
Buktinya tak ada kebersamaan yang bisa membawa manusia
sampai titik kebahagiaan.
Ada saatnya nanti, satu diantara kita mundur perlahan
dan menghilang.
Melupakan masa perkenalan dengan kehidupan yang ia
pilih setelahnya..
Karena pada hakikatnya manusia itu memiliki pilihan
untuk menentukan kehidupannya kelak.
Begitupun kita….
Tapi sebentar, izinkan aku mengingatkanmu tentang
pertemuan…
Tentang kebersamaan dan makna persahabatan…
Bukankah dulu kita tak pernah saling mengenal?
Bukankah dulu kita tak pernah tahu satu sama lain?
Sampai akhirnya waktu membawa kita pada satu waktu
yang menarik...
Kita mengenal…
Meskipun awalnya untuk bercakapun kita sungkan…
Hei, tapi bukankah kesungkanan itu yang membuat kita
akhirnya saling menghormati…
Tidak ada kata-kata sarkastik yang menyakiti (RALAT,
ada memang, tapi kita tak pernah saling sakit hati, setidaknya itulah kita)
Atau racauan tak bermoral yang keluar dari sesuatu
yang tak bertulang itu…
Kita saling memperhatikan meski dalam kebisuan…
Seiring mata yang terus mengikuti gerakmu yang apik
meski terkadang sedikit mengusik…
Yah begitulah persahabatan dalam pandanganku akan
sosokmu…
Yang semua terekam jelas dalam nostalgia sore bersama
secangkir kopi hangat…
Kopi yang ku buat dengan sedikit gula, sebagai
gambaran kepahitanku dalam mengenangmu…
Yang entah sampai kapan akan menjadi teman bermain
dalam alam bawah sadarku.
Teman yang selalu menjaga hati… perasaan… dari segala
prasangka…
Yang semua, sekali lagi tak pernah ada dalam waktu
mendatangku…
Melainkan, nostalgia…
Entah ketika gerimis hadir,
Senja menjelang,
Atau pagi menyingsing…. Karena bagiku, cerita masa
silam selalu hadir disaat gamang menyergap, dan hati lelah untuk berharap…
Dan disaat itulah ia hadir sebagai pengingat, bahwa
bagaimanapun kita pernah bersama dalam satu kata NOSTALGIA.
No comments:
Post a Comment