Tuesday, December 22, 2020

Kulipat cerita kita

Foto oleh Garon Piceli dari Pexels

ini pengakuanku untukmu
ku tulis sejujurnya dari hati terdalamku
mengingatkanmu bahwa kamu pernah menjadi bagian hidupku
mengajarkanku arti hidup yang bahkan tak ingin ku sentuh
membawaku pada rasa yang sekalipun tak ingin ku singgah

cerita ini kulipat sudah
kusimpan dalam kepalaku
kusimpan dalam ruang terdalam hatiku
ku kubur bersama cerita lain yang hadir setelah itu

puisi kemarin kupilih sebagai penutup
kau jelas tahu maknanya
itu mewakili semuanya
maka dengan itu kita sudah
tak lagi kusimpan harapan apa-apa
semuanya kulipat
kututup rapat
tak lagi ingin ku ingat

Sunday, December 6, 2020

6 jam

Foto oleh Alexandro David dari Pexels

Ini cerita yang ku tulis tentang senja, dimana dalam putih kertas yang terukir pena hitam itu tertuang kagumku pada matahari tenggelam di barat rumah, merah jingga yang menyala dan perlahan menggelap tak lupa ku tulis dalam ceritaku disana. Sebagai narasi tuk kagumku pada waktu terbaik sepanjang hari, dimana matahari tenggelam tuk menutup cerita panjangku hari ini.

Tapi hey.... ini belum selesai. PR ku masih banyak. Aku masih punya cerita untuk di bahas denganmu. Lagipula ceritaku tentang senja tak bisa ku ceritakan padamu saat ini. Mungkin akan ku kirim nanti malam, 6 jam lagi. mungkin akan ku kirim dini hari, saat kokok ayam sudah mulai terdengar dimana-mana dan pengeras suara masjid sudah mulai mengumandangkan murottal. Dan saat itu..., kita sudah lincah menceritakan banyak hal. Meski saat kukatakan "kemarin" kamu masih bilang "hari ini."

Ceritaku tentang senja selalu bisa menunggu. Tak mengapa, begitu pikirku dulu.... tapi tunggu, 6 jam?

Aku terpekur memandang layar handphone,  6 jam!

Saat aku sudah mengisi perut di tengah hari dan hendak berkisah tentang demo hari ini, di ujung sana mungkin kamu masih belum membuka mata dan tak tahu apakah diluar akan cerah atau tidak.

Saat aku sudah begitu lelah dengan hari panjang yang ku lalui, kamu mungkin baru menyentuh makan siangmu dan baru hendak mengabariku tentang menumu hari ini.

Hhhm, tak masalah senjaku menunggu selama itu. Biar ku simpan rapi ceritaku di balik bantal. Ku biarkan senjaku selalu ada di dekatku dan berada persis di bawah kepalaku. Ku raih kapanpun saat kau memintanya untuk ku ceritakan.

Monday, November 23, 2020

Pertanyaanku Tentang Cinta

Apakah cinta itu, saat seseorang bisa menangis untuk orang lain yang bahkan belum pernah ditemuinya?

Apakah cinta itu, saat seseorang bisa cemburu untuk orang lain yang bahkan tidak dimilikinya?

Apakah cinta itu, saat seseorang mengharapkan lebih atas seseorang yang bahkan tidak ia ketahui hatinya untuk siapa?

Apakah cinta itu, sesuatu yang bisa membuat seseorang bahagia sekaligus sedih di waktu yang sama?

Itu kah cinta?

Itukah persaan yang di alami setiap orang?

Itu kah cinta?

Itukah legenda yang bisa membuat orang lupa dengan banyak hal, cinta?


Jakarta, 23 November 2020.

Sunday, November 22, 2020

Dia lagi bercanda

Hidup ini ternyata kayak gini ya, penuh hal-hal yang nggak bisa keduga. Banyak warna. Banyak rasa. Bahkan karena saking nggak terduganya kita bisa senang sekaligus sedih dalam satu hari yang sama. Seolah nggak ada batasan "oke hari ini dia bahagia, besok aja dikasih sedihnya" nggak bisa gitu ternyata. Dan yeah, harusnya memang gue nggak ngomongin beginian, apalagi dengan fakta bahwa memang seperti inilah hidup. Seperti inilah siklus kehidupan yang kita jalani.

Well, gue jadi inget deskripsi di novel Selasa Bersama Morrie karya Mitch Albom, hidup terasa berhenti berputar untuk Morrie saat dia divonis ALS, tapi saat ia melihat sekeliling, orang-orang masih dengan kehidupan mereka dan nggak ada yang merasakan kesedihan Morrie saat itu. Sama persis saat Alice dalam film Still Alice yang berpikir sama saat ia divonis Alzheimer dini. Hidup di sekeliling mereka nggak berubah, orang masih dengan dunianya. Masih dengan cerita hidupnya. Dan yah, seperti itulah...

Saat kita mungkin nangis semalaman di dalam kamar, tetangga di samping mungkin lagi seneng banget karena baru gajian dan dapet bonus besar dari atasan, saat yang lain kecewa karena ditunda wisuda orang lain mungkin tengah bahagia karena dapet beasiswa full untuk S2.

Ah, hidup. Penuh dengan hal-hal nggak terduga. Nggak terduga bahwa ternyata orang yang nggak pernah jatuh cinta tiba-tiba ngalamin perasaan galau karena orang yang lagi disukai ternyata suka sama orang lain wkwk. Terus nangis-nangis karena nggak percaya kalau dia bisa ngalamin hal yang malu-maluin gitu. Tapi masih tetep berharap kalau Tuhan lagi main-main, terus kasih kejutan nggak keduga di depannya. Mungkin kayak cerita cinta di novel-novel romansa yang akhirnya happy ending, tauk-tauk beberapa tahun ke depan malah jodoh, nikah, terus hidup bareng sampe tua dan masing-masing pergi dari kehidupan yang penuh hal nggak terduga ini.

*Tarik nafas dalam*

Hal-hal nggak terduga juga pernah hinggap di gue, tapi gue merasa ini lebih ke law of attraction. Gue pernah bilang gini ke temen gue "dosen ini bakal jadi dospem gue" gue bilang gitu waktu nggak sengaja buka website kampus dan buka daftar dosen Fikom beserta foto-foto dosen yang terpampang di sana, long story short dosen itu yang akhirnya jadi dospem gue sekarang. Benar-benar kayak. Huh?

Kejutan kehidupan yang kita dapat hari ini hanya sebagian kecil permainan yang Tuhan mainkan, kita boleh nangis sekarang untuk ngeluarin setiap emosi tapi mungkin besok kita bakal ketawa terbahak-bahak pas inget hari kita nangis sesegukan. Hari ini mungkin kita bahagia banget tapi beberapa hari kemudian bisa jadi kita berada di titik terendah, dan saat itu Tuhan juga tetap kasih kita kejutan lain yang bakal buat kita ber "oh" ria sambil senyum.

Ya inilah serangkaian hidup tak terduga kita selama berada di dunia.

Jangan galau!! inget Tuhan lagi senyum simpul liat lo nangis karena galau gebetan lo naksir cewek lain wkwkwk.  

Wednesday, October 28, 2020

Sherlock Holmes, Idaman banget lah pokoknya!

Awalnya gue pikir gue nggak akan pernah jatuh cinta. Awalnya gue pikir gue nggak akan pernah tiba-tiba inget seseorang saat denger atau ngebayangin suatu hal, gue pikir gue... Ah, ternyata gue salah! Ternyata gue bisa jatuh cinta.... Ternyata gue bisa ke inget-inget terus sama seseorang dan selalu kepingin buka hape dimanapun buat bisa tahu kisahnya, buat cari tahu banyak tentang dia lewat Internet... Dan astaggaaaaaa!!!!!!!!! Gue beneran jatuh cintaaaaaaaaaa banget sama sosok ini.


Namanya Sherlock Holmes, gue tahu dia udah lama banget, sejak sepupu gue bilang kalau gue ini terlalu seperti kebanyakan cewek lain yang suka banget baca Novel romance, tapi waktu pertama Kali dia ngenalin gue sama Sherlock (tepatnya waktu gue masih SMP) gue emang lagi keranjingan baca novel Romance, dan saat dia ngebujuk lagi supaya gue mau kenalan sama Sherlock pas SMK gue juga masih di fase galau lantaran udah males baca novel nggak jelas dan mau bermigrasi ke sesuatu yang lebih dewasa dan serius *kalau lo cukup percaya* alhasil perkenalan itu juga nggak berhasil buat gue ngelirik abang Holmes meski sepupu gue ngirimin versi pdfnya ke Email gue, bahkan waktu beberapa waktu lalu sepupu gue itu minjemin beberapa Novel Sherlock Holmes punya dia ke gue, gue masih yang "yaudah tar gue baca" kenyatannya????? Sampe Novel itu gue balikin nggak sekalipun gue habisin tuh buku. Mentok cuma sampe bagian pertama dan nggak selesai. Sampe akhirnya tuh anak menghibahkan semua Novel Sherlock Holmes nya buat kegiatan KPN gue wkwkwk.

Tapi suatu hari, di dalam kelas yang riweh lantaran Dosen yang lagi keluar dan mahasiswa yang seketika berubah barbar wkwkwk *bercanda* lantaran ditinggal dosen, gue pun dengan tanpa sengaja menemukan buku tebal teronggok di kursi. Buku itu bersampul hitam. Tebal. Persis kayak kamus bahasa Kanji gue dirumah, cuma Beda warna 😂 karena penasaran sama tuh buku gue pun dengan SKSD nya nyamperin anak yang duduk pas di belakang gue.
 
"Wilson, buku apa itu?"

Ngeliat gue tertarik sama bukunya si Wilson langsung kasih ke gue, dan...... Jelaslah, ini kumpulan cerita Sherlock yang di gabungkan dalam 1 buku. Setelah baca sinopsisnya gue pun baca cerita pertama yang judulnya "Penulusuran Benang Merah", cerita yang pernah gue baca sekilas lewat novel Sherlock yang di pinjemin sepupu gue (Novel yang nggak pernah selesai itu lho😁) Dan..... Seketika gue terhipnotis dong, apalagi di awal-awal pengenalan itu gue merasa bahwa Holmes itu beneran keren, ilmu deduksinya buat gue sampe terkagum-kagum, sifatnya, sikapnya, kecerdasannya, ah jatuh cintaaaaaaaaaa banget lah pokoknya. Tapi sayang Hari itu gue nggak bisa selesain cerita penelusuran benang merah lantaran dosen tetiba masuk lagi buat Isi kelas dan kebetulan gue jugak nggak bisa pinjem tuh Novel lantaran si Wilson masih baca tuh buku, alhasil gue pun bertekad bahwa setelah ini gue harus Beli tuh buku. Harus!

Udah kebeli sekarang?

Belom dong!!!!! Wkwkwkwk. Tapi gue udah baca semua cerita di kumpulan kasus 1 dongggggggg *sombonggggg* dan sekarang lagi terseok-seok buat baca yang kumpulan kasus 2. Dulu, rencananya gue emang mau beli, tapi lantaran Novel itu belom jadi prioritas *lantaran ada Novel yang lebih gue inginkan dari itu* jadilah gue tahan dulu keinginan gue yang udah di ubun-ubun itu... gue tahan... gue tahan... sampe akhirnya pas gue lagi iseng-iseng berselancar di laman pencarian ipusnas, tangan gue yang super lincah ini mengetik kata kunci “Sherlock Holmes” dan ternyata tanpa di duga-duga buku yang lagi gue idam-idamkan dengan sepenuh hati itu ada dong di koleksi ipusnas, dari situlah gue akhirnya baca semua cerita sherlock holmes di kumpulan kasus 1 itu dan dari situlah akhirnya gue jatuh cinta dengan holmes sehingga kemanapun gue pergi gue selalu inget kata Sherlock Holmes, gue selalu ngebayangin sosoknya yang entah di buku sama di bayangan gue rancunya bakal kek apa wkwkwk.

Menariknya nih, tiap kali gue denger/baca nama-nama tempat yang ada dalam buku sherlock, seketika ingetan gue langsung ke setiap kasus yang tengah ditangani sama dirinya. Misal, gue baca mengenai seorang artis yang lahir di kota a dimana itu ada dalam salah satu kasus holmes, disitu gue langsung keingetan sama jalan ceritanya… dan langsung keingetan sama sosok Holmes yang ada dalam imajinasi gue.

Pernah beberapa waktu lalu, gue itu lagi gabut di rumah, alhasil kerjaannya Cuma guling sana guling sini di tempat tidur, iseng-iseng coba nonton film Sherlock Holmes yang ada mbak Rachel McAdams nya itu lho, film yang udah bolak-balik di puter di salah satu TV. Lo tahu nggak?????? Dengan tanpa di duga-duga gue keasikan nonton film itu masak? Padahal dulu sekilas-sekilas gue pernah nonton filmnya di tv dan B aja, tapi beberapa waktu lalu… astagaaaaaa gue sampe ketawa-ketawa sendiri *karena Holmes itu konyol sih* dan saking asyiknya nonton tuh film gue sampe diomelin emak gue lantaran sampe nggak denger pas dipanggil-panggil…. *yaiyalah kan gue pake headset* Dan lo mau tahu apa yang lucu setelah itu?????????? Geu malah makin suka sama sherlock holmes donggggggg, meski ceritanya di film sama buku jelas beda, tapi entah gimana dengan nonton filmnya gue malah semakin suka sama buku sherlock holmes. Biasanya gue nggak pernah begini, tapi entah kenapa karena gue udah suka banget sama sosok holmes jadilah gue malah makin suka sama dia dan cerita-ceritanya….

Danyah, gue emang udah cukup lama nyelesain baca novel itu, tapi kalau ditanya mana cerita paling menarik dikumpulan kasus 1 gue bakal bilang penulusuran benang merah. Karena sumpah itu keren banget, nggak bisa di tebak banget siapa pelakunya, dan pas akhirnya Holmes nangkep pelakunya di flatnya di baker street dengan tanpa terduga, gue langsung…. Wow…wow…wow… apa-apaan nih???? Kok gue kecolongan…. Kok gue bisa nggak “ngeh” gitu kalau ternyata pelakunya itu si kusir kereta. Kok bisa????? Tapi lama kelamaan gue pun terbiasa dengan “ritme”nya…. Dari semuanya penelusuran benang merah emang yang paling menarik dan berkesan, wajar banget juga kenapa cerita itu di taruh di paling depan, karena itu untuk menarik kaingin tahuan orang-orang (kayak gue) yang belum baca sherlock holmes dan akhirnya buat mereka hanyut dan tertarik buat baca lagi dan lagi….

Sumpah itu beneran kayak candu banget, soalnya sejak penelusuran benang merah itu gue emang nggak pernah mau berhenti dan maunya tuh lanjut lagi dan lagi. Terus ada lagi selain penulusan benang merah, yang (kalau nggak salah) judulnya itu Anjing Setan atau Setan Merah atau apalah itu, pokokoknya ada setan-setannya. Disitu bener-bener menarik karena gue dapet kejutan banget waktu tahu kalau ternyata selama ini Sherlock Holmes terjun langsung dalam pengintaian, padahal awalnya gue bener-bener ngira dia itu ada di London buat ngurus kasus lain, tapi ternyata orang yang diduga Watson adalah orang jahat malah abang Holmes….. makannya pas si Watson ke pergok ada di tempat pengintaian Holmes dan Holmes negur dengan statement *sumpah gue lupa statmentnya apa, pokoknya kalau nggak salah ada kata “sahabatku Watson” gue langsung…. Huh? Holmes? Kok dia disini? Kan katanya dia di London? Kok? Tapi yaudahlah….

Dan yah, itu cerita kedua yang menurut gue menarik banget, karena menurut gue kerumitannya hampir sama kayak yang penelusuran benang merah. Kejutannya beneran ngagetin gitu, meski kalau bacanya pelan-pelan pasti bakal “ngeh” sama clue yang dikasih… Tapi beneran, menuerut gue semua ceritanya itu menarik sih…. Menarik banget malah…. Gue sampe jatuh cinta sama sherlock holmes, idaman banget lah pokoknya…..

Nah, tapi ada yang lucu juga…. Selama gue baca kumpulan kasus 1 ini gue juga sempet kepikiran sama pembagian hasil kerjanya holmes tahu…. Gue sempet kepikiran, kira-kira kalau holmes dapet komisi dari kliennya, berapa persen sih yang dia kasih ke Watson? Terus, kok selama ini nggak ada terus terang-terus terangnya sih masalah pembagian komisi, soalnya gara-gara ikut penyelidikan Holmes, dr Watson sampe harus ikut keluar kota lah, minta dokter lain gantiin prakteknya lah, terus harus ninggalin istrinya sendirian lah, dan selalu aja kayaknya di tuh buku nggak pernah disebutin berapa bagian Watson. Gue malah sampe kepikiran “ih sherlock holmes mah pelit wkwkwkwk.” Sampe akhirnya entah kenapa gue merasa di buku kedua ini seolah menjawab pertanyaan gue yang entah datang darimana ini, karena buku kedua ini sering nyebut-nyebut tentang bagaimana sherlock holmes yang nggak pernah memungut bayaran buat kasusnya, dia menangani kasus bukan lihat dari berapa bayarannya tapi lebih ke “apakah kasus itu menarik atau nggak” “apakah kasus itu cukup unik atau nggak” “apakah kasus ini menarik perhatiannya atau nggak” jadi meskipun kasus itu nggak akan mendatangkan duit buat dia, selama itu menarik perhatian dia dan bisa buat dia “berpikir” dia bakal tangani itu meski nggak di bayar, tapi kebalikannya, sekaya apaun kliennya tapi kalau kasusnya dia anggap biasa aja, dia nggak bakal terima. Keren kan?????????????? Nah itu nggak seberapa, diluar itu banyak banget kutipan menarik yang bertebaran di setiap ceritanya Sherlock Holmes kayak gini misalnya :
“kita sudah biasa melihat manusia memandang rendah apa yang tidak bisa dipahaminya”
“tidak ada orang bodoh yang lebih menyulitkan daripada yang punya sedikit akal”
“bukti utama kebesaran sejati manusia adalah persepsi akan kekecilan dirinya”
Yah jangan tanya gue itu gue ambil dari cerita yang mana, karena gue nggak sempet tulis di buku wkwkwk.

Monday, October 26, 2020

Kita Akan Menua

Foto oleh Engin Akyurt dari Pexels

Suatu hari nanti kita akan menua, butuh kedamaian, tidak suka keramaian, bahkan mungkin kita akan mengeluarkan sumpah serapah saat mendengar suara kenalpot motor berisik yang lewat di depan rumah. Membenci suara-suara berisik yang keluar dari pengeras suara yang ada di kamar sebalah.

Suatu hari nanti kita akan menua, kita akan berubah dari kita hari ini. Beberapa mungkin akan lebih cerewet. Beberapa mungkin akan bersikap seperti anak kecil yang butuh perhatian. Dan bahkan ada yang akhirnya kesepian dan kehilangan setiap ingatan.

Suatu hari nanti kita akan menua, fakta nyata yang tak bisa kita hindarkan. Saat kita akhirnya berubah menjadi pribadi yang berbeda dan tidak akan lagi sama. Menjadi pribadi yang dulu paling kita tidak suka; langganan tetap rumah sakit. Obrolan yang berubah menjadi seputar penyakit. Mudah lelah. Menurunnya setiap indera yang kita punya, bahkan mungkin kehilangan beberapa diantaranya.

Suatu hari nanti kita akan menua dan hidup di dalamnya.

Suatu hari nanti kita akan menua dan hidup akan lebih singkat bersamanya.

Suatu hari nanti kita akan menua dan itulah faktanya.

Monday, September 14, 2020

Yang Tak Pernah Tersampaikan

Photo by Josh Hild from Pexels

Apa kabar?

Dua kata yang sudah lama ingin ku ucapkan

Dua kata yang sudah lama juga ku rindukan

Dan dua kata yang tak akan pernah jadi kenyataan

 

Apa kabar?

Ku tulis itu berulang kali di saat sendirian

Ku tulis itu berulang kali di saat kesepian

Kata yang pada akhirnya hilang

Kata yang pada akhirnya…, berusaha ku lupakan

 

Apa kabar?

Ya…

Apa kabar?

Dua kata yang tak kan pernah tersampaikan

Thursday, August 27, 2020

Udah KENAL belum???? (Bu Tejo Ghibah Malem-malem)

Belakangan gue mengerti bahwa, kita belum tentu mengenal orang yang kita nikahin sampai kita tinggal bareng. Bahkan menyakitkannya saat kita nikah pun itu nggak menjamin kalau kita benar-benar mengenal pasangan kita sampe akhirnya satu diantara kita ninggalin pasangannya demi orang lain (gue pake kata KITA biar lebih enak ya🤣). Sering nggak sih denger hal-hal semacam itu? Eh tapi jangan salah sangka, gue nulis ini lantaran keingetan sama dialog dari buku yang beberapa bulan lalu gue baca, The Little Paris Bookshop. Dalam buku itu ada bagian dimana pengurus apartemen tempat Jean Perdu tinggal menceritakan tentang tetangga baru mereka, seorang perempuan yang ditendang dari tempat tinggalnya sendiri oleh suami yang dinikahinya, dan entah si pengurus atau penghuni lain apartemen bilang gini kita tidak akan pernah mengenal suami kita sampai dia menendangmu dari rumah, yah begitulah kira-kira. Yang mana itu berarti bahwa menikahpun nggak menjamin kita mengenal baik pasangan kita. Nggak menjamin mereka sepenuhnya terbuka. Nggak menjamin bahwa kita nggak akan merasakan apa yang dirasakan Catherine (si penghuni baru apartemen) yang ditendang dari kehiduapannya sendiri oleh suami yang di nikahinya selama 20 tahun lebih.

Nah, malah karena alasan 'untuk saling mengenal' salah seorang temen pernah nanya dengan seriusnya mengenai mengapa Indonesia nggak melegalkan tinggal serumah dengan pasangan sebelum nikah, pertanyaan yang sontak dapet tanggapan super riuh di grup. Dia memberikan alasan bahwa dia kepingin tinggal serumah dulu sama pacarnya sebelum mutusin buat nikah, seenggaknya dia mau tahu apakah ada yang berubah kalau mereka ketemu tiap hari sebagai pasangan serumah, apakah dengan begitu pasangannya bakal lebih terbuka, apakah mereka bakal lebih mengenal satu sama lain, apakah orang yang dia pacarin saat ini udah tepat, apakah...apakah...apakah lain yang dia kemukakan. Dan, yeah, masuk akal juga sih alasannya, tapi masuk akal bukan berarti bisa di aplikasikan dalam kehidupan nyata, terlebih saat RUU KUHP jelas membuat pasal mengenai zina dan hukuman bui 6 bulan didalamnya dengan denda maksimal 10jt, yang entah bertujuan untuk apa? Yang entah untuk memberi efek jera atau apa wkwkwkwkk. Dan mengenai Pasal ini bener-bener berjalan apa nggak, ya nggak tahu juga kan? Apalagi menariknya nih, selama kepala desa atau orang-orang didalamnya cuek-cuek aja nggak apa-apa juga sih (sepertinya) karena hal ini berlaku cuma kalau ada aduan baik dari orangtua/suami/istri/anak/kepala desa, jadi kalau selama nggak ada aduan ya terserah anda yang mau mempraktekkan😁

"Kalau dikita jatuhnya kumpul kebo itu, dan memang nggak di terima gitu aja"

"Boleh sih kalau nggak ketahuan, hak lo itu"

"Bisa aja sih sebenernya, selama lingkungan lo cuek ya oke-oke aja. Tapi kalau enggak siap-siap di gerebek dan di arak keliling kampung"

Percakapan selesai. Sepenuhnya tanpa penyelesaian.

Well, indonesia emang belum bisa seterbuka itu sih. Tapi faktanya di beberapa tempat dan bahkan kota besar orang cuek-cuek aja, malah gue tahu orang yang kumpul kebo ampe puluhan tahun🤐 , lah itu kok bisa? Pasti lo mau bilang gitu kan? Ya, baca yang gue tulis di atas, selama lingkungan tempat tinggal cuek-cuek aja ya woles, selama nggak ada aduan ya nggak apa-apa. Itu hidupmu. Itu hakmu. Ye kan? Intinya sih ya, selama lo masih di indonesia ya ikuti budaya yang berlaku di indonesia, tapi kalau mau coba juga nggak apa-apa kan konsekunsi di tanggung sendiri😂

Nah balik lagi ke atas, tentamg mengenal pasangan. Pertanyaan gue sekarang, apakah kalian saat ini sudah cukup mengenal pasangan kalian? Apakah selama ini wajah yang ditampilkan di depan kalian itu benar-benar wajah dia yang sebenernyai? Wajah yang sama yang dia tunjukkan ke teman-teman atau keluarga? Atau wajah yang cuma di set buat kalian seorang? Karena gini lho, berdasarkan informasi yang entah gue baca dimana, menunjukkan bahwa manusia itu punya 3 wajah : Wajah yang pertama adalah wajah yang ditunjukannya pada dunia / orang-orang diluar (ini adalah wajah yang ditampilkan dilingkungan, pokoknya wajah yang lo set agar diterima masyarakat). Sementara wajah kedua adalah wajah yang ditunjukannya pada orang-orang dekat seperti teman dekat dan keluarga (lo tahu lah pasti gimana), dan yang terakhir wajah yang ditunjukannya untuk dirinya sendiri (nah ini nih, pandangan gue ini adalah wajah yang cuma KITA sendiri yang tahu. Pernah nonton film Marriage Story? Inget nggak adegan dimana Mbak Scarlett Johansson nangis sesegukan didalam kamar? Padahal waktu di depan suaminya dia berusaha buat nggak nangis? nah itu lah wajah ketiga itu, wajah yang cuma diri kita yang tahu). Kalau kata teori dalam ilmu komunikasi tuh mungkin ini tuh teori kulit bawang / teori penetrasi, Maksudnya saat lo buka kulit terluar bawang kan bakal ada kulit-kulit lain di dalamnya. Nah seperti itulah manusia, lo nggak akan bisa melihat itu dari luarnya aja :)

Jadi pertanyaannya apakah wajah yang kalian kenal itu adalah wajah yang dia pake di depan orang-orang tercintanya juga? Oke, biarlah dirimu bertanya-tanya sekarang🤣

Gue jadi inget percakapan gue beberapa waktu lalu sama seseorang yang nelepon gue malem-malem cuma buat nanya pendapat gue tentamg 2 orang yang tengah deket sama dia. Hal ini Karena salah satu dari mereka mau serius  dan malah udah kepingin di lamar... Dan mungkin diajak nikah🙄. Tiba-tiba gue heboh sendiri dong. Beginilah reaksi gue pada saat itu :

"Huh???? Cewek macem apa yang baru kenal beberapa bulan dan baru ketemu sekali udah minta di lamar??????"

Gue syokkkkkkkkkkkkkk. Apalagi dengan fakta bahwa mereka berdua kenal dari aplikasi gem, tau HUGO apa HAGO gitu? *Lupa* Mereka ketemu dari situ. Main gem bareng, tukeran no hape, terus chat lewat WA. JADIAN. Lalu anggaplah mereka LDRan. Dan kemudian Si Siti ini minta serius. Bayangin!!!!!!!!!!!!!!! Padahal pada saat itu mereka baru ketemu satu kali! astagfirullahaladzim. Sampe istighfar gue conggggggggggggg. Sebagai cewek gue langsung merasa...... Kok bisa ya????????? Jujur!! gue sampe menasihati temen gue gegara dia curhat begini... Gue emang bukan orang baik, bukan orang sempurna *Apasih ni* tapi gue berusaha untuk memberikan pengertian bahwa nikah ini bukan main papah mamahan kayak jaman kita masih kecil, bukan main rumah-rumahan dalam tenda di dalam rumah yang habis selesai ya udah, nikah ini serius..... Guw bahkan sampe ngomong gini lho 

"Wajar lah lo ngira dia baik, lo sama dia itu masih nutupin kekurangan lo masing-masing, lo berdua masih pake topeng..."

"Cari istri yang baik, yang sayang sama orangtua lo...."

Tapi yah, temen gue lagi jatuh cinta, jadi mau gue bilang abcdz juga nggak bakal di denger :) Jadi yasudahlah!

*tarik nafas dalam* dan yeah, mereka katanya bakal nikah tahun depan setelah sebelumnya bilang tahun ini... Selamat ya kalian (nggak bisa nahan tawa) semoga kalian saling mengenal satu sama lain dengan baik, terbuka, dan menjadi panutan😌

"Makannya lo download HAGO Ni, siapa tahu dapet pacar"

"Aduh bapak, terima kasih sarannya" dalam hati mending gue banting hape gue dari pada download begituan😤😤

Sebenernya nih ya, gue itu kagum sama temen-temen gue yang dengan mantapnya memutuskan buat nikah (terutama buat temen-temen gue yang umurnya nggak jauh dari gue (kita nggak bicarain mereka yang usianya diantara 27 ke atas)), kagum karena mereka siap untuk.., terikat. Jujur nih yah, menurut gue keputusan buat nikah itu adalah hal besar dalam hidup. Besar banget malah. Pokoknya lebih besar lah dari pada pulau Jawa. Butuh keseriusan. Konsistensi (untuk bisa sayang sama orang yang sama seumur hidup), kesabaran, terus harus bisa menerima orang lain dan berbagai banyak hal sama mereka, menerima kekurangan maupun kelebihannya, apalagi ya? *Mikir* pokoknya hal-hal macam itu. Siapkah? Dan yeah, kalau sudah begitu mereka juga harus siap menyatukan dua pemikiran jadi satu, mendiskusikan segala sesuatu bareng-bareng, dan mereka udah harus sadar bahwa nggak bisa lagi asal beli barang kesukaan tanpa mikirin keuangan di rumah, mikirin buat nabung, cari-cari asuransi pendidikan/kesehatan, bahkan nih ya, sebelum mutusin nikah pun mereka sebenernya udah harus tahu bakal tinggal dimana? Apakah bakal tinggal sama orangtua? Atau ngontrak? Cicil rumah di pinggir kota? Atau satu diantara mereka udah punya rumah untuk ditinggali? Bagus kalau memang mereka punya keuangan yang baik, orangtua yang mendukung dengan beliin rumah sebagai hadiah pernikahan sehingga setelah resepsi tinggal cabut ke rumah sendiri. Tapi toh salah seorang temen (karena waktu kecil kita sering main bareng) tetep milih tinggal bareng ortu meski sudah dikasih rumah, bahkan dengeri-denger apa-apa masih disiapin sama ortu dari makan sampe pakaian. Jadi, pasangannya lebih mirip anak angkat yang ikut diurusin sama emaknya, dan pernikahannya lebih mirip main-mainan dalam tenda di dalam rumah. Apakah bisa begitu? Bisa! Temen gue😬 Tapi, yakin mau kayak gitu? *mulai kayak Bu Tejo wkwkwk*

Nah, ada juga yang lebih parah dari sekedar itu, yang setelah nikah dan dikasih keturunan ternyata belum benar-benar siap jadi orangtua. Yang masih suka senang-senang, bapak emak sibuk mainin hp anaknya lagi main comberan bareng gue *lhoooooo?*, yang suka main pukul anak karena nggak sabaran, yang merasa tugasnya paling banyak di rumah dan nggak dapet perhatian, iri sama yang single karena banyak waktu buat jalan-jalan keluar kota sementara dia cuma ibu rumah tangga yang sibuk cek sosial media dan ghibahin orang di dalamnya, terus habis itu yang paling parah jadi sering ngeluarin statement goblok dan merasa diri paling bener (maap agak emosi di bagian ini), nah yang terakhir ini nih salah satu alasan kenapa banyak oknum-oknum penyebar hoax di sosmed hahahahahaha.

Jujur dari hati terdalam, gue lebih kagum sama orang-orang yang *mikir keras* apa ya? Punya pemkirian lain, punya prioritas lain, atau pandangan terhadap masa depan yang apa ya? *Masih mikir* oke gampangnya gini deh : orang itu punya karir baik, ditunjang pendidikan yang juga baik, tapi masih mikir "belum kepikiran sih buat nikah, masih kepingin lanjut kuliah lagi" atau "Aduh... Masih belum mikirin. Masih jauh kayaknya mikirin begitu-begituan, lagian belum siap jugak" "mimpi gue masih banyak Ni, buat pacaran aja gue masih belum kepikiran wkwkwk, masih pingin ngembangin karir, perbanyak relasi." Bahkan nih, entah kenapa gue aja sampe kagum gitu sama orang-orang yang udah punya pendidikan yang sangat baik tapi masih mikirin buat belajar lagi, contohnya salah satu orang yang gue kagumi, belakangan gue baca entah dimana dia bilang lagi persiapan untuk lanjut S3, setelah beberapa tahun lalu kuliah S2 dengan ambil 2 jurusan😱 keren nggak sih?

Tapi ya balik lagi sih, tiap orang itu kan Prefensinya nggak sama. Jadi, tugas kita tuh ya menghormati apapun pilihan orang, jangan main menghakimi kalau si A itu salah, B yang bener, nikah muda itu nggak baik yang bener itu nikah di atas usia sekian, nggak gitu! Yang penting sih ya tadi, lo kudu, harus, mesti, wajib, KENAL sama orang yang lo pilih... Karena apa???????? Jangan sampe diri kalian bernasib seperti Catherine yang di tendang dari kehidupannya sendiri oleh suami yang sudah dia dampingi selama lebih dari 20 tahun. Ingat, manusia itu punya 3 wajah!!!

Thursday, July 2, 2020

Sepotong Ingatan

Photo by Leah Kelley from Pexel

Sahabatku yang baik,
Hari ini aku tulis pesan ini untukmu, berharap sepenuhnya kau membacanya. Diamanpun kau menunggu, aku tahu pasti bahwa hari itu akan datang jua. Menjumpaiku pada waktu yang tak pernah ku duga. Mengagetkanku tanpa peringatan apa-apa. Jelas kau membuatku sama sekali tak menyadarinya, hingga terlambatlah sudah untuk semuanya; menunggumu dengan baik, menantimu dengan sabar, di tempat dimana sudah tertulis, disanalah kita kan bertemu..., Tempat dimana kau telah menunggu.

Sahabatku yang baik,
Ketahuilah bahwa aku tak pernah lupa, sesungguhnya tak akan bisa lupa. Pada waktu yang sudah tercatat disana. Pada ingatan yang terus menetap diam dalam kepala. Percayalah, itu tak pernah pergi. Tak akan bisa pergi. Karena hal itulah yang akan terus mengikat, yang mengingatkanku bahwa hari itu pasti terjadi. Disuatu tempat tanpa bisa kusadari..., Itulah alasan yang tak ku mengerti dan hal pasti yang tak mungkin bisa ku hindari.

Saturday, June 20, 2020

Review Buku Manajemen Media Penyiaran (Strategi Mengelola Radio & Televisi) Edisi Revisi, Morissan, M.A.


Judul : Manajemen Media Penyiaran (Strategi mengelola radio & televisi)
Edisi Revisi
Penulis : Morissan, M.A.
Penerbit : Kencana, Prenadamedia Group.
Tahun terbit : Cetakan ke 4, Agustus 2018.
Tebal halaman : 490 halaman.

Di era digital seperti saat ini banyak dari kita yang sudah lama meninggalkan media penyiaran seperti radio maupun televisi dan menggantikannya dengan media yang jauh lebih bisa diandalkan seperti media online. Terlebih dengan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan saat ini, misalnya hanya dengan gawai canggih yang kita gunakan setiap hari kita sudah dapat menonton televisi, mendengarkan radio , membaca berita, dimanapun kapanpun, akibatnya media konvensional seperti televisi, radio, maupun surat kabar, menjadi pilihan terakhir bagi masyarakat pada saat ini, baik dalam menikmati informasi maupun hiburan. Media konvensional seolah ditinggalkan penggemar setianya yang dulu banyak menghabiskan waktu luang untuk menyaksikan tayangan/program menarik.

Namun belakangan ini media seperti Televisi kembali mengambil perhatian penuh para audience nya, terlebih sejak indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak penularan virus korona sejak presiden Joko Widodo mengonfirmasi kasus positif pertama pada 2 Maret 2020. Sejak saat itu perhatian masyarakat kembali tertuju pada media konvensional, terlebih media televisi. Hal ini tidak lain untuk mengikuti setiap perkembangan yang ada dari hari ke hari, terlebih dengan fakta bahwa media televisi lebih dapat di percaya oleh masyarakat lewat informasi yang kadang dilakukan secara live report dari lokasi kejadian, hal itu membuat masyarakat jauh lebih percaya pada televisi karena dianggap segala macam informasi yang disampaikan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Dari “kembali bergeliatnya” media penyiaran seperti televisi pada saat ini, tentu menarik jika kita membicarakan mengenai seperti apakah dinamika di balik layar sebuah program televisi agar dapat mengudara, masuknya pundi-pundi penghasilan lewat tayangan iklan, maupun bagaimana orang-orang dibelakang media terus bergerak agar mereka bisa menyesuaikan dengan laju industri saat ini melalui manajemen mereka. Oleh sebab itu dalam kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai buku yang mengangkat mengenai manajemen media penyiaran (Strategi mengelola radio & televisi) yang di tulis oleh Morissan, M.A. selaku dosen di fakultas ilmu komunikasi universitas Mercu Buana Jakarta.

Buku yang di publikasikan pertama kali pada Agustus 2008 ini dengan jelas membicarakan mengenai seperti apakah dunia dibalik layar penyiaran, pasalnya dari 12 bab di dalamnya terdapat berbagai macam topik yang dibahas dan sangat menarik untuk di ketahui, terlebih bagi Anda yang tertarik dengan dunia penyiaran. Dalam bab pertama kita akan disuguhkan dengan sejarah lahirnya radio dan televisi ; bagaimana stasiun radio pertama dimulai dengan iseng oleh Frank Conrad yang membangun sebuah pemancar radio di garasi rumahnya di Pittsburgh, Amerika Serikat, juga dengan kemunculan televisi yang pada awalnya dianggap biasa-biasa saja oleh masyarakat pada saat itu, bahkan cenderung dianggap sebelah mata. Namun melihat bagaimana kedua media tersebut akhirnya dikenal luas dikalangan masyarakat, tentu kita tidak akan percaya bahwa kemunculan 2 media tersebut awalnya tidak mendapat sambutan yang cukup baik. Sementara itu pada bab-bab berikutnya dibahas juga mengenai teknik penyiaran, sistem penyiaran, manajemen penyiaran, program siaran, pemasaran program, promosi program, dll, yang mana dalam sub-sub bab tersebut juga di suguhkan topik-topik yang tidak kalah menarik seperti segmentasi audien, struktur organisasi stasiun televisi, tugas dan tanggung jawab crew tv baik dalam program berita maupun non berita, pemasaran program, dll. Buku ini, sekali lagi, sangat menarik, terlebih untuk mereka yang punya ketertarikan di dunia penyiaran, atau bagi mahasiswa/calon mahasiswa penyiaran yang membutuhkan buku pegangan untuk kegiatan belajar.

Adapun kelebihan dari buku ini terletak pada kerincian penulis dalam menyusun setiap materi, alhasil dalam satu buku kita selaku pembaca dapat mengetahui banyak hal sekaligus. Terlebih dengan fakta bahwa buku ini terdiri dari 12 bab yang masing-masing babnya dibahas secara rinci dan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Namun dibalik itu saya selaku pembaca tidak dapat memungkiri bahwa buku ini bisa jadi perlu disesuaikan dengan era saat ini, terlebih mengenai bagaimana manajemen media penyiaran mensiasati perkembangan new media yang kian lama kian masif mengambil minat masyarakat, dalam hal ini saya rasa perlu di tambahkan mengenai bagaimana media konvensional mampu membuat dobrakan untuk menarik minat audience, dan bagaimana media konvensional mempromosikan programnya di tengah-tengah era dimana mayoritas penggunannya sudah beralih ke media daring. Karena kita tidak dapat memungkiri bahwa merosotnya minat masyarakat terhadap media konvensional seperti televisi, radio, maupun media cetak pada saat ini tidak lain karena zaman telah banyak berubah. Oleh sebab itu sudah barang tentu jika media konvensional masih ingin bersaing dengan new media mereka perlu membuat terobosan yang segar, karena jika tidak tentu tinggal menunggu waktu sampai industri media penyiaran akan ditinggalkan oleh penonton setianya.

Friday, June 5, 2020

Di Ujung Malam

Photo by Ruvim from Pexels
Di ujung malam, takala sebagian orang terlelap dalam mimpi mereka, kita justru terjaga dan memulai kisah tengah malam kita. Melintasi waktu, kita bercerita tentang dunia di ujung sana, yang bersinar oleh cahaya matahari musim panas sementara di ujung lain, matahari sudah lenyap berjam-jam lamanya.

Kita bicara tentang waktu. Juga menghitung perbedaan dari waktu ke waktu. Seolah tak pernah ada pembenaran. Memusingkan kita dengan hitungan. Kita memperhitungkan semuanya seolah yang kita lakukan ini setimpal; berbicara berjam-jam lamanya tanpa menghasilkan apa-apa, kecuali rasa baik setelahnya. Rasa baik yang bahkan tak bertahan lama. Ah, memalukan!

Ya, memalukan! Tapi, memalukan yang menyenangkan. Memalukan yang tak pernah membuat kita bosan. Untuk menggiring rindu ke tempatnya kembali dapat bertemu. Menghitung jam ke jam untuk waktu setelahnya, dan melihat diujung malam mana kan kita lanjutkan kembali kisah  kita.

Di ujung malam. Ya, selalu di ujung malam, saat selalu ada hal kecil yang menarik untuk dibicarakan. Saat selalu ada kisah untuk di tertawakan, dan selalu di ujung malam, saat dimana kita tak pernah bisa diam.

Thursday, June 4, 2020

Puisi buat Majeni Sanusi Sanwani Hanapi

Sebenernya aku nggak tahu kamu siapa
Manusia jenis apa dan datang dari belahan dunia mana
Aku bahkan nggak tahu nama lengkap kamu
Padahal itu modal aku berselancar di gugel

Aku mengira-ngira
Mengetik sekenanya
Berharap menemukan 1 kata tuk tarik kesimpulan atasnya
Wah, tapi sayang, aku nggak menguasai ilmu deduksi, bahkan untuk menghitung 3x2x5+7:5-2x0 pun aku nggak ngerti.

Siapa gerangan kamu sebenarnya?

Herman kah?
Juleli?
Sanusi?
Sanwani?
Majeni?
Samsuri?
Atau... Hanapi?

Ah, pusing kepalaku memikirkan apa kira-kira nama belakangmu
Mungkin sebenernya nama kamu Hanapi Majeni Sanusi
Datang dari negeri jauh sampe-sampe transit 2x

Hhhmm, siapa sih kamu?

Tapi siapapun kamu udah nggak penting lagi sekarang ini, sama sekali!

Karena kamu sudah berhasil menarik perhatianku, sungguh!

Seseorang dengan kaca mata dan berjaket merah
Yang dateng entah dari belahan dunia mana
Muncul di depan mata aku
Dan...,

Wah, kamu benar-benar buat aku nggak bisa tidur selama bermalam-malam dan berminggu-minggu setelahnya

Astagaaaaaa... Kamu siapa?

Majeni?
Sanusi?
Sanwani?
Atau Pangeran Harry?
Yakali Pangeran Harry! Nggak ah, takut sama Meghan markel.

Siapa sih kamu?
Kok suka ya sama frame kacamata kamu, elegan banget gitu.
Loh..

Ini puisi buat kamu,
Kalau bukan puisi anggap aja begitu😋

Friday, May 8, 2020

Hubungan yang berakhir

Jika suatu hari nanti kita bertemu, jangan ragu untuk sekedar bertanya kabar walau itu hanya sekadar basa-basi. mungkin akan ada pelukan atau anggukan singkat, tapi kita sama-sama tahu bahwa memang hanya akan sebatas itu. Tak lebih dan tidak akan kurang.
Hidup telah mengajari kita banyak hal. Pertemuan yang tidak terlupakan. Hubungan yang menyenangkan. Dan perpisahan yang tidak dapat terhindarkan.
Namun, itulah hidup. Itulah kenyataan. Semuanya penuh rahasia. Kita berharap ini selamanya tapi Tuhan ternyata punya rencana lain di dalamnya.

Kalau hubungan apapun udah selesai pasti bakal kayak gitu sih. Serius. Hubungan apapun itu. Ya pernikahan, pertemanan, hubungan guru ke murid, karyawan ke atasan, apa lagi ya? *bingung*

Sesuatu itu berubah. Lo dulu deket banget sama orang bisa jadi suatu hari nanti berakhir dengan lo benci banget sama dia. Bahkan bisa juga sebaliknya, lo benci banget sama orang tapi belakangan lo nggak bisa kemana-mana tanpa dia, bahkan tidur aja maunya disamping dia (maunya nikah sama doi maksutnya :P)

Hal ini mengingatkan gue sama percakapan gue sama salah seorang kenalan beberapa waktu lalu, sepanjang perjalanan gue terus ngobrol sama dia, sampe akhirnya dia cerita tentang "sahabat" yang ngenalin dia sama suaminya sekarang. Disitu kenalan gue itu cerita bahwa dulu sahabatnya ini ngedukung banget hubungan mereka, dia bilang bahwa kenalan gue ini cocok sama (sekarang suami) cowok ini, nggak peduli beda budaya dll. padahal si cowok ini keturunan orang timur tengah gitu, jadi waktu pacaran sama kenalan gue keluarga cowoknya nggak setuju.

"temen aku tuh baik banget nani. sekarang kalau inget tuh suka kangen sama dia"

"loh?"

"iya, aku udah nggak tahu dia dimana, padahal aku udah cari-cari di facebook, instagram, tapi nggak ketemu... kita lost contact"

dan dari situ gue langsung..... kok bisa? *tapi ngomong dalam hati* kalau kalian deket kenapa bisa lost contact? maksudnya beneran "kok bisa?" ngerti kan? berarti saat satu diantara mereka ada yang mulai menjauh satu lagi nggak sadar donggggggggg? jadilah seperti ini. Entahlah!

diluar itu ada juga salah seorang temen, selama bebrapa tahun terakhir dia tinggal satu kontrakan sama temennya, mereka beli apa-apa bareng-bareng, mulai dari mesin cuci, kulkas, tv, entah apalagi. bahkan gue pernah bercandain "kalau lo pisah siap-siap sewa pengacara buat bantu bagi harta gono-gini wkwkwk" dan akhirnya mereka 'pisah'. padahal mereka itu udah kayak keluarga banget, pacarnya temen sekos temen gue bahkan sering banget main buat masakin mereka atau main disana, dan sekarang hubungan mereka berakhir dengan pertengkaran.

Temen gue pernah bilang "ya gue nggak nyangka aja. Sekarang kita masih temenan tapi udah nggak kayak dulu, komunikasi seperlunya, pokoknya udah nggak kayak dulu lah"

Gue jadi inget pernah baca status salah seorang temen SMP  gue di facebook beberapa tahun lalu *iya beneran beberapa tahun lalu, mungkin 2th lalu* disana ada kalimat yang langsung buat gue langsung tertancap, begini bunyinya : "friend could replace you when they find the significant other"

Kata-katanya emang bagus banget sih, soalnya gue sampe screenshot wkwkwkwkwk dan bagian itu yang paling berkesan buat gue. Meski tulisan dia bener-bener berkesan :P

kita berharap hubungan kita selamanya kayak gini, padahal kenyataannya hanya sedikit yang bisa mempertahankannya.
Photo by Pixabay from Pexels
Yah, hidup memang gitu!

Mungkin itu kenapa tiap kali puasa kayak sekarang ini (kalau lagi nggak pandemic) pasti bakal banyak banget jadwal buka bersama, entah sama temen TK, SD, SMP, SMA, Kuliah, Kantor lama, Kantor baru, temen rumah, temen RT, grup ghibah blok sebelah, grup ghibah kelurahan sebelah, dll. ya kan? Hal yang menandakan bahwa dalam hidup kita bakal ketemu banyak orang, dan semakin kita dewasa kita akan memilih pada siapa kita tetap berteman dekat dan pada siapa hubungan harus berakhir. Bukan berakhir yang gimana-gimana, maksudnya berkabar seperlunya... Kayak puisi mbak ratna dumila "berkirim kabarlah secukupnya" jadi ya begitu. Dan pada akhirnya kita lebih banyak menghabiskan waktu pada "si significant other" tadi.

Banyak cerita temen-temen gue tentang kisah perpisahannya sama pacar mereka, banyak cerita juga tentang pertemanan yang berakhir, banyak juga tentang keluarga. Bahkan, gue juga punya kisah sendiri, tentang temen yang akhirnya ninggalin gue wkwkwkwk, ya itu karena gue. Belakangan gue sadar bahwa dulu dia itu baik banget sama gue, gue yang kebetulan tertarik dengan psikologi sering banget belajar sama dia, meski dia juga sebenernya anak manajemen bisnis pariwisata atau apalah itu tapi dia banyak tahu tentang ilmu psikologi, jadilah kita banyak sharing.... Tapi pada akhirnya karena satu dan lain hal kita udah nggak pernah komunikasi lagi. SAMA SEKALI!

Yah begitulah.

Temen gue pernah cerita tentang kesedihannya, dulu dia pernah akrab banget sama si A, saking akrabnya dia itu sering banget nginep di rumah si A, bahkan nyokap si A ini sampe kenal banget sama temen gue. Tapi disuatu titik akhirnya mereka menjauh, bahkan sekarang mereka kalau ketemu dikampus saling tegur seadanya. Temen gue pernah cerita hal ini dilatar belakangi asmara, jadi mereka suka sama cowok yang sama, dan entah gimana si A yang tahu temen gue suka sama si Z malah pacaran sama Z. Begitulah berakhirnya pertemanan mereka yang sudah sangat dekat. Kadang gue bingung mau nanggapin gimana, soalnya gue kenal juga sama si A. Dan parahnya kenal juga sama cowok yang dimaksud *gubrakkkkkkkkkkkkkkkkkkk* kite satu kampus coy.

Intinya, hidup kita berubah, lingkaran kita berubah, dan, nggak usah kaget kalau suatu hari nanti orang-orang dalam hidup kita akan terus berlalu. Berlalu karena waktu atau berlalu karena alsan lain. Berakhirnya hubungan apapun sebenernya sama kayak perceraian, kalau dalam esaynya mbak Nora Ephrone yang The D Word dia bilang kalau ada “perceraian yang baik-baik ada juga perceraian yang nggak baik-baik”.  Dan memang semuanya seperti itu, berakhirnya hubungan pertemanan temen gue di atas nggak baik-baik, karena ada masalah di tengah-tengah mereka.

Hal ini mengingatkan gue sama statement seseorang beberapa waktu lalu, pasangan kita saat ini belum tentu jodoh kita. Kenapa? Karena kapanpun kita bisa pisah sama mereka, baik karena perceraian atau kematian. Orang yang bukan jodoh lo bisa cari pengganti lo setelah itu, tapi dia yang benar-benar jodoh lo akan terus menjaga itu sampai akhir hayatnya. Intinya, kalau lo mati pasangan lo nggak akan nikah lagi.

Huh gitu nggak sih??? Kok gue tiba-tiba bingung ya??????? intinya, segala sesuatu itu nggak ada yang abadi. Yang abadi itu Cuma ketidak abadian itu sendiri *Aseekkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk*

Buat temen-temen gue disana, yang sekarang sudah lulus kuliah, yang tengah berjuang mengejar SKS, yang lagi nyusun TA, yang lagi ngejar mimpi tinggal di negara impian, yang lagi mengejar mimpi untuk menuju karir impian, yang tinggal di negara orang untuk kerja or kuliah, yang lagi ngatur strategi lanjut S2, yang lagi apapunnnnnnnnnnnn.... Pasti akan ada saat dimana kita bakal menghilang dari kehidupan satu sama lain, hilang dari grup, atau apapun,... Jangan pernah bertanya-tanya kenapa ya,,, karena itu yang di sebut fase. Entah fase apah.... mungkin fase peralihan dari kepongpong ke buah naga wkwkwkwkwk... apa dari tales ke keju belanda????????  Entahlah!!!

Nanti gue lanjut lagi ya... gue mau ke rumah cici gue dulu :D

Tot ziens! Doei! Tscuss! Bye! Tot snel! Tot gauw! See you soon! Bis spater! Bis bald! Auf wiedersehen! eh itu bener nggak sih???????? wkwkwkwk.

Tuesday, May 5, 2020

Kangen Kuliah......

"Tak terasa gelap pun jatuh.... di ujung malam menuju pagi yang dingin.... hanya ada sedikit bintang malam ini, mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya...." 

Yuhuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu,,,,,, yuhuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.... wie gehts? hoe gaat het? apa kabar? ngapain, kok jam segini belum tidur????????? lagi denger payung teduh ya gegara nggak bisa tidur???? *gue itu mah wkwkwkwk* harusnya gue udah tidur, tapi dapet PR buat cari closing Mata Najwa goes to netherlands untuk di kasih ke temen gue yang "ngakunya" udah nggak indonesia banget.... makanya gue mau kasih dia video itu biar dia tahu gimana rasanya jauh dari tanah kelahiran dan kangen sama negaranya.....

*tarik nafas* kita lupakan dulu temen gue..... kali ini gue mau kangen-kangenan dulu sama kampus... kangen-kangenan sama kuliah.... kangen-kangenan sama temen-temen....

Huh, nggak terasa sudah lebih kurang 2 bulan nggak kuliah, rasanya tuh kangen banget sama suasana kampus, kangen sama temen-temen, kangen ngomongin dosen, kangen tidur-tiduran di perpustakaan kampus, kangen cari-cari stop kontak buat charger laptop/handphone (yang kadang sampe keliling-keliling buat nyari), kangen lari-lari pas ketinggalan kelas, kangen bengong sendirian pas nggak ada temen, kangen saling tunggu-tungguan buat makan, kangen temen-temen ghibah, kangen ghibah langsung dan bukan di zoom, kangen ngomong langsung dan bukan teleponan atau sekedar denger voice note.... ah, kangen kalian... kangen kuliah.... kangen GHIBAH.

Mungkin kalau ada yang nanya “apakah ada dampak positif korona?” jawabannya nggak lain yaitu, lo jadi lebih ngerti bahwa ternyata kebersamaan sama temen-temen itu bener-bener berharga, meski pas lagi bareng kadang suka kesel-keselan, suka adu argumen sampe harus di pisahin, suka cuek, dsb. Tapi di tengah pandemik ini lo jadi lebih perhatian, jadi sering tanya kabar, keadaan, saling tukar cerita, saling ngingetin buat jaga kesehatan, dll. coba kalau enggak? pasti teleponan sekedar nanyain tugas wkwkwkwk. Yah itu salah satu dampak positifnya, diluar itu, tugas praktek jadi nggak ada... meski gantinya nggak kalah buat sakit kepala wkwkwkwkwk.

Tapi beneran deh, yang kuliah di rumah pasti kangen banget karena udah 2 bulanan nggak masuk kuliah, soalnya nggak jarang gue lihat story temen-temen gue yang posting kegiatan di kampus dengan caption “kangen kuliah” dan kalau boleh jujur gue juga kangennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.... kangen banget malah (soalnya itu satu-satunya kegiatan gue wkwkwkwkwk). Kadang dari situ gue sampe ngebayangin, gimana rasanya kalau udah lulus kuliah ya? pasti udah nggak bakal dateng lagi ke kampus, habis mau ngapain? kan udah nggak ada kepentingan, huahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.... Mau kuliah lagiiiiiiiiiii, nggak mau nggak kuliah............*nangis-nangis di pojok kamar*

Yah, berhubung gue lagi kangen kampus, kangen kuliah, kangen juga sama temen-temen kucrut, jadi disini gue mau posting foto-foto yang ada di HP gue ya, sekedar untuk menghilangkan kerinduan sekaligus mau kasih tahu cerita di balik foto-foto itu wkwkwkwkwk.... Los geht's!

Huaaaaaahhhhhhhh, Video ini di ambil pas SP kemarin, kalau nggak salah ini pertemuan kedua, jadi yang telat-telat disuruh nyanyi di depan kelas. Kalau menurut gue ith bukan hukuman, emang dasar dosennya aja males ngajar, masak iya tiap anak yang telat harus nyanyi sementara kita-kita jadi nggak belajar...
Stefani dan ayam bakar samping indomaret 😁😁

ngemper cuma buat ngecharge leptop atau hp... kasian banget anak emakkkk.
Nunggu sulis yang nggak dateng-dateng dari gerimis, hujan, dan ujannya berhenti....

Mereka yang katanya pingin jadi model brosur mercu buana edisi gratis uang pangkal 100%


sebelum produksi tugas "produksi berita televisi" apa aja di gotongin.

Malu bertanya sesat di jalan, ini di kelas bukan di jalan jadi nggak usah nanya!"

Mayday... Mayday.... Motor 1, 2, dan 3 sudah siap meluncur ke rumah dosen, ganti!wkwkwkwk. Saling tukar Foto untuk tahu lokasi masing-masing pas mau pergi bareng ke rumah dosen untuk ngumpulin tugas😋

Foto bareng di pertemuan terakhir kelas Bahasa Inggris 1. Halimah izin nggak masuk, ngakunya sakit tapi malah pergi main wkwkwkwk. Maapkeun😊

alkisah hari itu kita berencana bakal bakar-bakar dengan menu yang sudah disiapkan, ayam, sosis, jagung, dan ikan, tapi apalah daya, karena kita bukan propesional jadilah rasanya nggak ada yang karuan wkwkwkwkwk. Cuma seru, mereka pada heboh wkwkwkwkwk apalagi waktu salah satu diantara kita nggak sengaja nendang panggangan sampe buat makanan diatasnya berhamburan cuma buat foto bareng.... kalian lucu sekalihhhhhhh.

Model iklan ramayana, edisi lebaran di tengah pandemi Korona🤣

Sumpah, pas dikirimin foto ini di grup gue langsung terkesima... Baru Kali itu gue lihat si Stef seserius itu wkwkwkwkwk.
jadi waktu itu baru ada beberapa orang yang dateng, gue sibuk buka-buka tugas gue dan mereka adu argument wkwkwkwk. iya, mereka lagi agak ribut gitu ngebahas malsah chat "eh, kok pagi-pagi malah berantem? gue foto ya buat kenang-kenangan wkwkwkwk" terus gue foto deh.



Si Eka yang katanya kepingin jadi model vaksin korona kalau memang sudah di temukan dan dikembangkan :P

ceritanya waktu itu UTS/UAS *lupa* jadwalnya itu seperti biasa, jam 19.30. Tapi karena gue mahasiswa super rajin, jadilah jam 6 kurang udah sampe kampus. muter sana-muter sini, akhirnya berhenti di jembatan penghubung gedung D dan E dan liatin orang-orang di bawahnya sambil nggak lupa neleponin satu demi satu temen ghibah wkwkwkwkwk.

Hari pertama SP, ini di jam terakhir. Gue pindah ke baris belakang buat tidur, tapi malah nggak bisa tidur dan malah kena tegur dosen lantaran temen sebelah gue tidur wkwkwkwk.

entah lagi ngapain, seinget gue ini lagi nunggu si sulis :P

ceritanya mereka itu habis makan terus kekenyangan, jadilah pada tiduran.... nah kojo yang jadi bantalnya.


orang yang mau aja diajak bolos, padahal dia masih ada matkul bahasa inggris, emang deh sulis paling jago kalau ajak orang bolos wkwkwkwk.

ini kita maju bukan buat godain dosen, bukan!!!! tapi buat protes masalah absennnnnnnnnnnnnnn, tapi ternyata nggak ditanggapi huuuuuh.

Maapkeun yah kalau gambarnya jelek, soalnya kebanyakan dari kamera butut akoh yang tidak seberapa ini..... sebenernya mau posting banyak, tapi gambarnya udah di pindah ke laptop, dan laptopnya kena virus korona jadinya tiba-tiba mati dari 2 bulan lalu wkwkwkwkwkwk, gue pikir di laptop ini ada ternyata nggak ada.... jadi, yasudahlah.

Nih pidio tambahan... Kelakuan si kojo Yang sering buat pidio-pidio kocak untuk di Share ke grup😊 ngomongin tentang si kojo, nih anak kalau di kampus paling pendiem lho, tapi kalau di sosial media ancur bangetttttttttt! Sampe-sampe kita tuh nggak percaya kalau yang di sosial media itu beneran dia saking bedanya.... Si agit aja sampe nggak percaya waktu tahu kalau si Kojo di kampus itu super diem, kojo....kojoooo......