Friday, December 29, 2017

Till The End


from google
Jika guncangan  itu mampu untuk menghempaskanku hingga jauh, hanya satu pintaku untuk itu. Jangan pernah pudar dari setiap alam bawah sadarku dan selebihnya aku akan baik-baik saja karenanya. Aku tahu rasanya terhempas oleh perasaan kehilangan, ketika satu per satu memoar memudar dan air mata tergenang. Tak satu pun kata berhasil ku ucapkan. Tak ada keinginan apapun untuk tinggal. Hanya gumpalan kepahitan yang ku biarkan menang. Dan lantas tangis! Aku benci kelemahan. Aku benci air mata. Dan aku benci menyadari bahwa satu per satu memoar yang telah sekian lama ku jaga luruh seiring waktu.

"Aku tak akan pernah melupakannya"

Itu janjiku selalu, ketika secara terang-terangan orang-orang terdekat mengatakan bahwa itu takkan berjalan dan menyarankan dengan raut wajah kasihan bahwa hidup harus terjus berlanjut, dan dengan tegasnya mereka mengatakan "sesuatu akan jauh lebih baik ke depan."

Aku diam, karena hanya itu yang bisa ku lakukan untuk setiap perasaan kasihan yang mereka timbulkan atas tindakanku yang sebagian orang katakan sebagai 'kebodohan'.

"Ikhlaslah Din, tak ada gunanya terus menanti. Itu tak akan membuatnya kembali" Kata Bagus suatu kali saat menjemputku di stasiun.

"Kamu tak tahu" Balasku tanpa sedikitpun menoleh.

"Aku hanya ingin menyarankan yang terbaik untuk kamu"

 "Aku tak butuh saranmu"

"Terserah" Kami terdiam. Aku melihat bagus mengatupkan bibirnya. Melemparkan pandangannya keluar jendela mobil yang di terpa gerimis. Aku tahu ia kesal.

Aku benci mendapati diriku berdebat dengannya karena kamu, tapi inilah hari-hariku sekarang, di buai perasaan kesal terus menerus, tentang komentaar-komentar tak berperasaan mereka! Bahkan Bagus, teman dekat kita, yang kamu tahu bahwa ia menyimpan hati padaku tak segan mengemukakan pendapatnya. Beginikah rasanya sayang, saat aku berdiri sendiri tanpa seorangpun yang berdiri di belakangku? Andai saja tak ada hari itu, tentu tak akan ada hari-hari seperti sekarang. Entahlah, mungkin memang seperti ini jalan yang harus aku temui.

"Selalu ada pelajaran yang bisa di petik dari setiap kejadian"

Pesan itu lah yang selalu ku dengar dari setiap orang yang menaruh kasih padaku, bahkan Rebecca, sepupu yang begitu mengasihiku menasihatiku seperti itu, hal yang lantas mengingatkanku kembali pada sosokmu setiap kali aku berkeluh kesah tentang hari yang berjalan buruk, tentang client yang meremehkan serta merendahkanku. Dulu, kata-kata itu selalu terdengar indah, sampai aku mengerti bahwa kata-katamu hanya sebatas kata-kata yang entah kau kutip dari mana. Bulshit!

Lantas bolehkah aku bertanya seperti biasanya sayang? Untuk ini apa yang bisa ku petik? Dari kekesalanku, keputus asaanku, amarah, dendam, dan mungkin sabar yang sekian lama ku utamakan. sabar ini untuk apa sayang? Untuk mengikhlaskan diri menjadi bahan gunjingan, huh?
Kamu tahu, aku menutup mata dan telinga atas hal-hal mengerikan itu. Melemparkan kemarahan serta melupakannya di dalam kepalaku seorang. Sempat terpikir untuk pergi, tak kembali! Tapi bayangan tentangmu yang ku tinggalkan sendiri membawa langkahku untuk pulang dan mendatangimu lagi dan lagi. Menangis di atasmu dan berjanji kembali tuk tetap berada di dekatmu. Aku tak peduli betapa berharganya London untukku kala itu, atau bagaimana perjalanan panjang yang telah ku rencanakan sejak tahu bahwa mimpiku adalah membangun kehidupan disana, seperti Rebecca yang kini mewujudkan mimpinya dengan tinggal di California. Tapi aku tak ingin menghabiskan waktuku dengan tinggal di Amerika, entah kenapa London lebih sesuai denganku, dan aku ingin kesana. Terlebih dengan dorongan darimu bahwa kita bisa memulai hidup disana, hal yang semakin membuatku percaya bahwa disanalah kita akan tinggal. Tapi kenyataan yang kudapati membuatku tersentak dari mimpiku, aku tahu kamu tak akan mungkin pergi denganku. Tak akan pernah!

Setelah kenyataan yang ku dapati, keinginan untuk pergi semakin kuat. Aku ingin pergi meninggalkan bayangan pahit akan sosokmu! Aku ingin pergi sejauh mungkin, ke tempat yang tak akan pernah membawaku pulang! Namun, membayangkan dirimu sendiri tanpaku membuatku sesak! Seketika bayangan itu muncul, bayangan dirimu yang terkapar di kamarmu dengan jendela tertutup, kamar yang pengap lantaran pendingin udara yang dalam keadaan mati, dan badan yang sudah terkapar tak berdaya membuat tunbuku berguncang, dan pikiranku menarikku untuk pulang kembali. dan disinilah aku sekarang... Rumah kita.

Ku buka kembali surat yang kau tinggalkan, dimana di dalamnya tertulis sebuah pesan untukku agar bisa berjalan tanpamu. Aku lemas, namun suratmu selalu memberi kekuatan lain untukku, meski kekuatan yang menyergap tak bisa membawaku ke keadaan yang lebih baik.

Aku membaca semua! Bagian dimana kau ungkapkan tentang kehilangan mendalam akan sosokku yang kau tinggalkan sendiri, tentang rasa menyesal yang teramat akan kekeliruanmu, juga,... Tentang dia. Aku membenci membaca bagian terakhir, tapi disinilah semuanya bermula, tentang bagaimana awal pertemuanmu dengannya hingga hari demi hari yang kau habiskan bersama dia! Sesekali aku tersenyum kecut, lantas melempar surat-suratmu hingga bertebaran di sekeliling kamarku. Berteriak. Menjerit. Dan meringkuk sendiri di lantai, menangisi masa lalu yang pahit. Selalu seperti itu moment membaca setiap kata yang yang kau tuliskan untukku, tak pernah berakhir lebih baik. Aku tahu, meski emosi sempat menguasaiku dengan berlebihan, setelah kesadaran itu kembali, aku akan terbangun dan mengumpulkannya satu demi satu. Karena aku sadar, itulah satu-satunya yang kau tinggalkan untukku, Pengakuan!

".....aku hancur, melepaskanmu adalah hal terburuk dalam hidupku, pun menyadari kepergianmu membuatku sadar, bahwa kamu mungkin tak akan pernah mau melihatku lagi. Aku tak menyalahkanmu, kamu berhak untuk pergi, kamu berhak untuk tak memilih mendengar setiap penjelasanku, namun menyadari bulan demi bulan tanpa kabar membuatku sadar, bahwa kamu tak akan pernah mungkin datang kembali sekedar untuk mengambil barang-barangmu yang masih tertinggal. Aku menyesal, untuk semua sakit hati yang kamu rasakan. Aku menyesal untuk setiap kebohongan yang pernah ku lakukan dan untuk itu, aku memilih untuk tak pernah lagi membuatmu kecewa....

Inilah caraku, membiarkanmu pergi... Jangan tanya perasaanku setelahnya, karena kamu berhasil menghancurkanku dari dalam, membuatku terbunuh oleh perasaan bersalah yang terus menghantui seiring berjalannya waktu....

Kamu memang berhak untuk pergi, berhak untuk tidak kembali. Karena aku mengerti sakit yang telah ku ciptakan untuk itu, karena kini aku membayarnya. Rasa sakitnya mungkin tak sama seperti yang kamu rasakan, namun melalui malam demi malam menunggumu kembali hanya membuatku lelah. Kau tak pernah kembali! Bahkan sekedar mendapati pesanmu pun aku tak pernah! Kau menghilang dan parahnya dunia seolah berkonspirasi untuk menyembunyikanmu dariku....

Jika itu caramu untuk melupakan semua yang pernah aku lakukan, maka cara ini yang aku pilih untuk tidak mengecewakanmu untuk kesekian kalinya. Inilah caraku untuk tak menyakitimu lagi dan lagi.

Kini, aku tahu bahwa kamu satu yang terbaik yang telah Tuhan berikan untukku, dan aku menyesal untuk setiap kekecewaan yang telah kamu terima.....

dan,

I just want to see you
When you'r all alone
I just want to catch you if i can
I just want to be there
When the morning light explodes
On your face it radiates
I can't escape
I love you 'till the end........."

Kamu tahu, aku membencimu seperti yang kau tahu tapi hatiku menyayangimu lebih dari rasa benci itu. Andai kau berusaha lebih keras untuk menghubungiku, dengan senang hati aku akan menurunkan egoku dan memulai semua kembali di tempat yang jauh dari masa lalu kita yang pahit. Tapi, semua sudah terlambat bukan? Sudah tak ada yang perlu di sesali, kau telah memutuskan untuk tak lagi menyakitiku. Kini, hanya aku yang perlu waktu untuk bisa menerima bahwa kenyataan tak lagi sama.
Pernah suatu kali aku berpikir, akankah kau tetap tinggal jika aku tak pergi? Tapi mendengarkanmu bercerita tentangnya bukannya justru akan membuatku semakin sakit? Karena... Mendengar tentang hubunganmu dengannya dari orang lain saja membuatku begitu terluka lantas bagaimana perasaan itu akan lebih baik jika kau yang mengakuinya sendiri. Tentang malam-malam yang telah kalian lewati bersama ketika tak ada aku disisimu.

Untuk hatiku yang hancur, untuk marah yang kupendam, untuk kecewa yang kau torehkan, untuk hadiah perselingkuhan yang kau berikan, juga untuk setiap pengakuanmu yang dalam, aku ingin mengatakan bahwa, kematianmu tak mengubah apapun. hatiku masih tetap sama. sakitnyapun masih tetap sama. Dan rasa sayangkupun masih tetap sama, meski tak sedalam dulu, ketika tak ada orang lain dalam hidupmu yang membuatku terhempas.

Tuesday, December 26, 2017

Karena bahagia itu simple!

from gambar.co.id

Mengapa ambil jurusan Broadcasting?


dari google

hallooooooo, apa kabar semuaaaaaa???? lihat dong judul gue, keren kan? hari ini gue akan membahas tentang jurusan kuliah gue, BROADCASTING... jadi buat kamuh..kamuh yang masih ngira akuh masih duduk di kelas 5 SD silahkan move on ya, karena gue sekarang sudah jadi mahasiswa di jurusan broadcasting, iyupppppp jurusan yang kata sebagian orang nggak ada hitung-hitungannya padahal di semester-semester atas nanti lo bakal nemuin kok mata kuliah yang buat lo hitung-hitungan. Tapi untuk saat ini gue masih bisa untuk bersyukur, kenapa? karena alhamdulillahnya gue masih belum ambil matkul itu, jadi gue masih bisa bernafas lebih lega, meski di luar sana kakak kelas gue kepusingan tiap kali gue nguping dia lagi ngebahas mata kuliah yang bersangkutan wkwkwkwkwk. ngomongin tentang jurusan broadcasting ini, pernah seorang teman yang kebetulan anak psikologi berkomentar gini ke gue "apaan sih anak broadcasting, kerjaannya cuma ngerekam suasana kampus pake kamera, terus wawancara-wawancara nggak jelas" omaygaaaattttt, itu adalah kata-kata paling menyayat banget, buat gue nggak bisa berkata apa-apa lagi, speechless *mendramatisir* pokoknya buat gue diem untuk sejenak sambil ngomong dalam hati "ini kan anak yang waktu itu nagih minta jadi narsum salah satu tugas gue, nggak habis fikir" begitulah kira-kira saudara-saudara sekalian!
dan ngomongin perihal kenapa gue milih jurusan broadcast? sebenernya karena gue kepingin banget kerja di media, baik itu media cetak, televisi, online atau radio. entah kenapa, bagi gue pekerjaan itu keren banget buat gue. Meski memang peluang buat anak broadcast itu sebenernya lebaaaaaaaaaaaarrrrrrrrr banget, nggak cuma kerja di tv atau radio. mau jadi apapun lo, bisa!! penulis? bisa! presenter? bisa banget! sutradara? bisa! produser? bisa banget! penyiar radio? nggak usah ditanya? telemarketing asuransi? itu jugakkk hahahahahaha.
lagi pula kalau di pikir-pikir kuliah broadcast itu udah jadi cita-cita gue sejak kelas 3 SMP, hal yang lantas mendasari gue untuk masuk SMK dengan jurusan Multimedia *meski nggak bisa apa-apa*, nah di bangku SMK inilah gue semakin membulatkan tekad untuk melanjutkan kuliah dengan jurusan yang berkaitan yaitu Broadcast.  Jadilah gue masuk broadcasting dengan begitu bangganya *nulis sambil nyengiiirrrrr-nyengir gak jelas* lo tahu, ambil jurusan yang sesuai passion itu beda dengan ambil jurusan "yaudahlah jurusan apa aja yang penting kuliah terus dapet gelar sarjana" kenapa? karena kalau kita ambil jurusan yang sesuai passion itu akan buat kita semangat untuk terus belajar, selalu semangat tiap kali dateng ke kampus meskipun ujan-ujanan, selalu semangat untuk ngerjain tugas yang numpuk meski harus bolos kerja wkwkwk, dan masih banyak lagi hal-hal yang bakal buat lo berjuang untuk kuliah lo. beda banget sama yang sekedar kuliah yang apa-apanya serba males, dateng ke kampus aja sekedar dateng malah parahnya kadang cuma dateng aja tapi nggak pernah masuk kelas alias cabut setelah dapet temen nongkrong, mau jadi apa kamu nak? kalau gitu nggak ada bedanya dengan beli ijazah doang *miris*
sebagai anak broadcasting yang tugasnya buanyaaakkkkk banget (presentasi, makalah, tugas buat film pendek, iklan layanan masyarakat, editing, interview) gue merasa sedikit kesal atau tepatnya tersinggung sama sepupu gue. soalnya gini lho, dia itu anak jurusan blablabla, dan kalaupun dapet tugas kelompok itu cuma presentasi aja, tapi gitu, mintaaaa tolong mulu sama gue, KAN GUE BUKAN ANAK BLABLABLA CONG!!! sekalinya ngerjain sendiri, dia cari materinya di internet *gue juga sama sih* tapi tanpa di saring dan langsung di masukin ke power point secara mentah-mentah tanpa di pelajari. dan parahnyaaaaa, dia cuma ambil materi dari satu sumber di internet tanpa cek sumber-sumber lain, alhasil materi presentasinya buat gue sampe sedih... pernah gue nanya "ini kan tugas kelompok, kenapa nggak di kerjain bereng-bareng aja, bagi tugas!" terus dia bilang "nggak ada yang bisa diandelin anak-anaknya" dalam hati gue "tapi yang bisa diandelin kenapa jenisnya manusia kayak lo ya?" selesai pergolakan hati itu, akhirnya gue juga yang ngerjain materi presentasinya sambil berpesan agar dia baca dulu sebelum berperang!! amboooooiiiii, baik banget kan akohhhh wkwkwkwk. nah manusia tadi itu masuk ke dalam mahasiswa tapi bukan mahasiswa *semoga dia nggak baca*
ngomongin masalah tugas, siapapun yang mau ambil jurusan broadcasting harus siap dengan berbagai macam tugas didalamnya, seperti yang tadi gue sebutkan di atas, tugas anak broadcasting itu nggak main-main, buanyakkkkkkk banget. biasanya yah guys, di awal semester dosen akan memberikan tugas jangka panjang yang dikumpulkan di akhir semester sebagai syarat ikut UAS, jadi selain bayaran lo juga harus ngumpulin tugas kalau mau ikut UAS wkwkwkwkwk. nah tugas ini melingkupi film pendek, Iklan Layanan Masyarakat, buat film dokumenter, wawancara, Presenting, dan kadang makalah yang isinya harus bersumber lebih dari 5 buku. oke, itu tadi jangka panjang, yang deadlinenya anggaplah 5 bulan. jangka pendeknya yang tiap pertemuan itu sudah pasti ada yaitu, presentasi, merangkum *tergantung dosen*, ngumpulin foto hasil hunting, editing berita, buat naskah berita, dan lain-lain. lo nggak perlu khawatir. apaaaaaa buat film? dokumenter? interview? ini? itu? apa? oke gini, tugas jangka panjang itu sebagian besar adalah tugas kelompok, jadi lo nggak perlu khawatir, yang penting komunikasi satu sama lain dan semuanya akan berjalan dengan baik! tapi, karena tugas jangka panjang per semester itu biasanya memang selalu ada di masing-masing mata kuliah, alhasil yang sering kali terjadi dari 6 mata kuliah yang gue ambil 3-4 diantaranya memberikan tugas jangka panjang yang harus berkelompok. nah ini yang jadi problem, karena di kampus gue sistemnya moving class alhasil jika 4 matkul memberikan tugas jangka panjang sudah di pastikan di semester itu lo bakal punya 1 team/kelompok di setiap matkul, yang artinya dalam semester itu lo ada 4 kelompok yang harus di bagi waktu dan pikiran. ini seriusan!! mau lo anak karyawan, anak reguler, yang namanya tugas nggak ada pengecualian. jadi selamat menikmati!!! oiya, ngomongin masalah tugas jangka panjang, kalau bisa ya... JANGAN SAMPAI NGGAK NGERJAIN!!!!! kenapa nani? karena hal ini bakal buat lo akhirnya NGGAK BISA IKUT UAS!!!!! dan percaya sama gue, waktu 1 semester lo terbuang percuma, nggak peduli absen lo full, yang jelas, SELAMAT MENGULANG!!!! tapi kembali lagi guys kalau kita kuliahnya pake hati, tugas sebanyak apapun nggak akan jadi kendala, percaya deh!!! *percayaaaaaaaaaaaaaaa*
oiya, berhubung tugas anak broadcasting itu banyak yang berhubungan dengan buat video, wawancara, editing, dsb. nah untuk itu anak broadcast wajib banget punya kamera, tripod, mikrophone, laptop/komputer editing, kenapa? karena kalau nggak punya itu pasti ribet banget, bisa sih pake fasilitas kampus tapi nggak boleh dibawa keluar kampus, minjem sama temen juga bisa *karena anak broadcast itu baik-baik banget* tapi kalau dia juga lagi banyak tugas, kan gak enak. jadi memang kalau mau masuk broadcast ada banyak hal yang dikeluarkan untuk beli berbagai keperluan kuliah. apalagi kalau ujung-ujungnya lo jatuh cinta sama jurusan lo, gue yakin kamera dengan harga berapapun pasti kebeli, belum lagi embel-embel kayak lensa dan sebagainya, nggak jalan-jalan yang penting punya lensa baru wkwkwkwk, nggak gaul yang penting beli kamera baru (meski yang lama masih bagus) jarang jajan yang penting laptop buat editing di upgrade sama yang speknya lebih tinggi hahahahah.
so buat yang kepingin kuliah broadcasting, jangan pikir kenapa lo ambil broadcasting? jangan pikir biaya yang bakal lo keluarin, jangan pikir apa aja keperluan yang lo harus punya. masuk dulu aja, kalau udah cinta apapun halangannya nggak bakal terasa... kalo saran gue sih do first think later! nanti kalau udah di jalanin, Insya Allah, Allah bakal kasih jalan. lagian, kalau nggaka di coba nggak akan tahu. oiya, tips dari gue, make sure dulu yah passion lo dimana, jangan sampe lo udah jalan beberapa semester di broadcast tiba-tiba ngerasa salah jurusan lantaran baru sadar ternyata passion lo ada di bidang A, atau parahnya lo ngerasa bahwa lulusan broadcasting masa depannya kurang menjanjikan dan akhirnya pindah ke kampus lain dengan masuk jurasan HI atau tetap di kampus yang sama dengan pindah ke PR. nggak salah sih, tapi kan sayang waktu yang udah di lewatin.

Friday, December 22, 2017

Tanpa resolusi, terima kasih 2017 untuk pelajarannya :)

Tak semua anak bisa romantis di hari ibu!



dari google
Happy Mother's Day!!! *niruin gaya mbak Julia Roberts di film Mother's Day* untuk semua ibu dimanapun kalian berada, nggak terasa sudah tanggal 22 desember ya, dan itu artinya.... Hari ibu.. sesuai dengan judul di atas, gue ingin membahas tentang bagaimana tak semua anak itu bisa untuk bersikap romantis terhadap ibunya dengan memberikan ungkapan-ungkapan terima kasih dengan terang-terangan, posting foto bersama ibu di sosmed dengan caption penuh rasa bangga yang entah itu benar-benar keluar dari hati atau cuma ikut-ikutan, entahlah! gue nggak bisa menilai, dan gue juga bukan orang yang mau menilai itu.
Mother's Day buat gue adalah hari paling canggung, terlebih karena gue nggak pernah merayakan hari ibu ini, baik dengan memberikan ciuman di pipi mama gue, kasih hadiah berharaga *apalagi*, kasih puisi, atau sekedar bilang "selamat hari ibu", karena gue memang nggak terbiasa untuk hal itu, gue bukan orang yang bisa memperlakukan orang dengan romantis, bahkan untuk ngucapin ulang tahun ke temen gue secara langsung aja gue nggak bisa!!!!! Apalagi harus memeluk dan bilang happy birthday, canggung cong! Nggak bisa ngebayangin gimana setelah ngucapin itu, pasti salting banget. Bahkan gue pernah ngucapin ulang tahun ke cici gue dengan "ciye yang tanggal 10 ulang tahun, selamat ultah ya" udah! terus gue melengos gitu aja. Karena gue orang yang nggak romantis, apalagi di hari ibu, karena gue paham bahwa di hari ibu ini penuh dengan apa ya? Sesuatu yang mudah untuk mengundang air mata untuk tumpah, dan gue termasuk orang yang sangat...sangat...sangat cengeng... Gue curhat sama mama gue aja nangis, apalagi ngucapin hal yang bisa menghadirkan emosi ini, makanya gue ini selalu males tiap kali hari ibu dateng, karena gue nggak tahu harus bersikap gimana?
Barusan gue buka salah satu akun sosmed gue, dan di timeline gue isinya tentang ungkapan hari ibu semua, mereka memposting sesuatu tentang hari ibu. Gue denger radio yang di bahas juga tentang hari ibu, gue nyalain tv dan semuanya hari ibu, gue buka laptop dan yang gue tonton juga Mother's day, jadi apa yang gue lakukan untuk setiap tekanan yang gue terima hari ini? Ya gue curhat di blog tentang ini. Tentang nggak semua anak bisa romantis ke orangtua. apa itu berarti lo gak pernah ngucapin "selamat hari ibu" ke mama lo? Pernah! Dan itu berakhir dengan kecanggungan luar biasa, dan sejak itu gue nggak pernah ngucapin lagi sampai sekarang. Gue bingung deh, padahal kata ramalan zodiak, orang yang berzodiak gue ini termasuk ke orang yang romantis, tapi untuk mengungkapkan hari ibu aja lidah gue kelu, anjirrrrrrrrrr!!! Bahkan ya, gue selalu menghapus ucapan selamat ulang tahun yang gue tulis panjang lebar ke temen gue setelah terkirim, karena gue males untuk bacanya! Ada rasa jengah, jijik, nggak tahu harus gimana pas ketemu, atau inilah itulah lainnya. Dan itupun berkembang hingga menulis, tiap kali gue nulis cerpen yang berakhiran romantis gue selalu nggak percaya kalau gue nulis gitu, dan gue juga nggak percaya kalau gue berani untuk memposting itu di blog gue, alhasil pas temen gue mengomentari langsung dengan bilang “itu romantis” gue cuma bisa bilang "gue malah jijik bacanya" tapi ujung-ujungnya ya gue baca juga meski sambil nahan muntah! Entah apa yang terjadi sama gue, tapi disini gue percaya bahwa gue bukan tipikal orang yang mudah untuk menunjukan rasa kasih sayang.
So untuk hari ibu tahun ini, guepun melewatkannya untuk tidak mengucapkannya SECARA LANGSUNG. Bukan karena apa, tapi.... Maygaaaaaatttttttttttt, bahkan untuk nulisnya aja gue salting masakkkkkkkk...
Oke, selamat hari ibu... Tanpa terkecuali untuk orang-orang di sekitar gue, untuk mama gue, untuk nenek gue, untuk mama cici gue, untuk istri koko gue, untuk bibi, untuk temen-temen gue, untuk idola-idola gue, juga untuk.... SEMUAAAA!!!!!
HAPPY MOTHER'S DAY!!!!!! *tiuppppppppppppppp terompet tahun baruuuuuuuuuuuuuuuuu*