Sunday, December 31, 2017
Friday, December 29, 2017
Till The End
Jika guncangan itu mampu untuk menghempaskanku hingga jauh,
hanya satu pintaku untuk itu. Jangan pernah pudar dari setiap alam bawah
sadarku dan selebihnya aku akan baik-baik saja karenanya. Aku tahu rasanya
terhempas oleh perasaan kehilangan, ketika satu per satu memoar memudar dan air
mata tergenang. Tak satu pun kata berhasil ku ucapkan. Tak ada keinginan apapun
untuk tinggal. Hanya gumpalan kepahitan yang ku biarkan menang. Dan lantas
tangis! Aku benci kelemahan. Aku benci air mata. Dan aku benci menyadari bahwa
satu per satu memoar yang telah sekian lama ku jaga luruh seiring waktu.
"Aku tak akan pernah
melupakannya"
Itu janjiku selalu, ketika secara terang-terangan
orang-orang terdekat mengatakan bahwa itu takkan berjalan dan menyarankan
dengan raut wajah kasihan bahwa hidup harus terjus berlanjut, dan dengan
tegasnya mereka mengatakan "sesuatu akan jauh lebih baik ke depan."
Aku diam, karena hanya itu yang bisa ku lakukan untuk setiap perasaan kasihan
yang mereka timbulkan atas tindakanku yang sebagian orang katakan sebagai
'kebodohan'.
"Ikhlaslah Din, tak ada
gunanya terus menanti. Itu tak akan membuatnya kembali" Kata Bagus suatu
kali saat menjemputku di stasiun.
"Kamu tak tahu"
Balasku tanpa sedikitpun menoleh.
"Aku hanya ingin
menyarankan yang terbaik untuk kamu"
"Aku tak butuh saranmu"
"Terserah" Kami
terdiam. Aku melihat bagus mengatupkan bibirnya. Melemparkan pandangannya
keluar jendela mobil yang di terpa gerimis. Aku tahu ia kesal.
Aku benci mendapati diriku
berdebat dengannya karena kamu, tapi inilah hari-hariku sekarang, di buai
perasaan kesal terus menerus, tentang komentaar-komentar tak berperasaan
mereka! Bahkan Bagus, teman dekat kita, yang kamu tahu bahwa ia menyimpan hati
padaku tak segan mengemukakan pendapatnya. Beginikah rasanya sayang, saat aku
berdiri sendiri tanpa seorangpun yang berdiri di belakangku? Andai saja tak ada
hari itu, tentu tak akan ada hari-hari seperti sekarang. Entahlah, mungkin
memang seperti ini jalan yang harus aku temui.
"Selalu ada pelajaran
yang bisa di petik dari setiap kejadian"
Pesan itu lah yang selalu ku dengar dari setiap
orang yang menaruh kasih padaku, bahkan Rebecca, sepupu yang begitu mengasihiku
menasihatiku seperti itu, hal yang lantas mengingatkanku kembali pada sosokmu
setiap kali aku berkeluh kesah tentang hari yang berjalan buruk, tentang client
yang meremehkan serta merendahkanku. Dulu, kata-kata itu selalu terdengar
indah, sampai aku mengerti bahwa kata-katamu hanya sebatas kata-kata yang entah
kau kutip dari mana. Bulshit!
Lantas bolehkah aku bertanya
seperti biasanya sayang? Untuk ini apa yang bisa ku petik? Dari kekesalanku,
keputus asaanku, amarah, dendam, dan mungkin sabar yang sekian lama ku
utamakan. sabar ini untuk apa sayang? Untuk mengikhlaskan diri menjadi bahan
gunjingan, huh?
Kamu tahu, aku menutup mata
dan telinga atas hal-hal mengerikan itu. Melemparkan kemarahan serta
melupakannya di dalam kepalaku seorang. Sempat terpikir untuk pergi, tak
kembali! Tapi bayangan tentangmu yang ku tinggalkan sendiri membawa langkahku
untuk pulang dan mendatangimu lagi dan lagi. Menangis di atasmu dan berjanji
kembali tuk tetap berada di dekatmu. Aku tak peduli betapa berharganya London
untukku kala itu, atau bagaimana perjalanan panjang yang telah ku rencanakan
sejak tahu bahwa mimpiku adalah membangun kehidupan disana, seperti Rebecca
yang kini mewujudkan mimpinya dengan tinggal di California. Tapi aku tak ingin
menghabiskan waktuku dengan tinggal di Amerika, entah kenapa London lebih
sesuai denganku, dan aku ingin kesana. Terlebih dengan dorongan darimu bahwa
kita bisa memulai hidup disana, hal yang semakin membuatku percaya bahwa
disanalah kita akan tinggal. Tapi kenyataan yang kudapati membuatku tersentak
dari mimpiku, aku tahu kamu tak akan mungkin pergi denganku. Tak akan pernah!
Setelah kenyataan yang ku
dapati, keinginan untuk pergi semakin kuat. Aku ingin pergi meninggalkan bayangan
pahit akan sosokmu! Aku ingin pergi sejauh mungkin, ke tempat yang tak akan
pernah membawaku pulang! Namun, membayangkan dirimu sendiri tanpaku membuatku
sesak! Seketika bayangan itu muncul, bayangan dirimu yang terkapar di kamarmu
dengan jendela tertutup, kamar yang pengap lantaran pendingin udara yang dalam
keadaan mati, dan badan yang sudah terkapar tak berdaya membuat tunbuku
berguncang, dan pikiranku menarikku untuk pulang kembali. dan disinilah aku
sekarang... Rumah kita.
Ku buka kembali surat yang
kau tinggalkan, dimana di dalamnya tertulis sebuah pesan untukku agar bisa
berjalan tanpamu. Aku lemas, namun suratmu selalu memberi kekuatan lain
untukku, meski kekuatan yang menyergap tak bisa membawaku ke keadaan yang lebih
baik.
Aku membaca semua! Bagian
dimana kau ungkapkan tentang kehilangan mendalam akan sosokku yang kau
tinggalkan sendiri, tentang rasa menyesal yang teramat akan kekeliruanmu,
juga,... Tentang dia. Aku membenci membaca bagian terakhir, tapi disinilah
semuanya bermula, tentang bagaimana awal pertemuanmu dengannya hingga hari demi
hari yang kau habiskan bersama dia! Sesekali aku tersenyum kecut, lantas
melempar surat-suratmu hingga bertebaran di sekeliling kamarku. Berteriak.
Menjerit. Dan meringkuk sendiri di lantai, menangisi masa lalu yang pahit.
Selalu seperti itu moment membaca setiap kata yang yang kau tuliskan untukku,
tak pernah berakhir lebih baik. Aku tahu, meski emosi sempat menguasaiku dengan
berlebihan, setelah kesadaran itu kembali, aku akan terbangun dan mengumpulkannya
satu demi satu. Karena aku sadar, itulah satu-satunya yang kau tinggalkan
untukku, Pengakuan!
".....aku hancur,
melepaskanmu adalah hal terburuk dalam hidupku, pun menyadari kepergianmu
membuatku sadar, bahwa kamu mungkin tak akan pernah mau melihatku lagi. Aku tak
menyalahkanmu, kamu berhak untuk pergi, kamu berhak untuk tak memilih mendengar
setiap penjelasanku, namun menyadari bulan demi bulan tanpa kabar membuatku
sadar, bahwa kamu tak akan pernah mungkin datang kembali sekedar untuk
mengambil barang-barangmu yang masih tertinggal. Aku menyesal, untuk semua
sakit hati yang kamu rasakan. Aku menyesal untuk setiap kebohongan yang pernah
ku lakukan dan untuk itu, aku memilih untuk tak pernah lagi membuatmu
kecewa....
Inilah caraku, membiarkanmu
pergi... Jangan tanya perasaanku setelahnya, karena kamu berhasil
menghancurkanku dari dalam, membuatku terbunuh oleh perasaan bersalah yang
terus menghantui seiring berjalannya waktu....
Kamu memang berhak untuk
pergi, berhak untuk tidak kembali. Karena aku mengerti sakit yang telah ku
ciptakan untuk itu, karena kini aku membayarnya. Rasa sakitnya mungkin tak sama
seperti yang kamu rasakan, namun melalui malam demi malam menunggumu kembali
hanya membuatku lelah. Kau tak pernah kembali! Bahkan sekedar mendapati pesanmu
pun aku tak pernah! Kau menghilang dan parahnya dunia seolah berkonspirasi
untuk menyembunyikanmu dariku....
Jika itu caramu untuk
melupakan semua yang pernah aku lakukan, maka cara ini yang aku pilih untuk
tidak mengecewakanmu untuk kesekian kalinya. Inilah caraku untuk tak
menyakitimu lagi dan lagi.
Kini, aku tahu bahwa kamu
satu yang terbaik yang telah Tuhan berikan untukku, dan aku menyesal untuk
setiap kekecewaan yang telah kamu terima.....
dan,
I just want to see you
When you'r all alone
I just want to catch you if i can
I just want to be there
When the morning light explodes
On your face it radiates
I can't escape
I love you 'till the end........."
When you'r all alone
I just want to catch you if i can
I just want to be there
When the morning light explodes
On your face it radiates
I can't escape
I love you 'till the end........."
Kamu tahu, aku membencimu
seperti yang kau tahu tapi hatiku menyayangimu lebih dari rasa benci itu. Andai
kau berusaha lebih keras untuk menghubungiku, dengan senang hati aku akan
menurunkan egoku dan memulai semua kembali di tempat yang jauh dari masa lalu
kita yang pahit. Tapi, semua sudah terlambat bukan? Sudah tak ada yang perlu di
sesali, kau telah memutuskan untuk tak lagi menyakitiku. Kini, hanya aku yang
perlu waktu untuk bisa menerima bahwa kenyataan tak lagi sama.
Pernah suatu kali aku
berpikir, akankah kau tetap tinggal jika aku tak pergi? Tapi mendengarkanmu
bercerita tentangnya bukannya justru akan membuatku semakin sakit? Karena...
Mendengar tentang hubunganmu dengannya dari orang lain saja membuatku begitu
terluka lantas bagaimana perasaan itu akan lebih baik jika kau yang mengakuinya
sendiri. Tentang malam-malam yang telah kalian lewati bersama ketika tak ada
aku disisimu.
Untuk hatiku yang hancur,
untuk marah yang kupendam, untuk kecewa yang kau torehkan, untuk hadiah
perselingkuhan yang kau berikan, juga untuk setiap pengakuanmu yang dalam, aku
ingin mengatakan bahwa, kematianmu tak mengubah apapun. hatiku masih tetap
sama. sakitnyapun masih tetap sama. Dan rasa sayangkupun masih tetap sama,
meski tak sedalam dulu, ketika tak ada orang lain dalam hidupmu yang membuatku
terhempas.
Tuesday, December 26, 2017
Mengapa ambil jurusan Broadcasting?
dari google |
hallooooooo, apa kabar semuaaaaaa???? lihat dong judul gue, keren kan? hari ini gue akan membahas tentang jurusan kuliah gue, BROADCASTING... jadi buat kamuh..kamuh yang masih ngira akuh masih duduk di kelas 5 SD silahkan move on ya, karena gue sekarang sudah jadi mahasiswa di jurusan broadcasting, iyupppppp jurusan yang kata sebagian orang nggak ada hitung-hitungannya padahal di semester-semester atas nanti lo bakal nemuin kok mata kuliah yang buat lo hitung-hitungan. Tapi untuk saat ini gue masih bisa untuk bersyukur, kenapa? karena alhamdulillahnya gue masih belum ambil matkul itu, jadi gue masih bisa bernafas lebih lega, meski di luar sana kakak kelas gue kepusingan tiap kali gue nguping dia lagi ngebahas mata kuliah yang bersangkutan wkwkwkwkwk. ngomongin tentang jurusan broadcasting ini, pernah seorang teman yang kebetulan anak psikologi berkomentar gini ke gue "apaan sih anak broadcasting, kerjaannya cuma ngerekam suasana kampus pake kamera, terus wawancara-wawancara nggak jelas" omaygaaaattttt, itu adalah kata-kata paling menyayat banget, buat gue nggak bisa berkata apa-apa lagi, speechless *mendramatisir* pokoknya buat gue diem untuk sejenak sambil ngomong dalam hati "ini kan anak yang waktu itu nagih minta jadi narsum salah satu tugas gue, nggak habis fikir" begitulah kira-kira saudara-saudara sekalian!
dan ngomongin perihal kenapa gue milih jurusan broadcast? sebenernya karena
gue kepingin banget kerja di media, baik itu media cetak, televisi, online atau
radio. entah kenapa, bagi gue pekerjaan itu keren banget buat gue. Meski memang
peluang buat anak broadcast itu sebenernya lebaaaaaaaaaaaarrrrrrrrr banget,
nggak cuma kerja di tv atau radio. mau jadi apapun lo, bisa!! penulis? bisa!
presenter? bisa banget! sutradara? bisa! produser? bisa banget! penyiar radio?
nggak usah ditanya? telemarketing asuransi? itu jugakkk hahahahahaha.
lagi pula kalau di pikir-pikir kuliah broadcast itu udah jadi cita-cita gue
sejak kelas 3 SMP, hal yang lantas mendasari gue untuk masuk SMK dengan jurusan
Multimedia *meski nggak bisa apa-apa*, nah di bangku SMK inilah gue semakin
membulatkan tekad untuk melanjutkan kuliah dengan jurusan yang berkaitan yaitu
Broadcast. Jadilah gue masuk
broadcasting dengan begitu bangganya *nulis sambil nyengiiirrrrr-nyengir gak
jelas* lo tahu, ambil jurusan yang sesuai passion itu beda dengan ambil jurusan
"yaudahlah jurusan apa aja yang penting kuliah terus dapet gelar
sarjana" kenapa? karena kalau kita ambil jurusan yang sesuai passion
itu akan buat kita semangat untuk terus belajar, selalu semangat tiap kali
dateng ke kampus meskipun ujan-ujanan, selalu semangat untuk ngerjain tugas
yang numpuk meski harus bolos kerja wkwkwk, dan masih banyak lagi hal-hal yang
bakal buat lo berjuang untuk kuliah lo. beda banget sama yang sekedar kuliah
yang apa-apanya serba males, dateng ke kampus aja sekedar dateng malah parahnya
kadang cuma dateng aja tapi nggak pernah masuk kelas alias cabut setelah dapet
temen nongkrong, mau jadi apa kamu nak? kalau gitu nggak ada bedanya dengan
beli ijazah doang *miris*
sebagai anak broadcasting yang tugasnya buanyaaakkkkk banget (presentasi,
makalah, tugas buat film pendek, iklan layanan masyarakat, editing, interview)
gue merasa sedikit kesal atau tepatnya tersinggung sama sepupu gue. soalnya
gini lho, dia itu anak jurusan blablabla, dan kalaupun dapet tugas kelompok itu
cuma presentasi aja, tapi gitu, mintaaaa tolong mulu sama gue, KAN GUE BUKAN
ANAK BLABLABLA CONG!!! sekalinya ngerjain sendiri, dia cari materinya di
internet *gue juga sama sih* tapi tanpa di saring dan langsung di masukin ke
power point secara mentah-mentah tanpa di pelajari. dan parahnyaaaaa, dia cuma
ambil materi dari satu sumber di internet tanpa cek sumber-sumber lain, alhasil
materi presentasinya buat gue sampe sedih... pernah gue nanya "ini kan
tugas kelompok, kenapa nggak di kerjain bereng-bareng aja, bagi tugas!" terus
dia bilang "nggak ada yang bisa diandelin anak-anaknya" dalam
hati gue "tapi yang bisa diandelin kenapa jenisnya manusia kayak lo
ya?" selesai pergolakan hati itu, akhirnya gue juga yang ngerjain
materi presentasinya sambil berpesan agar dia baca dulu sebelum berperang!!
amboooooiiiii, baik banget kan akohhhh wkwkwkwk. nah manusia tadi itu masuk ke
dalam mahasiswa tapi bukan mahasiswa *semoga dia nggak baca*
ngomongin masalah tugas, siapapun yang mau ambil jurusan broadcasting harus
siap dengan berbagai macam tugas didalamnya, seperti yang tadi gue sebutkan di
atas, tugas anak broadcasting itu nggak main-main, buanyakkkkkkk banget.
biasanya yah guys, di awal semester dosen akan memberikan tugas jangka panjang
yang dikumpulkan di akhir semester sebagai syarat ikut UAS, jadi selain bayaran
lo juga harus ngumpulin tugas kalau mau ikut UAS wkwkwkwkwk. nah tugas ini
melingkupi film pendek, Iklan Layanan Masyarakat, buat film dokumenter,
wawancara, Presenting, dan kadang makalah yang isinya harus bersumber lebih
dari 5 buku. oke, itu tadi jangka panjang, yang deadlinenya anggaplah 5 bulan.
jangka pendeknya yang tiap pertemuan itu sudah pasti ada yaitu, presentasi,
merangkum *tergantung dosen*, ngumpulin foto hasil hunting, editing berita,
buat naskah berita, dan lain-lain. lo nggak perlu khawatir. apaaaaaa buat film?
dokumenter? interview? ini? itu? apa? oke gini, tugas jangka panjang itu
sebagian besar adalah tugas kelompok, jadi lo nggak perlu khawatir, yang
penting komunikasi satu sama lain dan semuanya akan berjalan dengan baik! tapi,
karena tugas jangka panjang per semester itu biasanya memang selalu ada di
masing-masing mata kuliah, alhasil yang sering kali terjadi dari 6 mata kuliah
yang gue ambil 3-4 diantaranya memberikan tugas jangka panjang yang harus
berkelompok. nah ini yang jadi problem, karena di kampus gue sistemnya moving
class alhasil jika 4 matkul memberikan tugas jangka panjang sudah di pastikan
di semester itu lo bakal punya 1 team/kelompok di setiap matkul, yang artinya
dalam semester itu lo ada 4 kelompok yang harus di bagi waktu dan pikiran. ini
seriusan!! mau lo anak karyawan, anak reguler, yang namanya tugas nggak ada
pengecualian. jadi selamat menikmati!!! oiya, ngomongin masalah tugas jangka
panjang, kalau bisa ya... JANGAN SAMPAI NGGAK NGERJAIN!!!!! kenapa nani? karena
hal ini bakal buat lo akhirnya NGGAK BISA IKUT UAS!!!!! dan percaya sama gue,
waktu 1 semester lo terbuang percuma, nggak peduli absen lo full, yang jelas,
SELAMAT MENGULANG!!!! tapi kembali lagi guys kalau kita kuliahnya pake hati,
tugas sebanyak apapun nggak akan jadi kendala, percaya deh!!!
*percayaaaaaaaaaaaaaaa*
oiya, berhubung tugas anak broadcasting itu banyak yang berhubungan dengan
buat video, wawancara, editing, dsb. nah untuk itu anak broadcast wajib banget
punya kamera, tripod, mikrophone, laptop/komputer editing, kenapa? karena kalau
nggak punya itu pasti ribet banget, bisa sih pake fasilitas kampus tapi nggak
boleh dibawa keluar kampus, minjem sama temen juga bisa *karena anak broadcast
itu baik-baik banget* tapi kalau dia juga lagi banyak tugas, kan gak enak. jadi
memang kalau mau masuk broadcast ada banyak hal yang dikeluarkan untuk beli
berbagai keperluan kuliah. apalagi kalau ujung-ujungnya lo jatuh cinta sama
jurusan lo, gue yakin kamera dengan harga berapapun pasti kebeli, belum lagi
embel-embel kayak lensa dan sebagainya, nggak jalan-jalan yang penting punya
lensa baru wkwkwkwk, nggak gaul yang penting beli kamera baru (meski yang lama
masih bagus) jarang jajan yang penting laptop buat editing di upgrade sama yang
speknya lebih tinggi hahahahah.
so buat yang kepingin kuliah broadcasting, jangan pikir kenapa lo ambil
broadcasting? jangan pikir biaya yang bakal lo keluarin, jangan pikir apa aja
keperluan yang lo harus punya. masuk dulu aja, kalau udah cinta apapun
halangannya nggak bakal terasa... kalo saran gue sih do first think later!
nanti kalau udah di jalanin, Insya Allah, Allah bakal kasih jalan. lagian,
kalau nggaka di coba nggak akan tahu. oiya, tips dari gue, make sure dulu yah
passion lo dimana, jangan sampe lo udah jalan beberapa semester di broadcast
tiba-tiba ngerasa salah jurusan lantaran baru sadar ternyata passion lo ada di
bidang A, atau parahnya lo ngerasa bahwa lulusan broadcasting masa depannya
kurang menjanjikan dan akhirnya pindah ke kampus lain dengan masuk jurasan HI
atau tetap di kampus yang sama dengan pindah ke PR. nggak salah sih, tapi kan
sayang waktu yang udah di lewatin.
Friday, December 22, 2017
Tak semua anak bisa romantis di hari ibu!
dari google |
Mother's Day buat gue adalah hari paling canggung, terlebih karena gue
nggak pernah merayakan hari ibu ini, baik dengan memberikan ciuman di pipi mama
gue, kasih hadiah berharaga *apalagi*, kasih puisi, atau sekedar bilang
"selamat hari ibu", karena gue memang nggak terbiasa untuk hal itu,
gue bukan orang yang bisa memperlakukan orang dengan romantis, bahkan untuk
ngucapin ulang tahun ke temen gue secara langsung aja gue nggak bisa!!!!! Apalagi
harus memeluk dan bilang happy birthday, canggung cong! Nggak bisa ngebayangin
gimana setelah ngucapin itu, pasti salting banget. Bahkan gue pernah ngucapin
ulang tahun ke cici gue dengan "ciye
yang tanggal 10 ulang tahun, selamat ultah ya" udah! terus gue
melengos gitu aja. Karena gue orang yang nggak romantis, apalagi di hari ibu,
karena gue paham bahwa di hari ibu ini penuh dengan apa ya? Sesuatu yang mudah
untuk mengundang air mata untuk tumpah, dan gue termasuk orang yang sangat...sangat...sangat
cengeng... Gue curhat sama mama gue aja nangis, apalagi ngucapin hal yang bisa
menghadirkan emosi ini, makanya gue ini selalu males tiap kali hari ibu dateng,
karena gue nggak tahu harus bersikap gimana?
Barusan gue buka salah satu akun sosmed gue, dan di timeline gue isinya
tentang ungkapan hari ibu semua, mereka memposting sesuatu tentang hari ibu. Gue
denger radio yang di bahas juga tentang hari ibu, gue nyalain tv dan semuanya
hari ibu, gue buka laptop dan yang gue tonton juga Mother's day, jadi apa yang
gue lakukan untuk setiap tekanan yang gue terima hari ini? Ya gue curhat di
blog tentang ini. Tentang nggak semua anak bisa romantis ke orangtua. apa
itu berarti lo gak pernah ngucapin "selamat hari ibu" ke mama lo? Pernah!
Dan itu berakhir dengan kecanggungan luar biasa, dan sejak itu gue nggak pernah
ngucapin lagi sampai sekarang. Gue bingung deh, padahal kata ramalan zodiak,
orang yang berzodiak gue ini termasuk ke orang yang romantis, tapi untuk
mengungkapkan hari ibu aja lidah gue kelu, anjirrrrrrrrrr!!! Bahkan ya, gue
selalu menghapus ucapan selamat ulang tahun yang gue tulis panjang lebar ke
temen gue setelah terkirim, karena gue males untuk bacanya! Ada rasa jengah,
jijik, nggak tahu harus gimana pas ketemu, atau inilah itulah lainnya. Dan
itupun berkembang hingga menulis, tiap kali gue nulis cerpen yang berakhiran
romantis gue selalu nggak percaya kalau gue nulis gitu, dan gue juga nggak
percaya kalau gue berani untuk memposting itu di blog gue, alhasil pas temen
gue mengomentari langsung dengan bilang “itu
romantis” gue cuma bisa bilang "gue
malah jijik bacanya" tapi ujung-ujungnya ya gue baca juga meski sambil
nahan muntah! Entah apa yang terjadi sama gue, tapi disini gue percaya bahwa
gue bukan tipikal orang yang mudah untuk menunjukan rasa kasih sayang.
So untuk hari ibu tahun ini, guepun melewatkannya untuk tidak mengucapkannya
SECARA LANGSUNG. Bukan karena apa, tapi.... Maygaaaaaatttttttttttt, bahkan
untuk nulisnya aja gue salting masakkkkkkkk...
Oke, selamat hari ibu... Tanpa terkecuali untuk orang-orang di sekitar gue,
untuk mama gue, untuk nenek gue, untuk mama cici gue, untuk istri koko gue,
untuk bibi, untuk temen-temen gue, untuk idola-idola gue, juga untuk....
SEMUAAAA!!!!!
HAPPY MOTHER'S DAY!!!!!! *tiuppppppppppppppp terompet tahun
baruuuuuuuuuuuuuuuuu*
Subscribe to:
Posts (Atom)