Pukul 2.10 dini hari saat gue menyelesaikan membaca sebuah buku berjudul "if i am missing or dead" karya dari Janine Latus, sebuah memoar yang ia tulis berdasarkan kisah yang di alaminya sendiri, perihal cinta, kekerasan dan pembunuhan.
Buku ini di mulai dengan sebuah prolog yang tertulis tentang bagaimana pada akhirnya ia bisa meninggalkan pernikahannya, keluar dari ketakutannya dan rasa bahagia setelahnya. Di bagian lain, Janine menuliskan tentang telepon dari kakaknya, Jane, yang menginformasikan bahwa salah seorang dari rekan kerja Amy (adik mereka) menghubungi Jane dan memberitahu bahwa sudah 3 hari Amy tidak datang ke kantor dan tidak ada kabar. Saat Janine mendengar informasi tentang itu, Janine sudah bisa menduga apa yang telah terjadi pada adik bungsunya, ia telah di bunuh.
Buku setebal 433 halaman ini terdiri dari 31 bab di dalamnya, dimana pada masing-masingnya menceritakan bagaimana kehidupan keluarga Janine; awal kelahiran Amy, masa kecil keluarga mereka yang terdiri atas 7 orang (orangtua + 5 bersaudara). Bagaimana Amy menjadi saudara yang paling dekat dengan Janine, menjadi saudara yang paling ia percayai untuk mendengarkan cerita-ceritanya, yang mendukung Janine saat ia keluar dari rumah karena tidak tahan dengan sikap ayahnya dan bagaimana Amy yang nekat lompat dari bis sekolah agar bisa berhenti di SMA tempat Janine sekolah untuk menitipkan bantal buatannya lewat salah seorang guru Janine.
Hampir isi dari buku ini menceritakan tentang betapa dekatnya hubungan antara Janine dengan Amy, setelahnya tentang keluarga mereka, terutama Ayah mereka yang memiliki sifat yang (menurut gue) cukup aneh dan dalam hal ini membuat gue beranggapan bahwa ayah mereka memiliki gangguan kejiwaan. Gue mengambil kesimpulan itu lewat bagaimana caranya memperlakukan anak-anaknya, karena dalam memoar yang di tulis oleh Janine ini dia menceritakan tentang bagaimana di usianya yang sudah menginjak remaja sang ayah masih terus menariknya ke dalam pangkuannya. Di luar itu mana ada ayah yang memegang bokong anaknya? Mana ada ayah yang mencium anaknya di bibir dan menggunakan lidah? Diluar itu, mana ada ayah yang tidak menampakkan kesedihan pada acara pemakaman Putri kandungnya? Yang justru memberikan pidato mengerikan. Pokoknya dengan hanya sekedar membaca memoar ini aja udah cukup buat gue merasa jijik sama Bokapnya Janine ini. Seriusan!!!
Dan tidak lupa ada bagian tentang kekerasan yang pernah di alami Janine sebelum ia bertemu Kurt dan akhirnya tentang rumah tangganya yang ternyata penuh dengan ketegangan, amarah-amarah suaminya, ketakutannya yang selalu di salahkan, rasa kasih sayang yang di selingi dengan ketidak percayaan, pertengkaran demi pertengkaran dan banyak hal lain yang sangat menarik untuk di ketahui.
Buku ini memberikan gue pemahaman tentang rasa "ingin dicintai dan menjadi diinginkan" oleh wanita yang pada akhirnya membuatnya salah dalam bertindak, membuat sebagian dari kita menjadi tidak menggunakan "otak" dalam bertindak karena semua upaya yang dilakukan hanya untuk tampil semenarik mungkin agar selalu diinginkan dan di cintai. Namun secara tidak sadar usaha yang kita lalukan hanya membuat kita seperti property bagi laki-laki, yang bisa di pamerkan, yang harus menuruti perkataannya, dan semacam itu. Itu pandangan gue, bisa aja gue salah dalam menafsirkannya. Tapi jika dilihat bagaimana sikap Kurt terhadap Janine, gue merasa bahwa... Kok ada laki-laki seperti ini? Kok ada wanita yang mau di perlakukan kayak gitu? Dan menurut gue hal ini terjadi karena rasa ingin selalu diinginkan dan di cintailah yang membuat manusia menutup mata atas kejanggalan dalam hal ini, hal yang pada akhirnya membuat kita menutup mata dari realita.
Amy, yang sebenernya menjadi pokok pembahasan, yang kisahnya bisa menginspirasi pembaca bedasarkan kesaksian Janine tumbuh sebagai anak yang berani, cerdas, dan memiliki selera humor yang baik. Namun disisi lain kisah cintanya berjalan nggak sebaik Janine, pada pernikahan pertamanya ia mendapatkan suami seorang pecandu alkohol (yang di ketahui setelah pernikahan) dan nggak lama setelah pernikahan Jim (mantan suami Amy) di pecat dari tempatnya bekerja dan menjadikannya pengangguran, yang berdasarkan penuturan dalam buku ini Jim jauh lebih banyak kehilangan pekerjaan dari pada mempertahankannya. Amy yang cerdas pada saat itu menjadi penyokong utama keuangan keluarga kecilnya, membayar setiap tagihan, belanja, memenuhi keperluan sehari-hari, membawa mobilnya kebengkel untuk service sendiri, menanggung makan, menanggung seluruh hutang, dan bagaimana Amy datang tiap minggunya ke kelompok pendukung untuk para pecandu alkohol. Lo bakal menemukan dimana lo akan gemas, kenapa sih laki gitu bukan di tinggalin. Dan meskipun Amy sering merasa kesal, pernah meninggalkan suaminya, tetapi tetap ia kembali lagi karena suaminya berjanji bakal berubah. Karena wanita menilai sesuatu dengan hati, melihat sesuatu dengan perasaan dan berharap banyak pada janji jadilah kita berpikir, kenapa nggak? Tapi ternyata, faktanya, bummmmmmmmmmm, di kecewakan lagi!!!!
Tapi, pada akhirnya Amy berhasil meninggalkan Jim setelah 5 tahun berumah tangga. Ia berhasil hidup sendiri meski sempat dirundung ketakutan. Meski dirundung keraguan karena bagaimanapun Amy takut sendiri, Amy takut tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, padahal selama ia berumah tangga jelas-jelas ia melakukan segala sesuatunya sendiri, dia yang jauh lebih banyak bekerja sementara Jim jauh lebih sering dirumahnya dan mabuk-mabukan.
Diluar itu, Janine, kakak Amy, sekaligus penulis buku ini juga berada dalam rumah tangga yang bisa di katakan penuh tekanan. Gue menangkap bahwa Janine selalu berusaha untuk selalu diinginkan dan dicintai oleh Kurt, suaminya. Dia bersedia melakukan apapun asal Kurt senang, seperti dalam tulisan ini dimana Janine berusaha untuk tampil sesuai keinginan Kurt meski ia tidak nyaman. Kurt menginginkan Janine untuk selalu tampil seksi, dan dari apa yang di deskripsiin dalam buku ini yaitu, sangat...sangat...seksi, sampai akhirnya gue beranggapan bahwa, gilakkkkkkkkk..... Diluar itu, di bab-bab terakhir lo akan di suguhkan dengan kecemburuan-kecemburuan yang itu nggak penting banget dan bagaimana laki-laki yang dulu di kenal baik itu menjadi begitu menyeramkan, kesalahan sekecil apapun bakal berakhir amukan, terus bagaimana gue merasa bahwa... Janine, dia itu gilaaaaa! Tinggalin dia!! Ah, gue nggak bisa berkata apa-apa. Pokoknya buku ini wajib buat dibaca. Karena memoar ini juga akan menyemangati lo buat terus belajar, dan berpikir lebih terbuka dan mengerti bahwa banyak hal bisa terjadi dalam pernikahan.
Oiya, gue akan memberikan sinopsis dari buku ini...
Akhirnya aku berkata, dia memukulku. Dua kali. Sangat keras.
Amy diam. Kemudian berkata, kamu baik-baik saja?
Tidak, kataku. Hidungku patah. Dan mungkin juga tulang rusukku.
Amy menarik nafas. Dia memukul wajahmu?
Ya
Dasar brengsek, katanya. Apa yang akan kamu lakukan?
Aku tidak tahu.
Kamu akan memutuskan hubungan dengannya, kan?
Tidak, jawabku. Maksudku, tidak semua salahnya.
Janine, Katanya, apapun yang telah kamu lakukan tidak ada yang pantas pendapat balasan seperti ini. Kuulangi, tidak ada!
Kemudian Amy berkata, apakah kamu mau menunggu sampai dia membunuhmu?
Janine Latus baru saja merasakan kelegaan terbebas dari hubungan yang membuatnya menderita selama bertahun-tahun ketika dia mendengar kabar tentang hilangnya Amy, adik perempuan yang sangat dicintainya. Ketika keluarga menemukan surat yang ditinggalkan adiknya yang dimulai dengan kata-kata jika aku hilang atau mati..., Janine menyadari bahwa ia dan adiknya sama-sama mengalami kekerasan dalam rumah tangga, dan bahwa selama ini hidup sang adik berada di bawah ancaman kematian oleh pria yang dicintainya.
Jujur, di bab-bab akhir gue sampe mau nangis saking terbawanya sama cerita. Gue sampai mau nangis waktu Janine membacakan pidatonya di Gereja untuk mengenang Amy, waktu keluarga mereka menghanyutkan abu Amy di pantai. Bahkan waktu seorang detektif bilang "ini bukan kenangan yang baik bagi seorang ibu melihat anaknya untuk terakhir kali dalam keadaan seperti ini" saat Janine bertanya perihal ibunya yang ingin melihat jasad Amy yang saat itu baru di temukan setelah 2 minggu lamanya menghilang, yang ternyata di temukan terkubur.
Buku ini sangat bagus, sangat menginspirasi, meski pada akhirnya gue nangis karena terbawa alur cerita... Buku ini juga membuat gue berpikir, seberapa dekat gue sama 2 adik gue seperti Janine dan kakak-adiknya?
Baca! Lo akan tahu apa yang gue rasa☺️