Friday, May 20, 2016

Omongan berkuah manusia setengah dewa!


Hari ini gue akan menulis hal gak penting, tentang keresahan yang sampai saat ini belum pernah mendapatkan perhatian seorang temanpun untuk membahasnya. Terlebih jika mengingat gue yang memang gak punya banyak teman untuk diajak bicara perihal keresahan gue yang tak berujung ini. Gak mau nanya apa keresahan gue? *nanya visitors yang tengah khilaf mengunjungi blog gue* keresahan gue kali ini adalah tentang, PASANGAN.
Iya, apakah manusia itu harus menikah? Apakah manusia itu harus menjalani proses pacaran, senyum-senyum ketika mendapatkan pesan dari pacar, galau ketika ada masalah dengan pacar, nangis, berantem dijalan, cemburu, dan banyaaaaaak hal yang gak gue ngerti. Karena gue hanya bisa menyaksikan itu dengan penuh kebingungan… perasaan apa sih yang tengah melanda mereka yang dimabuk cinta?? Sebegitu pentingkah kabar satu sama lain? Atau sebegitu berhargakah moment ketika mereka berdua? Dan apa sih yang mereka omongin ketika mereka lagi berdua? Kenapa kok bisa asyik gitu yah???
“nani mah nanya mulu, makanya pacaran” itulah jawaban orang-orang kalo gue nanya perihal itu. gue gak perlu jawaban yang spesifik kok. Gue Cuma perlu gambaran atas pertanyaan gue, udah! Pernah gue berada di posisi dimana gue menjadi penonton orang yang lagi dimabuk cinta, waktu itu gue lagi ada perjalanan ke daerah dukuh atas dan ketika gue transit dari stasiun tanah abang menuju stasiun manggarai, gue 1 gerbong sama dua pasang muda-mudi yang tengah dilanda cinta, kalo dilihat dari muka-mukanya kemungkinan sih usianya gak jauh beda sama gue dan bahkan dibawah gue. Gerak-gerik mereka menandakan bahwa kisah-kasih mereka itu baru terjalin *liat bahasa gue hahahaha*, itu terlihat dari senyum malu-malu yang sesekali menghiasi bibir kedua pasang muda-mudi itu. Tau gak, apa perasaan gue kalo dihadapkan sama hal-hal kayak gitu?? Gue males ngeliatnya, mereka yang pacaran malah gue yang geli, seriusan!!! Meskipun pas dihadapkan dengan hal seperti itu gue lebih banyak senyum-senyum sendiri, ya daripada gue ngeliatin dengan muka jutek mending gue liat mereka dengan senyum-senyum, seenggaknya biar mereka sadar kalo mereka itu lagi dimana??? Tapi yang lucu kalo gue melihat mereka pegangan, “yaampun, kalian gak malu pegang-pegangan didepan banyak orang! kan di dalam gerbong itu bukan Cuma kalian aja, ada banyak orang yang usianya jauh lebih tua yang mungkin juga tengah geleng-geleng ngeliat kalian bergaya seperti itu ckckckckck” gak selaras banget sama suasana!!! Mungkin itu hanya gue aja yah yang merasa terganggu, soalnya gue kan emang gitu.
Ada banyak hal yang membuat gue selalu merasa terganggu, tapi seriusan, gue masih gak mengerti tentang makna pacaran itu sendiri. Mungkin kelak akan ada yang dengan berbaik hatinya menjelaskan itu ke anak kelas 5 SD ini biar lebih cerdas hahahahaha.

Tapi kawan, yang jadi permasalahan utama gue gak terletak pada kata pacaran aja. Melainkan tentang PASANGAN HIDUP. Entah, apa yang membuat gue berpikir begitu jauh, namun yang jelas, gue merasa bahwa setiap manusia itu pasti menikah, cepat atau lambat, harmonis atau tidak, romantic atau biasa saja, langgeng atau bercerai, ditinggalkan atau meninggalkan. Wow, gue semakin semangat untuk menulis postingan kali ini, gue semakin tertarik untuk membahasnya lebih jauh, terutama tentang bagaimana manusia terkadang dipertemukan dengan seorang yang salah dulu sebulum akhirnya di pertemukan dengan seorang yang tepat. Itu berarti, aka nada yang namanya perceraian, akan ada yang merasakan pahitnya penghianatan! Yah, akan ada pihak yang terluka!!
Dan terkadang, ketika mendengar kata-kata pernikahan hati gue seolah merespon itu dengan pertanyaan “apakah kelak gue juga akan menikah, seperti mereka? Apakah manusia itu harus menikah?” dan lo tau, ketika gue menyaksikan satu persatu rekan-rekan gue dan bahkan idola gue yang biasanya selalu tampil sendiri kini berstatus sebagai “Mrs” disitu baru gue yakin bahwa manusia itu pasti menikah. Tentang bagaimana rumah tangga mereka kedepannya, yak itu tergantung mereka! Bener gak sih? Nah, untuk masalah kegagalan itu gak pernah bisa dihindari kawan, buktinya angka perceraian tetap aja ada kan? Mereka yang sudah berjalan lama aja bisa berubah haluan, itu yang menjadi masalah! Dan pertanyaannya selain ketidak cocokan apa sih yang bisa jadi factor perceraian, orang ketiga? Oh yah? orang ketiga yah? kok bisa sih orang ketiga yang menjadi factor perceraian? *masih bingung*
Sekarang, gue sudah menjadi karyawan, dan sudah pasti lingkungan gue berbeda dengan yang disekolah dulu. Dimana kalau dulu, dari teman-teman sekalas gue mungkin hanya beberapa yang secara terang-terangan mengenalkan pacarnya atau bercerita perihal pacarnya sementara yang lainnya, diam. Entah diam karena gak ingin bercerita atau diam karena memang belum mau pacaran, tapi yang jelas, seenggaknya gue gak sendirian!! Nah di tempat kerja? Jelas beda, ada yang sudah merencanakan pernikahan, ada yang pengantin baru, ibu rumah tangga, dan ada juga yang gagal, karena seperti yang sudah gue bilang tadi, kadang manusia itu dipertemukan dengan seseorang yang tidak tepat terlebih dahulu sebelum akhirnya dipertemukan dengan yang tepat. Dan mereka yang gagal bukan berarti buruk, hanya saja pasangan itu belum baik untuk mereka Karena tuhan telah menyiapkan yang terbaik. Terbaik disini juga terbagi lagi. Kenapa terbagi?? Karena ketika seseorang itu telah gagal membina rumah tangga dan sudah memiliki buah hati, kini focusnya tentu berbeda. Jika dulu yang di cari adalah pasangan yang bisa menerima dia apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihan dirinya semata, kini ia harus mencari pasangan yang bisa menerima ia dan terutama buah hatinya tanpa kata TAPI. Kalo hanya dia yang bahagia dengan pernikahan, untuk apa? Kelak yang ada, anaknya akan punya persepsi sendiri tentang dirinya. Oke, gue gak mau bahas tentang ini, karena pembahasan gue tadi adalah tentang pasangan dan gue gak mau terlalu jauh.
Nah, beberapa waktu yang lalu gue itu sempat temu kangen dengan teman sekelas gue. Walaupun pulang kerja dan harus tancap gas kesana itu bukan masalah karena gue kangeeeeeeeeeeeeennnnnn…. Banyak hal yang kita bahas disana, mulai dari pekerjaan, cerita seputar gaji, dan tentunya kehidupan pribadi… yang semuanya tentu mengarah kearah PASANGAN. Gue bingung, apakah manusia itu harus menikah?? *ett nanya lagi ajah nih bocah?* masalahnya, gue belum pernah berpikir kearah sana dan masih belum mau *tarik nafas* untuk memikirkannya.
Gue : “gue pernah baca, kalo wanita itu gak diwajibin buat menikah”
Maryatun : “ettt, terus lo gak mau nikah??????”
-hening-
Gaes, kita baru lulus sekolah, please jangan ngebahas hal yang enggak-enggak….!!!! Focus kuliah ya, focus kerja jugakkkkk, jodoh itu udah ada yang mengatur… percaya deh, rencana Allah itu jauh lebih indah daripada lantunan lagu romantic yang dinyanyiin pacaaar lo yang baru bisa main gitar dengan kunci-kunci dasar *ngomong dengan tampang polos*

TUDUHAN MENYEDIHKAN…
“lo tauuuuuu, gue dikira LGBT sama temen-temen kerja gue” ungkap temen gue dengan suara yang hampir pecah. Gue kaget. Temen cowok gue kaget. Kita semua syok. Tapi seketika gue langsung ketawa ngakak…. Ya..ya..ya.. tenang kawan, lo enggak sendiri kok, ada gue… KARENA GUE BERNASIB SAMA KAYAK LO!!!!!!! *teriaaakkkkk dipinggir jalanan pondok petir sambil bawa-bawa kecrekkan*
Sumpah ini seriusan!!! Kesendirian gue dan temen gue ini ternyata membuat beberapa orang beranggapan bahwa gue ini adalah seorang penyuka sesama jenis, pertama, karena gue gak punya pacar. Kedua, karena gue cuek dan sebagai wanita gue gak suka dandan. Ketiga, dan menurut gue ini yang turut andil dengan tuduhan gila itu, yaitu dengan gaya rambut gue yang, yah gitu deh *gak mau bahas rambut* yang pada akhirnya membuat mereka mengambil kesimpulan bahwa gue adalah penyuka sesama jenis. Ini menyedihkan… sumpah demi apapun, gak ada lagi yang lebih menyedihkan selain tuduhan LGBT ini. Dulu, gue sempet syok dengan tuduhan itu, tapi pada akhirnya gue mencoba untuk bersikap biasa, toh mereka yang beranggapan kayak gitu kan gak kenal gue. Mereka hanya menilai gue dari sisi dimana menurut mereka gue pantas dianggap sebagai penyuka sesame jenis.
Gini, sekarang gue mau nanya? Apa aneh kalo ada orang yang belum pernah pacaran? Sampai akhirnya mudah banget ngeluarin kata-kata MAHOlah, inilah, itulah… tau gak, punya pasangan itu adalah hal yang mudah… tapi, untuk pasangan yang bersedia memperjuangkan lo? Yang bersedia menjaga lo sampai kapanpun? Atau mungkin yang bisa mengutamakan kepentingan lo daripada kepentingannya sendiri? Bisa jamin, dia udah tepat? Gaes, pasangan itu bukan yang hanya berakhir ditempat tidur aja *maaf kata-kata gue frontal* karena kalau begitu siapa aja bisa melakukannya!!
Someone : “ada yang cinta karena nafsu, ada yang cinta karena dia benar-benar cinta. Kalau ada wanita yang mau diajak tidur dengan laki-laki yang bukan muhrimnya itu menandakan bahwa wanita itu menyayangi pacarnya, ia berharap dengan dia mau tidur dengan pacarnya, pacarnya akan tanggung jawab. Tapi tidak dengan laki-laki, meski dia sudah punya 4 anak, kalo dia bilang dia gak cinta yak memang seperti itu kenyataannya. Makanya, hati-hati”
Kalo gue mau sambung-sambungin dengan tulisan yang ada diatas sana, mungkin, hal ini juga yang mengakibatkan adanya perceraian, adanya wanita kedua. Bukannya gue mau sok tahu atau sok pinter, tapi ini adalah keresahan yang selama ini menguasai gue, tentang pasangan.
Sumpah,… sumpah…. Sumpahhhh… entah apa yang buat gue berani nulis hal ini *gak percaya ternyata tulisan ini sudah ada 4 page*
Oke kita lanjut lagi, PASANGAN, ada yang mengartikan bahwa pasangan ini adalah tempat dimana lo bisa mencurahkan segala isi hati lo, Tempat dimana lo bisa berkeluh kesah dalam rindu yang membuncah *muntah nulisnya*, tempat yang akan memberikan lo perhatian lebih dan sebagainya. Tapi, terkadang gue suka bingung dengan seseorang yang memilih menjadi yang kedua. Maksud gue, kadang kita gak pernah tau bagaimana jalan hidup kita kedepannya, begitupun dengan perjalan kisah cinta, kita kan gak bisa mengharapkan yang baik-baik aja, buktinya ada kan yang bertahan sebagai wanita kedua demi untuk terus bersama dengan laki-laki pujaannya yang entah sampai kapan akan terus menggantungnya dalam ketidak pastian, yang akan membuatnya menua dalam penantian panjang yang belum tentu membawanya pada jenjang yang lebih serius.. gue pernah ngebahas ini sama temen gue, dia bilang “wanita kedua tentu akan lebih diutamakan ni, tapi, pada akhirnya seorang laki-laki akan memilih untuk melanjutkan hidupnya dengan wanita yang telah bersamanya dalam setiap keadaan, wanita yang telah ada saat dia bukan siapa-siapa sampai akhirnya menjadi seorang laki-laki sebenarnya, menjadi ayah” gue coba untuk meresapi omongannya, tapi gue gak berani untuk nanya karena gue beneran gak faham sama apa yang dia bahas. Yang pasti, gue syok denger pengalaman pribadi keluarganya, tentang tantenya (Adik mamanya) yang kini entah statusnya bagimana, kalau dibilang dia istri dari laki-laki itu enggak, kenapa? Karena meskipun mereka telah memiliki buah hati tapi sampai sekarang gak ada yang namanya pernikahan. Meskipun tantenya temen gue ini diutamakan, toh sampe sekarang dia gak mau untuk menceraikan istrinya, di sisi lain laki-laki itu jugak gak mau kalau tante temen gue itu pergi dari kehidupannya. Gak percaya kan lo???? Tapi itu kenyataan joooooooon, gue juga syok denger ceritanya!!!! *Sebelum nulis ini gue sempet izin sama temen gue dan dia gak masalah kalo tulisan ini gue publish*
Gue : sekarang gimana kak tante kakak masih sama dia?
Dia : masih. Dulu, waktu tante aku bilang kalo dia hamil sama laki-laki sialan itu aku sempet kecewa sama tante aku. Aku gak pernah mau ketemu sama dia, tiap kali ayah ngajak aku ke manado aku selalu ngelak dengan banyak pekerjaanlah, inilah, itulah. Siapa sih yang gak kecewa kalo liat tantenya kayak gitu, apalagi aku udah anggap tante aku itu pengganti mama buat aku.
Gue : terus, kapan kakak bisa “okelah, aku maafin”
Dia : panjang ceritanya, pastinya sih waktu laki-laki brengsek itu gak pernah dateng ke manado, akhirnya aku mutusin untuk dateng ke manado, waktu itu tante aku baru lahiran.
Gue : omaygot, kakak baru dateng pas tante kakak udah lahiran???
Dia : iyaaaa, aku cuma mau mastiin bahwa laki-laki itu gak akan pernah nikahin tante. Jujur, disanapun aku masih sempet yang,.. aku gak terima tante aku lahiran dalam keadaan gak ada suami… laki-laki brengsek itu, lupain tentang dia………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………. cerit itupun semakin berlanjut dan gue semakin terkejut…. Omagahhhh!!!!!!
Apakah ini yang dinamakan sebagai pasangan, apakah ini yang disebut kebahagiaan? Apakah ini yang di cari setiap orang? perkara yang gak gue ngerti dan sumpah belum gue fahami. Rumit. Jelibet. Gak ngerti. Bingung. Gak percaya.
Ituu sebabnya gue gak pernah mau ngebahas masalah-masalah yang masih jauh kedepannya, yah perihal pasangan tentunya. Kenapa? Sekarang sih masih manis, soalnya masih nyembunyiin sifat asli masing-masing, nah nanti kalo udah nikah baru kebongkar semua… yang manis berubah jadi bengis buktinya kan ada yang akhirnya bercerai lantaran KDRT. Gue pernah baca tulisan itu disalah satu blog idola gue, sumpah gue sampe bertanya-tanya “idola gue korban kdrt?” tapi gue tau, dia adalah wanita tegar buktinya dia mau berbagi di blog yang sifatnya itu umum perihal apa yang menyebabkan dia dan mantan suaminya berpisah ketika sebagian orang ingin menyembunyikan masa lalunya dari siapapun *stand aplaus*
I know, setiap orang memiliki kisahnya masing-masing. Sama halnya dengan gue. Kita semua tentu memiliki jalan yang berbeda untuk meraih apa yang kita mau kedepannya, akan ada banyak hal yang tak terduga menghampiri kehidupan kita. Perihal apapun itu, tapi pada akhirnya manusia memiliki kesempatan untuk memilih. Memilih mempertahankan keyakinannya atau tidak, memilih berbahagia atau tidak. Karena walau bagaimanapun, disetiap pilihan yang sulit ada kisah besar yang tersembunyi dibelakangnya, entah tawa bahagia atau sesuatu berupa air mata.
Tentang pasangan, itu adalah sebuah pilihan. Menjadi yang pertama dan satu-satunya, atau menjadi yang kedua dan terus disembunyikan.

Thanks udah mampir ke blog gue, jangan lupa untuk sholat taubat yah selesai baca-baca tulisan gue *peace*

No comments:

Post a Comment