Anak Broadcasting ya?????? *entah nanya siapa?* Pernah di suruh buat naskah film sama dosen? Pasti!!!!!! Tapi bingung gimana nulisnya?????? Sama gue jugakkkkkkk.... Semester 5 ini gue dapet mata kuliah Sinematografi dimana dalam kelas ini gue memiliki kelompok untuk membuat sebuah film pendek untuk syarat mengikuti UAS, dan dalam kelompok tersebut gue, Nani Arpan, di tugaskan untuk membuat Skenario film.... Padahal, dikasih tahu aja enggak gimana cara buatnyaaaa... Tahu aja enggak skenario film itu bentuknya kayak apa????? Pernah bikin film, tapi nggak pake skenario-skeanrioan... Pake Skenario sih tapi ala kadarnya. Tapi di dosen ini???? semuanya harus serba kayak buat film beneran.... Nah, makanya sekarang gue mau tunjukkin nih skenario hasil gue sendiri.... semoga bisa menjadi gambaran ya, dan bisa menjadi pelajaran buat kalian yang nggak mau salah kayak gue wkwkwkwkwk.
Notes : buat skenario itu nggak sembarangan yak guys, ada software khususnya juga... kalau di komputer sih biasanya akoh pake Final Draft, tapi kalau mau fleksibel dan bisa buat dimana aja, mungkin pas lagi perjalanan dari kampus ke rumah atau sebaliknya bisa pake Cetlx, itu bisa di download di smarthphone kaliannnnnnhhhhh!!!!
Nah, kalau skenario gue ini gue tulisnya di Ms Word, maklum dulu gue awam perihal ituuuuu wkwkwkwk. So, jangan ikutin gue yaaaahhhhhhhh....
Our Dreams
Written by Nani Arpan
1.
INT. kantor Joice - Ruang kerja - day
Joice
tengah duduk di meja kerjanya, sibuk memandang layar laptop yang tengah
menampilkan jendela microsoft word. Joice terlihat begitu serius.
Irene,
berjalan dari arah lain dan mendekati Joice yang masih menatap layar laptop
dengan serius.
IRENE
bukannya hari ini lo ada
miting sama penulis baru ya?
Irene
menarik kursi dari meja lain tepat ke samping Joice, dan mendudukinya.
JOICE
miting?....
nggak ada.
IRENE
free
dong hari ini?
joice
menatap Irene dengan pandangan curiga. pandangan penuh dengan pertanyaan.
lantas ia berkata
JOICE
nggak bisa di bilang free
juga, nih gue lagi kerja (nunjukin layar
laptop ke Irene)
IRENE
lo tau kan Jo kemana gue
bisa curhat?
Joice
menatap wajah Irene dalam.
JOICE
oke, intinya?
oke, intinya?
IRENE
gue berantem lagi sama Rian, sepele, gara-gara gue negur dia yang menurut gue sok-sokan skeptis perihal keyakinan, kadang gue suka mikir, apa selama ini gue pacaran sama Atheis?
gue berantem lagi sama Rian, sepele, gara-gara gue negur dia yang menurut gue sok-sokan skeptis perihal keyakinan, kadang gue suka mikir, apa selama ini gue pacaran sama Atheis?
JOICE
lagian ngapain sih ngebahas masalah gituan? lo nya juga sih.
lagian ngapain sih ngebahas masalah gituan? lo nya juga sih.
IRENE
gue cuma lagi baca artikel tentang Tom Cruise waktu dia jemput kemarin, terus mulut gue yang lincah ini nggak sengaja ngomentarin tentang Scientology yang dianut Tom Cruise sebagai agama yang mahal.
gue cuma lagi baca artikel tentang Tom Cruise waktu dia jemput kemarin, terus mulut gue yang lincah ini nggak sengaja ngomentarin tentang Scientology yang dianut Tom Cruise sebagai agama yang mahal.
JOICE
terus?
terus?
IRENE
kita debat.
kita debat.
Joice
tertawa mencibir.
IRENE
semakin kesini... gue merasa
bahwa kita semakin jauh dari kita yang dulu. kalau nggak berakhir dengan
diem-dieman ya pasti adu argumen. entah siapa bener atau salah, intinya kita
berantem aja.
JOICE
gue pernah kayak gitu dulu (sambil senyum ke Irene) apalagi gue sama dia sama-sama keras, gimana ya?.... batu ketemu batu gitu Ren, nggak ada yang mau kalah kalau udah adu argumen.
gue pernah kayak gitu dulu (sambil senyum ke Irene) apalagi gue sama dia sama-sama keras, gimana ya?.... batu ketemu batu gitu Ren, nggak ada yang mau kalah kalau udah adu argumen.
IRENE
persis gue sama dia..... tapi gue nggak mau berakhir kayak lo...
persis gue sama dia..... tapi gue nggak mau berakhir kayak lo...
JOICE
ya jangan pikir macem-macem gitu, setiap orang kan pemikirannya beda-beda. buruk di gue belum tentu buruk di orang lain, gak bisa di gue bukan berarti nggak bisa di 'lo kan?
ya jangan pikir macem-macem gitu, setiap orang kan pemikirannya beda-beda. buruk di gue belum tentu buruk di orang lain, gak bisa di gue bukan berarti nggak bisa di 'lo kan?
IRENE
segala kemungkinan itu bisa aja terjadi, kan?
segala kemungkinan itu bisa aja terjadi, kan?
JOICE
gak ada jurang pemisah apapun antara lo sama Rian, lo cuma jenuh. dan ketika lo sama dia berani untuk mengambil langkah baru lagi, semuanya bakal normal.....
gak ada jurang pemisah apapun antara lo sama Rian, lo cuma jenuh. dan ketika lo sama dia berani untuk mengambil langkah baru lagi, semuanya bakal normal.....
Joice menatap Irene dengan
tatapan penuh pengertian.
2.
EXT. Stasiun - di kursi tunggu - day
Rasyid tengah duduk di kursi
sebuah stasiun, dengan sebuah laptop terbuka di pangkuannya. sementara itu,
matanya sibuk menulusuri foto demi foto di dalamnya. sampai tak sengaja fotonya
tengah berdua dengan Joice muncul di layar laptop.
Rasyid memandang foto itu
sebentar, tatapannya penuh kerinduan. lantas ia menutup laptopnya kasar, dan
memasukannya kedalam tas.
Rasyid berjalan melintasi
ruang tunggu dan berdiri di pinggir peron, menunggu kereta. dan masuk ke dalam
kereta saat kereta berhenti.
3.
INT. kantor Joice - ruang kerja - day
IRENE
jadi, bagaimana akhir lo sama dia sekarang?
jadi, bagaimana akhir lo sama dia sekarang?
JOICE
seperti yang kebanyakan orang pikir, mereka lebih tahu bagaimana ini berakhir.
seperti yang kebanyakan orang pikir, mereka lebih tahu bagaimana ini berakhir.
IRENE
nggak ada yang lebih tahu selain lo dan dia. selalu ada kemungkinan, bukan?
nggak ada yang lebih tahu selain lo dan dia. selalu ada kemungkinan, bukan?
JOICE
......
......
handphone irene berbunyi, ia
melihat nama yang tertera di layar. memberi isyarat pada joice untuk mengangkat
telphone. Irene berjalan menjauh.
Joice kembali ke layar
laptopnya, menyibukkan diri kembali.
4.
INT. sebuah kaffe - day
(2 MINGGU YANG LALU)
Joice dan ibunya duduk
berhadap-hadapan. cukup lama mereka saling diam satu sama lain. sampai akhirnya
Elizabeth, mama Joice berkata.
ELISABETH
mama udah bilang sama kamu berkali-kali, nggak ada masalah apapun dengan itu. even dia jewish, budha, scientology, muslim, apapun itu. asal itu cuma temen, bukan pacar.
mama udah bilang sama kamu berkali-kali, nggak ada masalah apapun dengan itu. even dia jewish, budha, scientology, muslim, apapun itu. asal itu cuma temen, bukan pacar.
joice mengangguk. Elisabeth
memajukan tubuhnya ke Joice, menatap dalam mata anaknya tersbut.
ELISABETH
apa maksud kamu dengan mau ngenalin dia ke mama?
apa maksud kamu dengan mau ngenalin dia ke mama?
JOICE
aku cuma mau mama sama dia saling kenal, biar mama tahu laki-laki seperti apa yang bakal mendampingi aku kelak.
aku cuma mau mama sama dia saling kenal, biar mama tahu laki-laki seperti apa yang bakal mendampingi aku kelak.
elisabeth kaget dengan
pernyataan joice, matanya sedikit terbelalak.
ELISABETH
kamu jangan sembarangan kalau ngomong.
kamu jangan sembarangan kalau ngomong.
JOICE
aku udah duga reaksi mama bakal kayak gini....
aku udah duga reaksi mama bakal kayak gini....
ELISABETH
gak cuma reaksi mama yang kayak gini Jo, mama yakin, orangtua dia pun kalau tahu anaknya berhubungan dengan kamu, pasti akan bersikap sama seperti mama.
gak cuma reaksi mama yang kayak gini Jo, mama yakin, orangtua dia pun kalau tahu anaknya berhubungan dengan kamu, pasti akan bersikap sama seperti mama.
elisabeth memandang wajah
joice dalam.
ELISABETH
berhenti.. mama mau kamu hentikan ini secepatnya.
berhenti.. mama mau kamu hentikan ini secepatnya.
JOICE
atau??
atau??
ELISABETH
semua akan semakin sulit kedepannya.
semua akan semakin sulit kedepannya.
JOICE
kita udah jalan cukup lama untuk ini, dan itu bukan berarti ketika mama bilang berhenti aku bakal berhenti.
kita udah jalan cukup lama untuk ini, dan itu bukan berarti ketika mama bilang berhenti aku bakal berhenti.
ELISABETH
ooo.... apa itu berarti kamu akan terus lanjut walau mama sudah pasti nggak akan setuju?
ooo.... apa itu berarti kamu akan terus lanjut walau mama sudah pasti nggak akan setuju?
JOICE
......
elisabeth meraih tangan
joice dan menatap matanya dalam. cukup lama mereka diam satu sama lain.
ELISABETH
kamu nggak akan pernah nyakitin hati mama, mama tahu itu.
kamu nggak akan pernah nyakitin hati mama, mama tahu itu.
elisabeth menarik nafas
panjang. melepaskan genggamannya. meraih handphone dari atas meja. mengeceknya
sebentar dan memasukannya ke dalam tas. ia bergegas untuk pergi.
joice memerhatikan
elisabeth.
JOICE
mama mau kemana?
ELISABETH
balik ke kantor. mama ada internal miting 1 jam lagi.
balik ke kantor. mama ada internal miting 1 jam lagi.
JOICE
aku belum selesai ngebahas ini.
aku belum selesai ngebahas ini.
ELISABETH
intinya enggak, Jo, mama nggak mau di kenalin sama dia. dan mama nggak mau kenal sama orang yang buat kamu akan ninggalin mama.
intinya enggak, Jo, mama nggak mau di kenalin sama dia. dan mama nggak mau kenal sama orang yang buat kamu akan ninggalin mama.
Joice tertawa tidak percaya.
JOICE
maksud mama apa?
maksud mama apa?
ELISABETH
kamu tahu maksud mama.
kamu tahu maksud mama.
elisabeth berdiri dari
duduknya. berjalan meninggalkan joice yang masih tidak percaya.
5.
EXT. di depan sebuah kaffe - day
Elisabeth berjalan keluar
ketika Rasyid bergegas masuk ke dalam kaffe.
6.
INT. sebuah kaffe - day
Rasyid berjalan menghampiri
Joice yang tengah tertunduk sendirian. ia mengambil duduk tepat di depan Joice.
lantas berkata.
RASYID
apa aku telat?
apa aku telat?
joice mengangkat kepalanya.
menatap Rasyid datar, lantas mengangguk.
CUT TO :
7.
EXT. di sebuah jalan - day.
Rasyid berjalan bersisian
dengan Joice, di bahunya tercangklong sebuah kamera.
JOICE
apa orangtua kamu juga akan bersikap seperti ini?
apa orangtua kamu juga akan bersikap seperti ini?
RASYID
aku nggak tahu.
aku nggak tahu.
JOICE
menurut kamu?
menurut kamu?
RASYID
aku nggak yakin?
aku nggak yakin?
JOICE
kenapa nggak yakin?
kenapa nggak yakin?
RASYID
karena aku nggak pernah kenalin kamu ke mereka. aku nggak tahu bagaimana reaksi mereka kalau aku bawa kamu ke rumah.
karena aku nggak pernah kenalin kamu ke mereka. aku nggak tahu bagaimana reaksi mereka kalau aku bawa kamu ke rumah.
JOICE
kenapa kita nggak coba?
kenapa kita nggak coba?
rasyid menoleh ke Joice
tidak percaya.
RASYID
kamu serius?
kamu serius?
JOICE
nggak serius kenapa? kita nggak akan tahu apa reaksi mereka kalau kita nggak coba kan? jadi, kapan kamu mau kenalin aku ke orangtua kamu?
nggak serius kenapa? kita nggak akan tahu apa reaksi mereka kalau kita nggak coba kan? jadi, kapan kamu mau kenalin aku ke orangtua kamu?
RASYID
kapanpun kamu mau...
kapanpun kamu mau...
mereka melanjutkan jalan
mereka. sesekali Rasyid mengambil gambar Joice yang berjalan mendahuluinya.
mereka mengobrol. bercanda. saling mengambil gambar satu sama lain.
8.
INT. Rumah Joice - kamar tidurnya - night
Joice berbicara dengan irene
lewat telphone.
JOICE
gue minta Rasyid untuk ngenalin gue ke orangtuanya.
gue minta Rasyid untuk ngenalin gue ke orangtuanya.
9.
INT. Rumah Irene - ruang tengah - night
IRENE
gila ya lo Jo, udah jelas nyokap lo aja nggak mau ketemu sama Rasyid. lo malah mau ketemu orangtuanya dia? gila lo!
gila ya lo Jo, udah jelas nyokap lo aja nggak mau ketemu sama Rasyid. lo malah mau ketemu orangtuanya dia? gila lo!
10.
INT. Rumah Joice - kamar tidurnya - night
JOICE
mau gimana lagi Ren? toh mau hari ini atau tahun depan pun tetap sama, orangtua Rasyid pasti bakal tahu juga kalau kita punya hubungan.
mau gimana lagi Ren? toh mau hari ini atau tahun depan pun tetap sama, orangtua Rasyid pasti bakal tahu juga kalau kita punya hubungan.
11.
INT. Rumah Irene - ruang tengah - night
IRENE
iya... gue ngerti masalah itu... tapi sekarang bukan waktu yang tepat. lo sendiri bisa lihat reaksi mama lo kayak gimana? apalagi orangtuanya Rasyid?
iya... gue ngerti masalah itu... tapi sekarang bukan waktu yang tepat. lo sendiri bisa lihat reaksi mama lo kayak gimana? apalagi orangtuanya Rasyid?
12.
INT. Rumah Joice - kamar tidurnya - night
JOICE
......
......
13.
INT. Rumah Irene - ruang tengah - night
IRENE
pertimbangin lagi, kalau lo mau ketemu... seenggaknya jangan di saat emosi lo lagi nggak baik kayak sekarang-sekarang ini.
pertimbangin lagi, kalau lo mau ketemu... seenggaknya jangan di saat emosi lo lagi nggak baik kayak sekarang-sekarang ini.
joice berdiri di depan
jendela, melihat keluar jendela yang sudah gelap.
14.
INT. Rumah Irene - ruang tengah - night
IRENE
Jo... (irene menarik nafas) jangan terlalu terburu-buru untuk masalah kayak gini...
Jo... (irene menarik nafas) jangan terlalu terburu-buru untuk masalah kayak gini...
15.
INT. Rumah Joice - kamar tidurnya - night
JOICE
tapi gue udah siap..
tapi gue udah siap..
16.
INT. Rumah Irene - ruang tengah - night
IRENE
siap untuk?
siap untuk?
17.
INT. Rumah Joice - kamar tidurnya - night
JOICE
segala kemungkinannya.
segala kemungkinannya.
CUT TO :
18.INT.
KANTOR RASYID – STUDIO
rasyid
duduk sendirian di depan meja siaran selepas on air berita malam berakhir.
sementara itu beberapa orang tengah sibuk dengan tugas masing-masing.
Rasyid
mengeluarkan handphone dari saku celananya, melihat ada 2 panggilan tak
terjawab dari Joice.
Rasyid
mencoba menghubungi balik Joice, namun Joice berada dalam panggilan lain.
Rasyid
memasukan kembali handponenya ke saku celana.
19.
INT. rumah Joice - kamar tidurnya - night
joice
mengakhiri panggilan dengan Irene. ia lantas meelihat jam di dinding kamarnya.
ia menjatuhkan tubuhnya ke kasur.
CUT TO :
20.
INT. DI KANTOR JOICE - RUANG MITING - DAY
Joice
duduk berdua dengan Rossa, penulis yang bukunya ia handle.
JOICE
jadi, buku ke dua ini bakal
bercerita tentang apa Cha?
ROSSA
masih sama mbak, tentang perpisahan.
masih sama mbak, tentang perpisahan.
JOICE
perpisahan kayak gimana? (joice bertanya sambil membaca-baca naskah yang tengah ia pegang)
perpisahan kayak gimana? (joice bertanya sambil membaca-baca naskah yang tengah ia pegang)
ROSSA
jadi gini mbak, cerita ini bakal bercerita tentang 2 orang kekasih yang sudah jalan cukup lama dalam hubungan mereka. terus karena masalah prinsip, mereka memutuskan untuk mengambil langkah sendiri-sendiri.
jadi gini mbak, cerita ini bakal bercerita tentang 2 orang kekasih yang sudah jalan cukup lama dalam hubungan mereka. terus karena masalah prinsip, mereka memutuskan untuk mengambil langkah sendiri-sendiri.
JOICE
prinsip? prinsip kayak gimana maksudnya?
prinsip? prinsip kayak gimana maksudnya?
ROSSA
tepatnya sih keyakinan mbak...
tepatnya sih keyakinan mbak...
joice tersedak kopi yang
tengah ia sesap.
JOICE
kok berat banget ya?
kok berat banget ya?
ROSSA
aku juga awalnya berpikir gitu mbak, tapi ini menarik... karena ini pengalaman ayah aku dulu... jadi sumbernya relevan.
aku juga awalnya berpikir gitu mbak, tapi ini menarik... karena ini pengalaman ayah aku dulu... jadi sumbernya relevan.
joice kembali
membolak-balikan naskah yang sudah jadi tersebut, membaca beberapa bagian.
JOICE
kamu lanjut tulis bab berikutnya, untuk bab yang sudah jadi ini aku lihat dulu.
kamu lanjut tulis bab berikutnya, untuk bab yang sudah jadi ini aku lihat dulu.
ROSSA
menurut mbak gimana?
menurut mbak gimana?
JOICE
aku sih gimana kamunya, kalau menurut aku ini menarik dan... ya, menjual! tapi kamu harus banyak riset juga, karena temanya lumayan berat.
aku sih gimana kamunya, kalau menurut aku ini menarik dan... ya, menjual! tapi kamu harus banyak riset juga, karena temanya lumayan berat.
ROSSA
aku sih udah mengamati tentang kisah ini lumayan lama mbak, bahkan sebelum buku pertama aku terbit. tapi karena aku belum pede jadi ya aku hold dulu kisah yang ini.
aku sih udah mengamati tentang kisah ini lumayan lama mbak, bahkan sebelum buku pertama aku terbit. tapi karena aku belum pede jadi ya aku hold dulu kisah yang ini.
JOICE
kamu ada pengalaman pribadi?
kamu ada pengalaman pribadi?
jois bertanya dengan mimik
serius. yang ditanggapi dengan senyuman oleh penulis buku.
ROSSA
kalau aku sendiri yang menjalani, dalam arti.. menjalin hubungan beda agama gini, aku belum. sama sekali belum.
kalau aku sendiri yang menjalani, dalam arti.. menjalin hubungan beda agama gini, aku belum. sama sekali belum.
JOICE
tapi???
tapi???
joice memasang mimik tengah
mengorek informasi, mata sedikit disipitkan, dan kepala sedikit dimiringkan ke
kiri.
rossa tertawa melihat
ekspresi joice yang begitu di kenalnya.
ROSSA
jadi gini mbak, ini pengalaman kedua orangtua aku... mereka bercerai setalah 6 tahun pernikahan.
jadi gini mbak, ini pengalaman kedua orangtua aku... mereka bercerai setalah 6 tahun pernikahan.
JOICE
oh ya? (mimik kaget)
oh ya? (mimik kaget)
ROSSA
iya. itu mengapa aku mau berbagi tentang pengalaman yang dialami orangtua aku disini, tentang bagaimana masalah demi masalah muncul, mulai dari hubungan yang nggak di setujui, bingung untuk menikah dengan cara seperti apa... banyak hal sebenarnya. itu sebabnya, ketika mereka udah nggak bisa lagi membahas itu bareng, perceraian jadi jalan keluar untuk kebersamaan mereka... dan, itu alasan aku nulis ini.
iya. itu mengapa aku mau berbagi tentang pengalaman yang dialami orangtua aku disini, tentang bagaimana masalah demi masalah muncul, mulai dari hubungan yang nggak di setujui, bingung untuk menikah dengan cara seperti apa... banyak hal sebenarnya. itu sebabnya, ketika mereka udah nggak bisa lagi membahas itu bareng, perceraian jadi jalan keluar untuk kebersamaan mereka... dan, itu alasan aku nulis ini.
joice kaget mendengar
pertanyaan Rossa tersebut.
21.
INT. KANTOR RASYID - STUDIO BERITA - DAY
Rasyid tengah bersiap-siap
untuk pulang.
TEMAN RASYID
mau kemana? kok buru-buru banget?
mau kemana? kok buru-buru banget?
RASYID
mau balik dulu. ada urusan sebentar.
mau balik dulu. ada urusan sebentar.
TEMAN RASYID
urusan atau urusan??
urusan atau urusan??
Rasyid berlalu. tidak
menggubris teman-temannya yang tersenyum jahil seperginya dia.
22.
INT. KANTOR JOICE - RUANG KERJA - DAY
teman Joice berjalan ke meja
Irene, menghampiri Irene yang duduk di mejanya.
TEMAN JOICE
Ren, Jo mana?
Ren, Jo mana?
irene melihat ke arah suara. Dimana seorang teman tengah berjalan ke arahnya.
IRENE
di ruang miting.
di ruang miting.
MIRNA
ngapain?
ngapain?
IRENE
menurut lo kalau ada orang lagi di ruang miting itu berarti lagi apa? A. makan siang. B.tidur siang C.miting
menurut lo kalau ada orang lagi di ruang miting itu berarti lagi apa? A. makan siang. B.tidur siang C.miting
MIRNA
di tanya serius juga..
di tanya serius juga..
Irene tersenyum puas melihat ekspresi mirna.
IRENE
ada miting sama Rossa, ngebahas buku kedua dia.
ada miting sama Rossa, ngebahas buku kedua dia.
Mirna mengangguk, lantas berjalan keluar dan
meninggalkan Irene sendiri.
23. INT. KANTOR JOICE - RUANG MITING - DAY
JOICE
kamu tahu cha, ini bakal jadi buku kedua kamu yang luar biasa. percaya deh sama mbak.
kamu tahu cha, ini bakal jadi buku kedua kamu yang luar biasa. percaya deh sama mbak.
mereka berdua berdiri dari
duduknya.
ROSSA
terima kasih mbak atas dukungan penuhnya. aku harap mbak dengan senang hati memberi sentuhan juga di buku ini.
terima kasih mbak atas dukungan penuhnya. aku harap mbak dengan senang hati memberi sentuhan juga di buku ini.
JOICE
pasti! jangan bosen yah kalau aku bakal sering-sering nagih naskah.
pasti! jangan bosen yah kalau aku bakal sering-sering nagih naskah.
Rossa menggeleng.
ROSSA
aku pamit ya mbak, salam buat mbak irene.
aku pamit ya mbak, salam buat mbak irene.
mereka berdua lantas
bersalaman. setelah bercipika-cipiki Rossa meninggalkan Joice sendiri.
Joice kembali pada naskah
novel Rossa.
24. INT. RUANG MITING - DAY
teman irene memasuki ruang
miting saat rossa sudah keluar. berjalan menghampiri joice yang tengah
membolak-balikan naskah.
MIRNA
miting sama rossa?
miting sama rossa?
JOICE
iya, baru aja selesai. kenapa?
iya, baru aja selesai. kenapa?
MIRNA
mau tagih deadline.
mau tagih deadline.
kata teman joice sambil
menggerak-gerakan tangan, menagih.
JOICE
astagaaaaaaaa, bentar gue kirim.
astagaaaaaaaa, bentar gue kirim.
MIRNA
harusnya itu dari tadi pagi udah lo kirim ke gue.
harusnya itu dari tadi pagi udah lo kirim ke gue.
JOICE
sumpah gue lupa banget.
sumpah gue lupa banget.
MIRNA
oke, no problemo.
oke, no problemo.
saat Joice tengah sibuk
dengan laptopnya untuk mengirim email, handphone
nya berbunyi. Ia melihat nama di layar handphone. Rasyid
menelphonenya.
25. EXT. DI LUAR KANTOR JOICE - DAY
RASYID
hi... aku udah di kantor kamu.
hi... aku udah di kantor kamu.
26. INT. DI RUANG MITING - DAY
JOICE
iya.. iya.. sebentar lagi aku turun.
iya.. iya.. sebentar lagi aku turun.
kata joice dengan suara
buru-buru. sementara itu mirna melihat joice dengan
pandangan menunggu. joice mematikan telphone.
JOICE
oke, udah gue kirim mir.
oke, udah gue kirim mir.
Kata joice lega. Mirna melihat joice dengan
pandangan datar. Lantas keluar meninggalkan joice hendak bergegas pergi.
27. EXT. DI DEPAN KANTOR JOICE – DAY
JOICE
hai...
hai...
RASYID
mau makan dulu?
mau makan dulu?
JOICE
boleh.
boleh.
Joice menghambur ke peluk
Rasyid.
28. INT. TEMPAT MAKAN - DAY
JOICE
gimana pekerjaan kamu hari ini?
gimana pekerjaan kamu hari ini?
RASYID
masih berjalan seperti biasa.
masih berjalan seperti biasa.
joice memiringkan kepalanya,
menatap Rasyid dengan senyum.
JOICE
kamu nggak apa-apa?
kamu nggak apa-apa?
RASYID
nggak, aku nggak kenapa-napa.
nggak, aku nggak kenapa-napa.
pelayan mengantar makanan ke
meja mereka. sebelum menyantap makanan masing-masing dari mereka berdoa sesuai
dengan keyakinan.
mereka menyantap makanan
mereka sambil bercerita. mereka terlihat sangat bahagia.
tiba-tiba rasyid berhenti
bercanda dan berkata :
RASYID
kamu tahu nggak kenapa dulu kita bisa ketemu?
kamu tahu nggak kenapa dulu kita bisa ketemu?
joice menatap mata Rasyid
dan menggeleng.
RASYID
karena aku gantiin tugas temen aku untuk ngeliput natal di tempat kamu.
karena aku gantiin tugas temen aku untuk ngeliput natal di tempat kamu.
JOICE
o ya?
o ya?
RASYID
iya... hari itu aku baru pulang liputan dari luar kota. tiba-tiba produser aku dateng untuk minta aku gantiin teman aku yang tiba-tiba izin lantaran di hari itu anaknya masuk rumah sakit.
iya... hari itu aku baru pulang liputan dari luar kota. tiba-tiba produser aku dateng untuk minta aku gantiin teman aku yang tiba-tiba izin lantaran di hari itu anaknya masuk rumah sakit.
JOICE
dan kamu nggak nolak meski kamu baru balik dari luar kota?
dan kamu nggak nolak meski kamu baru balik dari luar kota?
rasyid menggelengkan
kepalanya.
RASYID
buktinya aku ada disana bukan?
buktinya aku ada disana bukan?
joice tersenyum mendengar
itu.
RASYID
ada banyak hal yang terjadi dalam hidup aku sejak hari itu, dan semua itu sebagai sebuah kebetulan yang... beruntung. kayak ketemu kamu, kenal sama kamu, sampai akhirnya kita jalan bareng... bahkan sampai sekarang. kalau aku ingat itu, aku bersyukur karena aku nggak nolak permintaan producer aku.
ada banyak hal yang terjadi dalam hidup aku sejak hari itu, dan semua itu sebagai sebuah kebetulan yang... beruntung. kayak ketemu kamu, kenal sama kamu, sampai akhirnya kita jalan bareng... bahkan sampai sekarang. kalau aku ingat itu, aku bersyukur karena aku nggak nolak permintaan producer aku.
joice tersenyum mendengar
itu.
RASYID
kadang, aku merasa bahwa aku kepingin kembali ke masa-masa itu... waktu pertama kali aku kenal kamu...
kadang, aku merasa bahwa aku kepingin kembali ke masa-masa itu... waktu pertama kali aku kenal kamu...
joice berhenti menyantap
makanannya. ia meletakkan sendok di atas piring dan menatap Rasyid serius.
JOICE
are you okay?
are you okay?
tanya joice serius.
RASYID
aku nggak apa-apa.
aku nggak apa-apa.
JOICE
nggak...??? ada apa?
nggak...??? ada apa?
joice menatap rasyid serius.
Rasyid memalingkan wajahnya
sebentar dari tatapan Joice. lantas kembali menatapnya lagi.
RASYID
jujur, aku belum siap untuk ngenalin kamu ke orangtua aku.
jujur, aku belum siap untuk ngenalin kamu ke orangtua aku.
joice masih menatap rasyid
dengan tatapan yang serius.
RASYID
aku tahu apa tanggapan orantua aku tentang ini. aku yakin ini nggak akan lebih baik di banding reaksi mama kamu kemarin.
aku tahu apa tanggapan orantua aku tentang ini. aku yakin ini nggak akan lebih baik di banding reaksi mama kamu kemarin.
joice diam.
JOICE
kita belum coba.
kita belum coba.
RASYID
tapi kemungkinan itu besar.
tapi kemungkinan itu besar.
mereka diam. rasyid
menyandarkan tubuhnya di kursi sedangkan matanya lurus ke joice. joice hanya
diam, matanya tertunduk ke meja.
RASYID
aku ingin serius sama kamu jo.
aku ingin serius sama kamu jo.
joice diam. mereka diam satu
sama lain.
JOICE
apa kamu pikir selama 3 tahun ini aku nggak serius sama kamu?
apa kamu pikir selama 3 tahun ini aku nggak serius sama kamu?
mereka berdua saling
terdiam.
RASYID
aku cuma nggak mau kehilangan kamu.
aku cuma nggak mau kehilangan kamu.
JOICE
kamu ngomong apa sih?
kamu ngomong apa sih?
mereka diam.
JOICE
denger.... nggak ada yang kehilangan siapa-siapa disini.
denger.... nggak ada yang kehilangan siapa-siapa disini.
29. INT. RUMAH
ORANGTUANYA - RUANG TAMU - DAY
Joice duduk di ruang tamu rumah rasyid. Ia duduk
sendiri. Duduk dengan gugup.
Rasyid keluar dari dalam rumah dan duduk tepat di
samping joice, menatap joice serius.
RASYID
tunggu sebentar ya. Umi baru selesai salat asar.
tunggu sebentar ya. Umi baru selesai salat asar.
JOICE
kamu nggak salat?
kamu nggak salat?
RASYID
iya.. aku tunggu umi dulu. Biar kamu ngobrol sama umi.
iya.. aku tunggu umi dulu. Biar kamu ngobrol sama umi.
JOICE
aku nervous.
aku nervous.
Rasyid tersenyum, melihat reaksi joice.
RASYID
aku tahu.
aku tahu.
30. INT. RUMAH RASYID - DAPUR - DAY
Abi rasyid masuk ke dapur, melihat istrinya
tengah sibuk membuat minum dan menyajikan makanan ringan.
ABI RASYID
ada tamu?
ada tamu?
UMI RASYID
ada rasyid sama temennya lagi main.
ada rasyid sama temennya lagi main.
ABI RASYID
tumben rasyid ajak temen ke rumah.
tumben rasyid ajak temen ke rumah.
Umi melihat ke abi yang tengah duduk.
UMI RASYID
kayaknya dia mau ngenalin pacarnya bi, kemarin di telephone dia bilang mau kenalin seseorang.
kayaknya dia mau ngenalin pacarnya bi, kemarin di telephone dia bilang mau kenalin seseorang.
ABI RASYID
itu temen kantornya yang mau di kenalin dia?
itu temen kantornya yang mau di kenalin dia?
UMI RASYID
umi juga masih belum ketemu, baru selesai salat.
umi juga masih belum ketemu, baru selesai salat.
umi rasyid keluar membawa minum serta makanan
ringan yang sudah dia buat.
31. INT. RUMAH RASYID - RUANG TENGAH - DAY
umi rasyid berjalan keluar menuju ruang tamu,
membawa nampan dengan isinya. lantas meletakkannya di atas meja. joice yang
duduk seketika berdiri, diikuti rasyid.
joice mencium tangan umi rasyid.
umi rasyid melihat ke arah rasyid, menunggu
untuk di kenalkan.
RASYID
umi, ini Joice.. pacar Rasyid. nah joice, ini umi aku..
umi, ini Joice.. pacar Rasyid. nah joice, ini umi aku..
umi lantas melihat joice sambi tersenyum,
sedikit menilai.
setelah umi mempersilahkan mereka duduk,
rasyid lantas pamit untuk salat ashar. tinggal umi dan joice yang berada di
ruang tamu. mereka mengobrol tentang pekerjaan joice, lantas kesibukan umi
sebagai ketua majelis ta'lim sekaligus guru tpa.
tidak lama, abi Rasyid keluar dari dapur ke
ruang tamu.
ABI RASYID
assalamualaikum
assalamualaikum
UMI dan JOICE menjawab bersamaan
waalaikum salam.
waalaikum salam.
joice bangun untuk bersalaman dengan abi
rasyid. lantas duduk setelah abi duduk.
ABI RASYID
di minum minumannya, cuma ada ini aja.
di minum minumannya, cuma ada ini aja.
JOICE
iya pak, terima kasih.
iya pak, terima kasih.
ABI RASYID
jadi kamu pacarnya Rasyid.
jadi kamu pacarnya Rasyid.
joice tersedak minuman yang tengah ia minum.
lantas menjawabnya dengan anggukan.
ABI RASYID
sudah lama? nggak, maksud abi, karena ini kali pertama rasyid ajak teman wanitanya ke rumah. (abi tersenyum)
sudah lama? nggak, maksud abi, karena ini kali pertama rasyid ajak teman wanitanya ke rumah. (abi tersenyum)
JOICE
sudah hampir 3 tahun pak.
sudah hampir 3 tahun pak.
umi dan abi rasyid saling bertatapan.
joice meletakkan kembali gelas berisi minum
yang tengah ia pegang, dan saat itu tanpa sengaja umi rasyid melihat kalung
salib yang tengah joice kenakan.
ABI RASYID
sekantor?
sekantor?
UMI
nggak, Joice ini editor buku pak.
nggak, Joice ini editor buku pak.
abi rasyid mengangguk.
umi rasyid pamit ke dapur untuk menaruh nampan
di belakang.
32. INT. RUMAH ORANGTUA RASYID - DAPUR - DAY
saat umi hendak kebelakang, rasyid baru akan
ke ruang tamu selesai salat.
UMI
rasyid, umi mau ngomong.
rasyid, umi mau ngomong.
rasyid pun berjalan mengikuti umi ke meja
makan rumah.
UMI
pacar kamu itu non muslim?
pacar kamu itu non muslim?
tanya umi tanpa basa-basi. rasyid mengangguk.
UMI
kamu udah jalan 3 tahun, gak pernah bilang apa-apa ke umi, dan dia seorang nasrani???
kamu udah jalan 3 tahun, gak pernah bilang apa-apa ke umi, dan dia seorang nasrani???
rasyid mengangguk.
RASYID
aku ngenalin dia ke umi sama abi karena aku serius sama Joice
aku ngenalin dia ke umi sama abi karena aku serius sama Joice
umi menengok ke arah rasyid yang saat itu
duduk di sampingnya. lantas umi menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
UMI
umi nggak setuju.
umi nggak setuju.
kata umi datar. to the point.
RASYID
aku mau umi kenal dulu sama joice, segala sesuatu kan bisa di pertimbangkan kalau umi sama abi kenal sama dia.
aku mau umi kenal dulu sama joice, segala sesuatu kan bisa di pertimbangkan kalau umi sama abi kenal sama dia.
mereka berdua diam.
33. INT. RUMAH KELUARGA RASYID - RUANG TAMU - DAY
rasyid berjalan keluar dengan umi. rasyid
mengambil duduk di samping joice. dan umi di dekat abi.
RASYID
udah kenalan sama abi?
udah kenalan sama abi?
tanya rasyid ke joice yang ditanggapi joice
dengan senyum.
ABI
udah, abi malah udah cerita banyak sama dia tentang kamu. (abi tertawa)
udah, abi malah udah cerita banyak sama dia tentang kamu. (abi tertawa)
UMI
orangtua kamu tahu kamu ada hubungan dengan rasyid?
orangtua kamu tahu kamu ada hubungan dengan rasyid?
joice kaget mendengar pertanyaan itu. rasyid
lantas menengok ke joice yang saat itu tengah memandang umi gugup.
JOICE
mama tahu.
mama tahu.
UMI
apa tanggapan mama kamu?
apa tanggapan mama kamu?
JOICE
mama, ummmmmm..
mama, ummmmmm..
joice tidak tahu apa yang harus di katakan ke
orangtua rasyid.
JOICE
mama nggak setuju.
mama nggak setuju.
katanya mantap. rasyid kaget mendengar
pernyataan itu. umi rasyid menatap abi.
UMI
maaf umi nanya itu, umi nggak masalah kalau kamu dekat dengan rasyid. cuma....
maaf umi nanya itu, umi nggak masalah kalau kamu dekat dengan rasyid. cuma....
RASYID
umi....
umi....
UMI
umi nggak setuju kalau ini semakin jauh.
umi nggak setuju kalau ini semakin jauh.
joice mengangguk, dengan pandangan tertunduk
ke lantai.
34. INT. RUMAH JOICE - KAMAR TIDURNYA - NIGHT
joice menjatuhkan tubuhnya di kasurnya.
melemparkan tasnya ke sembarang tempat. ia memejamkan matanya. handphonenya
beberapa kali berdering namun ia mengabaikannya.
tak lama ia mendengar pintu kamarnya di ketuk.
ia tak menanggapi.
ELISABETH
jo, kamu udah pulang?
jo, kamu udah pulang?
joice tidak menanggapi.
suara pintu terbuka. mamanya masuk ke kamar
joice.
ELISABETH
kamu baru pulang?
kamu baru pulang?
joice masih bergeming. matanya masih tertutup.
elisabeth, berjalan ke arah tempat tidur, mengambil tas joice yang tergeletak
di lantai dan meletakannya di atas tempat tidur.
ELISABETH
jo, kamu nggak kenapa-napa kan?
jo, kamu nggak kenapa-napa kan?
jo tidak menanggapi.
handphone joice berdering lagi. elisabeth yang
penasaran, mengambil handphone joice yang ada di dalam tas. ia melihat nama
yang tertera di handphone joice, rasyid.
ELISABETH
kamu ada masalah sama Rasyid?
kamu ada masalah sama Rasyid?
JOICE
aku putus sama dia.
aku putus sama dia.
kata jo tiba-tiba. masih tetap menutup
matanya.
ELISABETH
kenapa
kenapa
JOICE
mama tahu kenapa...
mama tahu kenapa...
elisabeth menatap anak semata wayangnya itu,
yang saat ini masih memejamkan matanya. menahan tangis.
ELISABETH
kamu boleh dekat dengan siapapun, mama nggak pernah melarang itu. tapi, mama benar-benar nggak bisa merelakan kamu ninggalin mama. mama rasa, setiap orangtua juga akan seperti itu.
kamu boleh dekat dengan siapapun, mama nggak pernah melarang itu. tapi, mama benar-benar nggak bisa merelakan kamu ninggalin mama. mama rasa, setiap orangtua juga akan seperti itu.
ELISABETH membelai lembut rambut joice.
ELISABETH
jo, sampai detik inipun mama masih nggak bisa ngebayangin seperti apa rasanya kelak ketika kamu berkeluarga dengan orang yang notabene nya sama dengan kita, apalagi kalau mama melepaskan kamu, untuk benar-benar meninggalkan mama demi laki-laki yang jelas-jelas berbeda. itu lebih sulit untuk mama.
jo, sampai detik inipun mama masih nggak bisa ngebayangin seperti apa rasanya kelak ketika kamu berkeluarga dengan orang yang notabene nya sama dengan kita, apalagi kalau mama melepaskan kamu, untuk benar-benar meninggalkan mama demi laki-laki yang jelas-jelas berbeda. itu lebih sulit untuk mama.
joice masih bergeming, tak terasa air matanya
sedikit-sedikit mengalir.
ELISABETH
selesain masalah kamu sama rasyid. angkat telphonennya.
selesain masalah kamu sama rasyid. angkat telphonennya.
elisabeth lantas meletakkan handphone jo di
atas kasur. lantas ia berlalu meninggalkan kamar joice.
35. EXT. DI SUATU TEMPAT - NIGHT
rasyid masih berusaha menghubungi joice, namun
joice tak mengangkat telphone darinya. ia terus mencoba. sampai akhinrya joice
mengangkat.
RASYID
aku minta penjelasan kamu. kamu jangan kayak anak kecil gini dong.
aku minta penjelasan kamu. kamu jangan kayak anak kecil gini dong.
36. INT. RUMAH JOICE - KAMAR TIDUR - NIGHT
JOICE
aku nggak mau melanjutkan ini.
aku nggak mau melanjutkan ini.
37. EXT. DI SUATU TEMPAT - NIGHT
RASYID
aku udah bilang dari awal sama kamu, aku nggak mau ketemu sama orangtua aku dulu. sekarang malah kayak gini kan.
aku udah bilang dari awal sama kamu, aku nggak mau ketemu sama orangtua aku dulu. sekarang malah kayak gini kan.
38. INT. DI RUMAH JOICE
– KAMAR TIDUR - NIGHT
JOICE
aku minta maaf.
aku minta maaf.
39. EXT. DI SUATU TEMPAT - NIGHT
RASYID
jo....
jo....
jo diam, mereka diam cukup lama.
RASYID
jo... kita udah jalanin ini 3 tahun. dan selama itu, kita udah membangun mimpi bareng. kita udah rencanain dimana kelak kita akan tinggal, kita udah rencanain rumah seperti apa yang akan kita bangun. kita punya mimpi itu jo.
jo... kita udah jalanin ini 3 tahun. dan selama itu, kita udah membangun mimpi bareng. kita udah rencanain dimana kelak kita akan tinggal, kita udah rencanain rumah seperti apa yang akan kita bangun. kita punya mimpi itu jo.
joice masih diam.
RASYID
jangan lupain itu jo, itu mimpi kita bukan?
jangan lupain itu jo, itu mimpi kita bukan?
40. INT. RUMAH JOICE – KAMAR TIDUR - NIGHT
JOICE
ya, tapi itu cuma mimpi buat kita. kita nggak akan pernah mewujudkan itu...... nggak akan pernah.
ya, tapi itu cuma mimpi buat kita. kita nggak akan pernah mewujudkan itu...... nggak akan pernah.
joice
menutup telphone.
di
ujung lain rasyid hanya diam melihat sambungan telphone terputussssssss.
41. INT. RUMAH JOICE - KAMAR TIDUR - NIGHT
joice bangun dari tidurnya. mengusap matanya. ia diam sebentar di tempat tidurnya, duduk. lantas menjatuhkan tubuhnya kembali ke kasur. menangis. dan menutupi wajahnya dengan bantal.
joice bangun dari tidurnya. mengusap matanya. ia diam sebentar di tempat tidurnya, duduk. lantas menjatuhkan tubuhnya kembali ke kasur. menangis. dan menutupi wajahnya dengan bantal.
42. INT. KANTOR JOICE - RUANG KERJANYA - DAY
irene datang kembali ke meja joice, tempat
dimana joice masih sibuk mengerjakan pekerjaannya.
IRENE
ada miting redaksi hari ini, tadi mirna telphone gue.
ada miting redaksi hari ini, tadi mirna telphone gue.
JOICE
terus???
terus???
IRENE
gue belum siapin materi. lo stand by di ruang miting sana....
gue belum siapin materi. lo stand by di ruang miting sana....
lantas irene bergegas mengambil laptopnya yang
ada di meja sebelah joice dan lantas berlalu begitu saja, meninggalkan joice
sendiri yang masih bingung.
joice lantas mengambil laptopnya dan bergegas
ke ruang miting.
joice berdiri sendiri di ruang miting, melihat
ke luar jendela. ia mengambil handphonenya. melihat chatnya dengan rasyid.
lantas ia menutup handphonenya kembali. berdiri menatap keluar jendela. sambil
melipat tangannya.
selesai.
Mereka putus kan..??' Atau enggak..
ReplyDeleteW udah nonton film pendeknya, tapi suara dari filmnya gak stabil.. d'beberapa adegan suaranya kecil bgt..
akhirnya.... baca aja skenarionya dengan seksama.
ReplyDeleteboleh di remake ulang buat short movie?
ReplyDelete