tak mengapa, begitu pikirku dulu.... tapi
tunggu, 6 jam?
Aku
terpekur memandang layar handphone, 6
jam!
Saat
aku sudah mengisi perut di tengah hari dan hendak berkisah tentang demo hari
ini, di ujung sana mungkin kamu masih belum membuka mata dan tak tahu apakah diluar
akan cerah atau tidak.
Saat
aku sudah begitu lelah dengan hari panjang yang ku lalui, kamu mungkin baru
menyentuh makan siangmu dan baru hendak mengabariku tentang menumu hari ini.
Hhhm, tak masalah senjaku menunggu selama itu. Biar ku simpan rapi ceritaku di balik bantal. Ku biarkan senjaku selalu ada di dekatku dan berada persis di bawah kepalaku. Ku raih kapanpun saat kau memintanya untuk ku ceritakan.
Monday, November 23, 2020
Pertanyaanku Tentang Cinta
Apakah cinta itu, saat seseorang bisa menangis untuk orang lain yang bahkan belum pernah ditemuinya?
Apakah
cinta itu, saat seseorang bisa cemburu untuk orang lain yang bahkan tidak
dimilikinya?
Apakah
cinta itu, saat seseorang mengharapkan lebih atas seseorang yang bahkan tidak
ia ketahui hatinya untuk siapa?
Apakah
cinta itu, sesuatu yang bisa membuat seseorang bahagia sekaligus sedih di waktu
yang sama?
Itu
kah cinta?
Itukah
persaan yang di alami setiap orang?
Itu
kah cinta?
Itukah legenda yang bisa membuat orang lupa dengan banyak hal, cinta?
Jakarta,
23 November 2020.
Sunday, November 22, 2020
Dia lagi bercanda
Hidup ini ternyata kayak gini ya, penuh hal-hal yang nggak bisa keduga. Banyak warna. Banyak rasa. Bahkan karena saking nggak terduganya kita bisa senang sekaligus sedih dalam satu hari yang sama. Seolah nggak ada batasan "oke hari ini dia bahagia, besok aja dikasih sedihnya" nggak bisa gitu ternyata. Dan yeah, harusnya memang gue nggak ngomongin beginian, apalagi dengan fakta bahwa memang seperti inilah hidup. Seperti inilah siklus kehidupan yang kita jalani.
Well, gue jadi inget deskripsi di novel Selasa Bersama Morrie karya Mitch Albom, hidup terasa berhenti berputar untuk Morrie saat dia divonis ALS, tapi saat ia melihat sekeliling, orang-orang masih dengan kehidupan mereka dan nggak ada yang merasakan kesedihan Morrie saat itu. Sama persis saat Alice dalam film Still Alice yang berpikir sama saat ia divonis Alzheimer dini. Hidup di sekeliling mereka nggak berubah, orang masih dengan dunianya. Masih dengan cerita hidupnya. Dan yah, seperti itulah...
Saat kita mungkin nangis semalaman di dalam kamar, tetangga di samping mungkin lagi seneng banget karena baru gajian dan dapet bonus besar dari atasan, saat yang lain kecewa karena ditunda wisuda orang lain mungkin tengah bahagia karena dapet beasiswa full untuk S2.
Ah, hidup. Penuh dengan hal-hal nggak terduga. Nggak terduga bahwa ternyata orang yang nggak pernah jatuh cinta tiba-tiba ngalamin perasaan galau karena orang yang lagi disukai ternyata suka sama orang lain wkwk. Terus nangis-nangis karena nggak percaya kalau dia bisa ngalamin hal yang malu-maluin gitu. Tapi masih tetep berharap kalau Tuhan lagi main-main, terus kasih kejutan nggak keduga di depannya. Mungkin kayak cerita cinta di novel-novel romansa yang akhirnya happy ending, tauk-tauk beberapa tahun ke depan malah jodoh, nikah, terus hidup bareng sampe tua dan masing-masing pergi dari kehidupan yang penuh hal nggak terduga ini.
*Tarik nafas dalam*
Hal-hal nggak terduga juga pernah hinggap di gue, tapi gue merasa ini lebih ke law of attraction. Gue pernah bilang gini ke temen gue "dosen ini bakal jadi dospem gue" gue bilang gitu waktu nggak sengaja buka website kampus dan buka daftar dosen Fikom beserta foto-foto dosen yang terpampang di sana, long story short dosen itu yang akhirnya jadi dospem gue sekarang. Benar-benar kayak. Huh?
Kejutan kehidupan yang kita dapat hari ini hanya sebagian kecil permainan yang Tuhan mainkan, kita boleh nangis sekarang untuk ngeluarin setiap emosi tapi mungkin besok kita bakal ketawa terbahak-bahak pas inget hari kita nangis sesegukan. Hari ini mungkin kita bahagia banget tapi beberapa hari kemudian bisa jadi kita berada di titik terendah, dan saat itu Tuhan juga tetap kasih kita kejutan lain yang bakal buat kita ber "oh" ria sambil senyum.
Ya inilah serangkaian hidup tak terduga kita selama berada di dunia.
Jangan galau!! inget Tuhan lagi senyum simpul liat lo nangis karena galau gebetan lo naksir cewek lain wkwkwk.
Wednesday, October 28, 2020
Sherlock Holmes, Idaman banget lah pokoknya!
“kita sudah biasa melihat manusia memandang rendah apa yang tidak bisa dipahaminya”
“tidak ada orang bodoh yang lebih menyulitkan daripada yang punya sedikit akal”
“bukti utama kebesaran sejati manusia adalah persepsi akan kekecilan dirinya”
Monday, October 26, 2020
Kita Akan Menua
Foto oleh Engin Akyurt dari Pexels |
Suatu hari nanti kita akan menua, butuh kedamaian, tidak suka keramaian, bahkan mungkin kita akan mengeluarkan sumpah serapah saat mendengar suara kenalpot motor berisik yang lewat di depan rumah. Membenci suara-suara berisik yang keluar dari pengeras suara yang ada di kamar sebalah.
Suatu hari nanti kita akan menua,
kita akan berubah dari kita hari ini. Beberapa mungkin akan lebih cerewet.
Beberapa mungkin akan bersikap seperti anak kecil yang butuh perhatian. Dan
bahkan ada yang akhirnya kesepian dan kehilangan setiap ingatan.
Suatu hari nanti kita akan menua,
fakta nyata yang tak bisa kita hindarkan. Saat kita akhirnya berubah menjadi
pribadi yang berbeda dan tidak akan lagi sama. Menjadi pribadi yang dulu paling
kita tidak suka; langganan tetap rumah sakit. Obrolan yang berubah menjadi
seputar penyakit. Mudah lelah. Menurunnya setiap indera yang kita punya, bahkan
mungkin kehilangan beberapa diantaranya.
Suatu hari nanti kita akan menua
dan hidup di dalamnya.
Suatu hari nanti kita akan menua dan
hidup akan lebih singkat bersamanya.
Suatu hari nanti kita akan menua
dan itulah faktanya.
Monday, September 14, 2020
Yang Tak Pernah Tersampaikan
Photo by Josh Hild from Pexels |
Apa kabar?
Dua kata yang sudah lama ingin ku ucapkan
Dua kata yang sudah lama juga ku rindukan
Dan dua kata yang tak akan pernah jadi kenyataan
Apa kabar?
Ku tulis itu berulang kali di saat sendirian
Ku tulis itu berulang kali di saat kesepian
Kata yang pada akhirnya hilang
Kata yang pada akhirnya…, berusaha ku lupakan
Apa kabar?
Ya…
Apa kabar?
Dua kata yang tak kan pernah tersampaikan
Thursday, August 27, 2020
Udah KENAL belum???? (Bu Tejo Ghibah Malem-malem)
Belakangan gue mengerti bahwa, kita belum tentu mengenal orang yang kita nikahin sampai kita tinggal bareng. Bahkan menyakitkannya saat kita nikah pun itu nggak menjamin kalau kita benar-benar mengenal pasangan kita sampe akhirnya satu diantara kita ninggalin pasangannya demi orang lain (gue pake kata KITA biar lebih enak ya🤣). Sering nggak sih denger hal-hal semacam itu? Eh tapi jangan salah sangka, gue nulis ini lantaran keingetan sama dialog dari buku yang beberapa bulan lalu gue baca, The Little Paris Bookshop. Dalam buku itu ada bagian dimana pengurus apartemen tempat Jean Perdu tinggal menceritakan tentang tetangga baru mereka, seorang perempuan yang ditendang dari tempat tinggalnya sendiri oleh suami yang dinikahinya, dan entah si pengurus atau penghuni lain apartemen bilang gini kita tidak akan pernah mengenal suami kita sampai dia menendangmu dari rumah, yah begitulah kira-kira. Yang mana itu berarti bahwa menikahpun nggak menjamin kita mengenal baik pasangan kita. Nggak menjamin mereka sepenuhnya terbuka. Nggak menjamin bahwa kita nggak akan merasakan apa yang dirasakan Catherine (si penghuni baru apartemen) yang ditendang dari kehiduapannya sendiri oleh suami yang di nikahinya selama 20 tahun lebih.
Nah, malah karena alasan 'untuk saling mengenal' salah seorang temen pernah nanya dengan seriusnya mengenai mengapa Indonesia nggak melegalkan tinggal serumah dengan pasangan sebelum nikah, pertanyaan yang sontak dapet tanggapan super riuh di grup. Dia memberikan alasan bahwa dia kepingin tinggal serumah dulu sama pacarnya sebelum mutusin buat nikah, seenggaknya dia mau tahu apakah ada yang berubah kalau mereka ketemu tiap hari sebagai pasangan serumah, apakah dengan begitu pasangannya bakal lebih terbuka, apakah mereka bakal lebih mengenal satu sama lain, apakah orang yang dia pacarin saat ini udah tepat, apakah...apakah...apakah lain yang dia kemukakan. Dan, yeah, masuk akal juga sih alasannya, tapi masuk akal bukan berarti bisa di aplikasikan dalam kehidupan nyata, terlebih saat RUU KUHP jelas membuat pasal mengenai zina dan hukuman bui 6 bulan didalamnya dengan denda maksimal 10jt, yang entah bertujuan untuk apa? Yang entah untuk memberi efek jera atau apa wkwkwkwkk. Dan mengenai Pasal ini bener-bener berjalan apa nggak, ya nggak tahu juga kan? Apalagi menariknya nih, selama kepala desa atau orang-orang didalamnya cuek-cuek aja nggak apa-apa juga sih (sepertinya) karena hal ini berlaku cuma kalau ada aduan baik dari orangtua/suami/istri/anak/kepala desa, jadi kalau selama nggak ada aduan ya terserah anda yang mau mempraktekkan😁
"Kalau dikita jatuhnya kumpul kebo itu, dan memang nggak di terima gitu aja"
"Boleh sih kalau nggak ketahuan, hak lo itu"
"Bisa aja sih sebenernya, selama lingkungan lo cuek ya oke-oke aja. Tapi kalau enggak siap-siap di gerebek dan di arak keliling kampung"
Percakapan selesai. Sepenuhnya tanpa penyelesaian.
Well, indonesia emang belum bisa seterbuka itu sih. Tapi faktanya di beberapa tempat dan bahkan kota besar orang cuek-cuek aja, malah gue tahu orang yang kumpul kebo ampe puluhan tahun🤐 , lah itu kok bisa? Pasti lo mau bilang gitu kan? Ya, baca yang gue tulis di atas, selama lingkungan tempat tinggal cuek-cuek aja ya woles, selama nggak ada aduan ya nggak apa-apa. Itu hidupmu. Itu hakmu. Ye kan? Intinya sih ya, selama lo masih di indonesia ya ikuti budaya yang berlaku di indonesia, tapi kalau mau coba juga nggak apa-apa kan konsekunsi di tanggung sendiri😂
Nah balik lagi ke atas, tentamg mengenal pasangan. Pertanyaan gue sekarang, apakah kalian saat ini sudah cukup mengenal pasangan kalian? Apakah selama ini wajah yang ditampilkan di depan kalian itu benar-benar wajah dia yang sebenernyai? Wajah yang sama yang dia tunjukkan ke teman-teman atau keluarga? Atau wajah yang cuma di set buat kalian seorang? Karena gini lho, berdasarkan informasi yang entah gue baca dimana, menunjukkan bahwa manusia itu punya 3 wajah : Wajah yang pertama adalah wajah yang ditunjukannya pada dunia / orang-orang diluar (ini adalah wajah yang ditampilkan dilingkungan, pokoknya wajah yang lo set agar diterima masyarakat). Sementara wajah kedua adalah wajah yang ditunjukannya pada orang-orang dekat seperti teman dekat dan keluarga (lo tahu lah pasti gimana), dan yang terakhir wajah yang ditunjukannya untuk dirinya sendiri (nah ini nih, pandangan gue ini adalah wajah yang cuma KITA sendiri yang tahu. Pernah nonton film Marriage Story? Inget nggak adegan dimana Mbak Scarlett Johansson nangis sesegukan didalam kamar? Padahal waktu di depan suaminya dia berusaha buat nggak nangis? nah itu lah wajah ketiga itu, wajah yang cuma diri kita yang tahu). Kalau kata teori dalam ilmu komunikasi tuh mungkin ini tuh teori kulit bawang / teori penetrasi, Maksudnya saat lo buka kulit terluar bawang kan bakal ada kulit-kulit lain di dalamnya. Nah seperti itulah manusia, lo nggak akan bisa melihat itu dari luarnya aja :)
Jadi pertanyaannya apakah wajah yang kalian kenal itu adalah wajah yang dia pake di depan orang-orang tercintanya juga? Oke, biarlah dirimu bertanya-tanya sekarang🤣
Gue jadi inget percakapan gue beberapa waktu lalu sama seseorang yang nelepon gue malem-malem cuma buat nanya pendapat gue tentamg 2 orang yang tengah deket sama dia. Hal ini Karena salah satu dari mereka mau serius dan malah udah kepingin di lamar... Dan mungkin diajak nikah🙄. Tiba-tiba gue heboh sendiri dong. Beginilah reaksi gue pada saat itu :
"Huh???? Cewek macem apa yang baru kenal beberapa bulan dan baru ketemu sekali udah minta di lamar??????"
Gue syokkkkkkkkkkkkkk. Apalagi dengan fakta bahwa mereka berdua kenal dari aplikasi gem, tau HUGO apa HAGO gitu? *Lupa* Mereka ketemu dari situ. Main gem bareng, tukeran no hape, terus chat lewat WA. JADIAN. Lalu anggaplah mereka LDRan. Dan kemudian Si Siti ini minta serius. Bayangin!!!!!!!!!!!!!!! Padahal pada saat itu mereka baru ketemu satu kali! astagfirullahaladzim. Sampe istighfar gue conggggggggggggg. Sebagai cewek gue langsung merasa...... Kok bisa ya????????? Jujur!! gue sampe menasihati temen gue gegara dia curhat begini... Gue emang bukan orang baik, bukan orang sempurna *Apasih ni* tapi gue berusaha untuk memberikan pengertian bahwa nikah ini bukan main papah mamahan kayak jaman kita masih kecil, bukan main rumah-rumahan dalam tenda di dalam rumah yang habis selesai ya udah, nikah ini serius..... Guw bahkan sampe ngomong gini lho
"Wajar lah lo ngira dia baik, lo sama dia itu masih nutupin kekurangan lo masing-masing, lo berdua masih pake topeng..."
"Cari istri yang baik, yang sayang sama orangtua lo...."
Tapi yah, temen gue lagi jatuh cinta, jadi mau gue bilang abcdz juga nggak bakal di denger :) Jadi yasudahlah!
*tarik nafas dalam* dan yeah, mereka katanya bakal nikah tahun depan setelah sebelumnya bilang tahun ini... Selamat ya kalian (nggak bisa nahan tawa) semoga kalian saling mengenal satu sama lain dengan baik, terbuka, dan menjadi panutan😌
"Makannya lo download HAGO Ni, siapa tahu dapet pacar"
"Aduh bapak, terima kasih sarannya" dalam hati mending gue banting hape gue dari pada download begituan😤😤
Sebenernya nih ya, gue itu kagum sama temen-temen gue yang dengan mantapnya memutuskan buat nikah (terutama buat temen-temen gue yang umurnya nggak jauh dari gue (kita nggak bicarain mereka yang usianya diantara 27 ke atas)), kagum karena mereka siap untuk.., terikat. Jujur nih yah, menurut gue keputusan buat nikah itu adalah hal besar dalam hidup. Besar banget malah. Pokoknya lebih besar lah dari pada pulau Jawa. Butuh keseriusan. Konsistensi (untuk bisa sayang sama orang yang sama seumur hidup), kesabaran, terus harus bisa menerima orang lain dan berbagai banyak hal sama mereka, menerima kekurangan maupun kelebihannya, apalagi ya? *Mikir* pokoknya hal-hal macam itu. Siapkah? Dan yeah, kalau sudah begitu mereka juga harus siap menyatukan dua pemikiran jadi satu, mendiskusikan segala sesuatu bareng-bareng, dan mereka udah harus sadar bahwa nggak bisa lagi asal beli barang kesukaan tanpa mikirin keuangan di rumah, mikirin buat nabung, cari-cari asuransi pendidikan/kesehatan, bahkan nih ya, sebelum mutusin nikah pun mereka sebenernya udah harus tahu bakal tinggal dimana? Apakah bakal tinggal sama orangtua? Atau ngontrak? Cicil rumah di pinggir kota? Atau satu diantara mereka udah punya rumah untuk ditinggali? Bagus kalau memang mereka punya keuangan yang baik, orangtua yang mendukung dengan beliin rumah sebagai hadiah pernikahan sehingga setelah resepsi tinggal cabut ke rumah sendiri. Tapi toh salah seorang temen (karena waktu kecil kita sering main bareng) tetep milih tinggal bareng ortu meski sudah dikasih rumah, bahkan dengeri-denger apa-apa masih disiapin sama ortu dari makan sampe pakaian. Jadi, pasangannya lebih mirip anak angkat yang ikut diurusin sama emaknya, dan pernikahannya lebih mirip main-mainan dalam tenda di dalam rumah. Apakah bisa begitu? Bisa! Temen gue😬 Tapi, yakin mau kayak gitu? *mulai kayak Bu Tejo wkwkwk*
Nah, ada juga yang lebih parah dari sekedar itu, yang setelah nikah dan dikasih keturunan ternyata belum benar-benar siap jadi orangtua. Yang masih suka senang-senang, bapak emak sibuk mainin hp anaknya lagi main comberan bareng gue *lhoooooo?*, yang suka main pukul anak karena nggak sabaran, yang merasa tugasnya paling banyak di rumah dan nggak dapet perhatian, iri sama yang single karena banyak waktu buat jalan-jalan keluar kota sementara dia cuma ibu rumah tangga yang sibuk cek sosial media dan ghibahin orang di dalamnya, terus habis itu yang paling parah jadi sering ngeluarin statement goblok dan merasa diri paling bener (maap agak emosi di bagian ini), nah yang terakhir ini nih salah satu alasan kenapa banyak oknum-oknum penyebar hoax di sosmed hahahahahaha.
Jujur dari hati terdalam, gue lebih kagum sama orang-orang yang *mikir keras* apa ya? Punya pemkirian lain, punya prioritas lain, atau pandangan terhadap masa depan yang apa ya? *Masih mikir* oke gampangnya gini deh : orang itu punya karir baik, ditunjang pendidikan yang juga baik, tapi masih mikir "belum kepikiran sih buat nikah, masih kepingin lanjut kuliah lagi" atau "Aduh... Masih belum mikirin. Masih jauh kayaknya mikirin begitu-begituan, lagian belum siap jugak" "mimpi gue masih banyak Ni, buat pacaran aja gue masih belum kepikiran wkwkwk, masih pingin ngembangin karir, perbanyak relasi." Bahkan nih, entah kenapa gue aja sampe kagum gitu sama orang-orang yang udah punya pendidikan yang sangat baik tapi masih mikirin buat belajar lagi, contohnya salah satu orang yang gue kagumi, belakangan gue baca entah dimana dia bilang lagi persiapan untuk lanjut S3, setelah beberapa tahun lalu kuliah S2 dengan ambil 2 jurusan😱 keren nggak sih?
Tapi ya balik lagi sih, tiap orang itu kan Prefensinya nggak sama. Jadi, tugas kita tuh ya menghormati apapun pilihan orang, jangan main menghakimi kalau si A itu salah, B yang bener, nikah muda itu nggak baik yang bener itu nikah di atas usia sekian, nggak gitu! Yang penting sih ya tadi, lo kudu, harus, mesti, wajib, KENAL sama orang yang lo pilih... Karena apa???????? Jangan sampe diri kalian bernasib seperti Catherine yang di tendang dari kehidupannya sendiri oleh suami yang sudah dia dampingi selama lebih dari 20 tahun. Ingat, manusia itu punya 3 wajah!!!
Thursday, July 2, 2020
Sepotong Ingatan
Photo by Leah Kelley from Pexel |
Sahabatku yang baik,
Saturday, June 20, 2020
Review Buku Manajemen Media Penyiaran (Strategi Mengelola Radio & Televisi) Edisi Revisi, Morissan, M.A.
Friday, June 5, 2020
Di Ujung Malam
Photo by Ruvim from Pexels |
Thursday, June 4, 2020
Puisi buat Majeni Sanusi Sanwani Hanapi
Manusia jenis apa dan datang dari belahan dunia mana
Aku bahkan nggak tahu nama lengkap kamu
Padahal itu modal aku berselancar di gugel
Aku mengira-ngira
Mengetik sekenanya
Berharap menemukan 1 kata tuk tarik kesimpulan atasnya
Wah, tapi sayang, aku nggak menguasai ilmu deduksi, bahkan untuk menghitung 3x2x5+7:5-2x0 pun aku nggak ngerti.
Siapa gerangan kamu sebenarnya?
Herman kah?
Juleli?
Sanusi?
Sanwani?
Majeni?
Samsuri?
Atau... Hanapi?
Ah, pusing kepalaku memikirkan apa kira-kira nama belakangmu
Mungkin sebenernya nama kamu Hanapi Majeni Sanusi
Datang dari negeri jauh sampe-sampe transit 2x
Hhhmm, siapa sih kamu?
Tapi siapapun kamu udah nggak penting lagi sekarang ini, sama sekali!
Karena kamu sudah berhasil menarik perhatianku, sungguh!
Seseorang dengan kaca mata dan berjaket merah
Yang dateng entah dari belahan dunia mana
Muncul di depan mata aku
Dan...,
Wah, kamu benar-benar buat aku nggak bisa tidur selama bermalam-malam dan berminggu-minggu setelahnya
Astagaaaaaa... Kamu siapa?
Majeni?
Sanusi?
Sanwani?
Atau Pangeran Harry?
Yakali Pangeran Harry! Nggak ah, takut sama Meghan markel.
Siapa sih kamu?
Kok suka ya sama frame kacamata kamu, elegan banget gitu.
Loh..
Ini puisi buat kamu,
Kalau bukan puisi anggap aja begitu😋
Friday, May 8, 2020
Hubungan yang berakhir
Jika suatu hari nanti kita bertemu, jangan ragu untuk sekedar bertanya kabar walau itu hanya sekadar basa-basi. mungkin akan ada pelukan atau anggukan singkat, tapi kita sama-sama tahu bahwa memang hanya akan sebatas itu. Tak lebih dan tidak akan kurang.
Hidup telah mengajari kita banyak hal. Pertemuan yang tidak terlupakan. Hubungan yang menyenangkan. Dan perpisahan yang tidak dapat terhindarkan.
Namun, itulah hidup. Itulah kenyataan. Semuanya penuh rahasia. Kita berharap ini selamanya tapi Tuhan ternyata punya rencana lain di dalamnya.
kita berharap hubungan kita selamanya kayak gini, padahal kenyataannya hanya sedikit yang bisa mempertahankannya.
|
Huh gitu nggak sih??? Kok gue tiba-tiba bingung ya??????? intinya, segala sesuatu itu nggak ada yang abadi. Yang abadi itu Cuma ketidak abadian itu sendiri *Aseekkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk*
Nanti gue lanjut lagi ya... gue mau ke rumah cici gue dulu :D
Tuesday, May 5, 2020
Kangen Kuliah......
*tarik nafas* kita lupakan dulu temen gue..... kali ini gue mau kangen-kangenan dulu sama kampus... kangen-kangenan sama kuliah.... kangen-kangenan sama temen-temen....
Huh, nggak terasa sudah lebih kurang 2 bulan nggak kuliah, rasanya tuh kangen banget sama suasana kampus, kangen sama temen-temen, kangen ngomongin dosen, kangen tidur-tiduran di perpustakaan kampus, kangen cari-cari stop kontak buat charger laptop/handphone (yang kadang sampe keliling-keliling buat nyari), kangen lari-lari pas ketinggalan kelas, kangen bengong sendirian pas nggak ada temen, kangen saling tunggu-tungguan buat makan, kangen temen-temen ghibah, kangen ghibah langsung dan bukan di zoom, kangen ngomong langsung dan bukan teleponan atau sekedar denger voice note.... ah, kangen kalian... kangen kuliah.... kangen GHIBAH.
Mungkin kalau ada yang nanya “apakah ada dampak positif korona?” jawabannya nggak lain yaitu, lo jadi lebih ngerti bahwa ternyata kebersamaan sama temen-temen itu bener-bener berharga, meski pas lagi bareng kadang suka kesel-keselan, suka adu argumen sampe harus di pisahin, suka cuek, dsb. Tapi di tengah pandemik ini lo jadi lebih perhatian, jadi sering tanya kabar, keadaan, saling tukar cerita, saling ngingetin buat jaga kesehatan, dll. coba kalau enggak? pasti teleponan sekedar nanyain tugas wkwkwkwk. Yah itu salah satu dampak positifnya, diluar itu, tugas praktek jadi nggak ada... meski gantinya nggak kalah buat sakit kepala wkwkwkwkwk.
Stefani dan ayam bakar samping indomaret 😁😁 |
ngemper cuma buat ngecharge leptop atau hp... kasian banget anak emakkkk. |
Nunggu sulis yang nggak dateng-dateng dari gerimis, hujan, dan ujannya berhenti.... |
Mereka yang katanya pingin jadi model brosur mercu buana edisi gratis uang pangkal 100% |
sebelum produksi tugas "produksi berita televisi" apa aja di gotongin. |
Malu bertanya sesat di jalan, ini di kelas bukan di jalan jadi nggak usah nanya!" |
Mayday... Mayday.... Motor 1, 2, dan 3 sudah siap meluncur ke rumah dosen, ganti!wkwkwkwk. Saling tukar Foto untuk tahu lokasi masing-masing pas mau pergi bareng ke rumah dosen untuk ngumpulin tugas😋 |
Foto bareng di pertemuan terakhir kelas Bahasa Inggris 1. Halimah izin nggak masuk, ngakunya sakit tapi malah pergi main wkwkwkwk. Maapkeun😊 |
Model iklan ramayana, edisi lebaran di tengah pandemi Korona🤣 |
Sumpah, pas dikirimin foto ini di grup gue langsung terkesima... Baru Kali itu gue lihat si Stef seserius itu wkwkwkwkwk. |
Si Eka yang katanya kepingin jadi model vaksin korona kalau memang sudah di temukan dan dikembangkan :P |
Hari pertama SP, ini di jam terakhir. Gue pindah ke baris belakang buat tidur, tapi malah nggak bisa tidur dan malah kena tegur dosen lantaran temen sebelah gue tidur wkwkwkwk. |
entah lagi ngapain, seinget gue ini lagi nunggu si sulis :P |
ceritanya mereka itu habis makan terus kekenyangan, jadilah pada tiduran.... nah kojo yang jadi bantalnya. |
orang yang mau aja diajak bolos, padahal dia masih ada matkul bahasa inggris, emang deh sulis paling jago kalau ajak orang bolos wkwkwkwk. |
ini kita maju bukan buat godain dosen, bukan!!!! tapi buat protes masalah absennnnnnnnnnnnnnn, tapi ternyata nggak ditanggapi huuuuuh. |