Photo by Pixabay from Pexel |
Gue sadar bahwa selama ini gue ini bukan orang yang ditunggu kehadirannya, gue bukan orang yang bisa memberikan pengaruh pada kehidupan orang lain, Dan gue juga bukan orang yang suka membagikan apa-apa ke sosmed, jadi dengan itu semakin membulatkan tekad gue untuk menghapus dua jejaring sosial tadi. Lagian juga, gue males punya kehidupan "lain" di sosial media, males repot-repot pilih foto terbaik untuk di unggah ke sosmed, males mikir caption apa yang bakal gue sematkan dalam foto yang gue unggah, sesuatu yang semuanya gue lihat dari lingkungan gue pribadi (dari temen-temen gue😊). Udah nggak asing buat lihat temen-temen gue yang foto berkali-kali cuma buat cari yang terbaik untuk di upload ke sosmed, udah sering juga lihat temen yang cari Quote menarik di gugel buat caption dari foto yang mau di unggah. Dan, itu kenyataan yang ada kan? Jujur, gue juga pernah kok berada di fase itu, pernah menggilai like, claps, upvote, love, Retweet, apalagi deh? Wkwkwkwk. Tapi semakin kesini, gue mulai memaknai bahwa "apapun yang terjadi sama gue ; baik maupun buruk, cukup gue dan orang-orang terdekat gue yang tahu. Nggak ada foto perjalanan yang di publish, nggak ada foto kumpul bareng temen-temen yang di posting, dan telan semuanya sendiri"
Dulu, jaman gue masih duduk di bangku SMK gue pernah mengidolakan salah satu public figure, gue suka banget sama dia soalnya yang gue perhatiin nih orang pinter banget gitu, jadilah gue suka. Sebagai penggemar gue itu sering banget cari tahu tentang dia lewat semua sosial medianya, cuma memang sosial media dia hampir semuanya terkunci kecuali Instagram, tapi menariknya dia juga nggak pernah posting foto dia di Instagramnya, foto yang ada dianya bisa dihitung jari dan itupun hampir semuanya foto dia baremg teman-temannya. Jadi dari hampir 40 foto yang ada di Instagramya pada saat itu lebih ke foto suasana matahari terbit, foto gambar suasana kebakaran di pemukiman penduduk di Jakarta, semacam itulah. Dulu, gue selalu bertanya-tanya mendapati itu "kenapa sih nih orang kok kayaknya tertutup banget" "kenapa sih dia nggak pernah posting foto sendiri" dan pertanyaan lain. Sampe yang buat gue nggak habis pikir itu adalah... Dia bahkan nggak memposting foto pernikahannya, tahu-tahu gue lihat foto yang 'mentag' dirinya pas akad nikah. Gilakkkkkkkkkkkk nggak? Tapi akhirnya gue ngerti bahwa nggak semua orang itu suka mempublikasi kehidupan pribadinya ke sosial media. Dan orang yang gue kagumi itu salah satunya😊
Hidup kita biar kita dan orang-orang yang kita izinkan aja yang boleh tahu, dan biar mereka yang kepo sama kita berasumsi sendiri tentang kehidupan seperti apa yang kita jalani *Anjirrrrrrr keren banget ya kata-kata gue, udah bisa kali nih buat program Talkshow😋*
Ya seperti itu. Jadi gue memilih untuk keluar dari hingar bingar sosial media😊 gue memulainya dengan nonaktifin Instagram waktu gue menginjak semester 6 (walau ujung-ujungnya diaktifin lagi buahahahahaha) kemudian disusul dengan penghapusan 2 akun Facebook + Twitter, dan Instagram gue usahakan menyusul. Blog? Nggakkkk dongssssss. Gue sepakat untuk hanya menyisakan blog. Kenapa? Karena nggak semua temen gue tahu gue punya blog, diluar itu sekalipun ada yang tahu mereka juga belum tentu mau baca tulisan panjang lebar dan nggak bermanfaat ini kan? Jadi nggak apa-apa😋 (sebenernya bukan ini alasannya🤣)
Hidup tanpa sosial media itu beneran lebih keren (menurut gue lho) soalnya gue jadi nggak main bandingin gitu aja kehidupan gue sama kehidupan orang-orang disana, gue jadi nggak mudah minder karena mereka bisa melakukan ini dan gue belum, terus gue nggak harus iri sama keberhasilan orang yang gue nggak tahu bagaimana kisah di balik kesuksesan itu, dan gue juga nggak membuang-buang waktu dengan scroll down feed sosial media untuk lihat apa yang terjadi dengan orang-orang yang ada disana. Diluar itu gue juga emang nggak begitu aktif sih di sosmed, jadi mudah aja buat cabut disana tanpa merasa ada yang tertinggal🤣
Dengan tanpa sosial media gue jadi lebih menikmati kesendirian, saat gue mengunjungi tempat-tempat yang menurut gue keren kepala gue nggak penuh dengan berbagai kata-kata yang berlomba-lomba kepingin dikeluarin dalam bentuk status atau caption. Gue menikmati saat kumpul sama temen-temen gue tanpa berusaha mengalihkan kejenuhan dengan cek sosial media, gue nggak pernah lagi mikirin foto apa yang kiranya bagus buat di pampangin di sosial media gue. Sekarang gue lebih suka menyimpan itu sendiri atau bahkan langsung gue ceritain ke temen-temen. "Eh kemarin gue pergi ke Z, tempatnya keren lho, di sepanjang jalan banyak tukang jajanan🤣 terus aksesnya gampang, bagus kalau bawa kamera soalnya banyak objek foto disana, minggu besok kesana yuk" dan kemudian, gue juga nggak merasa aneh saat duduk bengong di transportasi umum tanpa mainin HP, gue jadi nggak aneh saat kemana-mana nggak bawa HP. Normalnya kan saat kita nggak bawa HP itu rasanya pasti aneh, cemas, nggak tahu harus ngapain, linglung, kayak gitu-gitu kan? Nah ini enggak, B aja. Karena dengan tanpa sosial media atau bahkan HP gue jadi lebih punya banyak waktu untuk mengamati hal-hal menarik di sekitar gue, kayak liatin gaya berpakaian orang (untuk ditiru kalau menurut gue menarik😂), dengerin obrolan mereka, liatin suasana jalan diluar, dll, bahkan di tempat-tempat tertentu gue berani buat ngobrol sama stranger lhoooooo (meski ini jarang banget sih wkwkwk)
Sekarang nggak ada lagi kalau kemana-mana harus cek berkali-kali gue udah masukin hp atau belum ke tas? Karena jalan tanpa hp pun oke-oke aja (karena yang terpenting tuh, BAWA DUIT)
Susah nggak sih keluar dari sosmed? Menurut gue awal-awalnya aja yang susah, karena kita kan udah terbiasa hidup dengan sosial media jadi pas coba lepas itu susah, tapi lama-lama justru biasa aja. Buktinya gue, gue udah +- 4 bulan delete Facebook dan Twitter(lupa tepatnya kapan) dan udah nggak ngerasain apa-apa, bahkan gue nggak inget pernah punya Facebook or Twitter wkwkwk. Cuma, ya gitu, gue harus lebih aktif cari informasi apapun lewat Gugel, gue nggak tahu apa yang jadi trending topik di sosmed, dan itu yang dulu buat gue aktifin Instagram lagi, karena salah seorang temen bilang "Lo tuh anak komunikasi ni, jangan ansos gitu" dan kemudian ada statement salah seorang dosen yang akhirnya mendorong gue untuk aktifin lagi Instagram. Tapi kemudian gue pikir lagi "toh selama ini sosmed gue kan di privasi, jadi mau gue aktifin lagi pun nggak akan berdampak apa-apa karena gue cuma share ke temen-temen gue" alhasil gue masih tetap aktifin tapi nggak pernah posting dan jarang di buka. Yah pernah sih posting, tapi lebih ke posting foto-foto yang gue ambil dari kamera, itu karena gue selalu gendong-gendong kamera kemanapun pergi🤣
Jadi menurut gue, keluar dari sosial media bukan hal yang sulit buat gue. Gue bisa tanpa sosial media. Cuma.... Gue masih bertanya-tanya, bisa nggak yah gue hidup tanpa smartphone seenggaknya untuk 2 minggu? Yah, mungkin suatu hari nanti itu wajib di coba😁