Jika suatu hari nanti kita bertemu, jangan ragu untuk sekedar bertanya kabar walau itu hanya sekadar basa-basi. mungkin akan ada pelukan atau anggukan singkat, tapi kita sama-sama tahu bahwa memang hanya akan sebatas itu. Tak lebih dan tidak akan kurang.
Hidup telah mengajari kita banyak hal. Pertemuan yang tidak terlupakan. Hubungan yang menyenangkan. Dan perpisahan yang tidak dapat terhindarkan.
Namun, itulah hidup. Itulah kenyataan. Semuanya penuh rahasia. Kita berharap ini selamanya tapi Tuhan ternyata punya rencana lain di dalamnya.
Kalau hubungan apapun udah selesai pasti bakal kayak gitu sih. Serius. Hubungan apapun itu. Ya pernikahan, pertemanan, hubungan guru ke murid, karyawan ke atasan, apa lagi ya? *bingung*
Sesuatu itu berubah. Lo dulu deket banget sama orang bisa jadi suatu hari nanti berakhir dengan lo benci banget sama dia. Bahkan bisa juga sebaliknya, lo benci banget sama orang tapi belakangan lo nggak bisa kemana-mana tanpa dia, bahkan tidur aja maunya disamping dia (maunya nikah sama doi maksutnya :P)
Hal ini mengingatkan gue sama percakapan gue sama salah seorang kenalan beberapa waktu lalu, sepanjang perjalanan gue terus ngobrol sama dia, sampe akhirnya dia cerita tentang "sahabat" yang ngenalin dia sama suaminya sekarang. Disitu kenalan gue itu cerita bahwa dulu sahabatnya ini ngedukung banget hubungan mereka, dia bilang bahwa kenalan gue ini cocok sama (sekarang suami) cowok ini, nggak peduli beda budaya dll. padahal si cowok ini keturunan orang timur tengah gitu, jadi waktu pacaran sama kenalan gue keluarga cowoknya nggak setuju.
"temen aku tuh baik banget nani. sekarang kalau inget tuh suka kangen sama dia"
"loh?"
"iya, aku udah nggak tahu dia dimana, padahal aku udah cari-cari di facebook, instagram, tapi nggak ketemu... kita lost contact"
dan dari situ gue langsung..... kok bisa? *tapi ngomong dalam hati* kalau kalian deket kenapa bisa lost contact? maksudnya beneran "kok bisa?" ngerti kan? berarti saat satu diantara mereka ada yang mulai menjauh satu lagi nggak sadar donggggggggg? jadilah seperti ini. Entahlah!
diluar itu ada juga salah seorang temen, selama bebrapa tahun terakhir dia tinggal satu kontrakan sama temennya, mereka beli apa-apa bareng-bareng, mulai dari mesin cuci, kulkas, tv, entah apalagi. bahkan gue pernah bercandain "kalau lo pisah siap-siap sewa pengacara buat bantu bagi harta gono-gini wkwkwk" dan akhirnya mereka 'pisah'. padahal mereka itu udah kayak keluarga banget, pacarnya temen sekos temen gue bahkan sering banget main buat masakin mereka atau main disana, dan sekarang hubungan mereka berakhir dengan pertengkaran.
Temen gue pernah bilang "ya gue nggak nyangka aja. Sekarang kita masih temenan tapi udah nggak kayak dulu, komunikasi seperlunya, pokoknya udah nggak kayak dulu lah"
Gue jadi inget pernah baca status salah seorang temen SMP gue di facebook beberapa tahun lalu *iya beneran beberapa tahun lalu, mungkin 2th lalu* disana ada kalimat yang langsung buat gue langsung tertancap, begini bunyinya : "friend could replace you when they find the significant other"
Kata-katanya emang bagus banget sih, soalnya gue sampe screenshot wkwkwkwkwk dan bagian itu yang paling berkesan buat gue. Meski tulisan dia bener-bener berkesan :P
kita berharap hubungan kita selamanya kayak gini, padahal kenyataannya hanya sedikit yang bisa mempertahankannya.
|
Yah, hidup memang gitu!
Mungkin itu kenapa tiap kali puasa kayak sekarang ini (kalau lagi nggak pandemic) pasti bakal banyak banget jadwal buka bersama, entah sama temen TK, SD, SMP, SMA, Kuliah, Kantor lama, Kantor baru, temen rumah, temen RT, grup ghibah blok sebelah, grup ghibah kelurahan sebelah, dll. ya kan? Hal yang menandakan bahwa dalam hidup kita bakal ketemu banyak orang, dan semakin kita dewasa kita akan memilih pada siapa kita tetap berteman dekat dan pada siapa hubungan harus berakhir. Bukan berakhir yang gimana-gimana, maksudnya berkabar seperlunya... Kayak puisi mbak ratna dumila "berkirim kabarlah secukupnya" jadi ya begitu. Dan pada akhirnya kita lebih banyak menghabiskan waktu pada "si significant other" tadi.
Banyak cerita temen-temen gue tentang kisah perpisahannya sama pacar mereka, banyak cerita juga tentang pertemanan yang berakhir, banyak juga tentang keluarga. Bahkan, gue juga punya kisah sendiri, tentang temen yang akhirnya ninggalin gue wkwkwkwk, ya itu karena gue. Belakangan gue sadar bahwa dulu dia itu baik banget sama gue, gue yang kebetulan tertarik dengan psikologi sering banget belajar sama dia, meski dia juga sebenernya anak manajemen bisnis pariwisata atau apalah itu tapi dia banyak tahu tentang ilmu psikologi, jadilah kita banyak sharing.... Tapi pada akhirnya karena satu dan lain hal kita udah nggak pernah komunikasi lagi. SAMA SEKALI!
Yah begitulah.
Temen gue pernah cerita tentang kesedihannya, dulu dia pernah akrab banget sama si A, saking akrabnya dia itu sering banget nginep di rumah si A, bahkan nyokap si A ini sampe kenal banget sama temen gue. Tapi disuatu titik akhirnya mereka menjauh, bahkan sekarang mereka kalau ketemu dikampus saling tegur seadanya. Temen gue pernah cerita hal ini dilatar belakangi asmara, jadi mereka suka sama cowok yang sama, dan entah gimana si A yang tahu temen gue suka sama si Z malah pacaran sama Z. Begitulah berakhirnya pertemanan mereka yang sudah sangat dekat. Kadang gue bingung mau nanggapin gimana, soalnya gue kenal juga sama si A. Dan parahnya kenal juga sama cowok yang dimaksud *gubrakkkkkkkkkkkkkkkkkkk* kite satu kampus coy.
Intinya, hidup kita berubah, lingkaran kita berubah, dan, nggak usah kaget kalau suatu hari nanti orang-orang dalam hidup kita akan terus berlalu. Berlalu karena waktu atau berlalu karena alsan lain. Berakhirnya hubungan apapun sebenernya sama kayak perceraian, kalau dalam esaynya mbak Nora Ephrone yang The D Word dia bilang kalau ada “perceraian yang baik-baik ada juga perceraian yang nggak baik-baik”. Dan memang semuanya seperti itu, berakhirnya hubungan pertemanan temen gue di atas nggak baik-baik, karena ada masalah di tengah-tengah mereka.
Hal ini mengingatkan gue sama statement seseorang beberapa waktu lalu, pasangan kita saat ini belum tentu jodoh kita. Kenapa? Karena kapanpun kita bisa pisah sama mereka, baik karena perceraian atau kematian. Orang yang bukan jodoh lo bisa cari pengganti lo setelah itu, tapi dia yang benar-benar jodoh lo akan terus menjaga itu sampai akhir hayatnya. Intinya, kalau lo mati pasangan lo nggak akan nikah lagi.
Huh gitu nggak sih??? Kok gue tiba-tiba bingung ya??????? intinya, segala sesuatu itu nggak ada yang abadi. Yang abadi itu Cuma ketidak abadian itu sendiri *Aseekkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk*
Huh gitu nggak sih??? Kok gue tiba-tiba bingung ya??????? intinya, segala sesuatu itu nggak ada yang abadi. Yang abadi itu Cuma ketidak abadian itu sendiri *Aseekkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk*
Buat temen-temen gue disana, yang sekarang sudah lulus kuliah, yang tengah berjuang mengejar SKS, yang lagi nyusun TA, yang lagi ngejar mimpi tinggal di negara impian, yang lagi mengejar mimpi untuk menuju karir impian, yang tinggal di negara orang untuk kerja or kuliah, yang lagi ngatur strategi lanjut S2, yang lagi apapunnnnnnnnnnnn.... Pasti akan ada saat dimana kita bakal menghilang dari kehidupan satu sama lain, hilang dari grup, atau apapun,... Jangan pernah bertanya-tanya kenapa ya,,, karena itu yang di sebut fase. Entah fase apah.... mungkin fase peralihan dari kepongpong ke buah naga wkwkwkwkwk... apa dari tales ke keju belanda???????? Entahlah!!!
Nanti gue lanjut lagi ya... gue mau ke rumah cici gue dulu :D
Nanti gue lanjut lagi ya... gue mau ke rumah cici gue dulu :D
Tot ziens! Doei! Tscuss! Bye! Tot snel! Tot gauw! See you soon! Bis spater! Bis bald! Auf wiedersehen! eh itu bener nggak sih???????? wkwkwkwk.