Sunday, September 10, 2017

Sepenggal Kisah Barisan Para Anker (commuter line jabodetabek)

Tanpa disadari ternyata malam ini datang lagi, malam dimana besok kita akan memulai aktivitas lagi, dan yang paling bikin males adalah, harus bangun pagi lagi… dempet-dempetan dikereta sambil bebacaan, maygaaaaatttttttt…. Seperti inilah dunia…. Dari hal ini tentu kalian tau apa yang bakal gue bahas, bukan tentang pekerjaan, Karena itu merupakan hal klasik yang nggak perlu diangkat lagi ke permukaan. Tapi kali ini gue akan membahas tentang Commuter line dan para penumpangnya yang bikin merinding, merinding disini bukan Karena mereka memiliki wajah yang aneh-aneh penuh darah kayak yang ada di Train to Busan, melainkan cara mereka merangsek masuk itu lho yang buat gue sampe banyak-banyak bebacaan… kalian taulah yah gimana.

Commuter line, anjiiiiir gue nggak tahu harus mengucapkan apa kepada moda transportasi public yang satu ini, nggak ada kata-kata yang lebih romantic selain mengatakan bahwa disinilah gue bisa menemukan keajaiban-keajaiban kecil yang bisa buat gue senyum-senyum sendiri (berasa kayak baca chat pacar) dan kadang bisa juga buat gue pada akhirnya harus tarik nafas juga karena hal-hal yang bener-bener diluar pemikiran (kalo ini, kayak lagi berantem sama pacar hahahah) dan disinilah gue sekarang, Ghibah!!!
Kira-kira sudah sebulan lebih gue bekerja di jaksel, hal yang buat gue pada akhirnya menjadi begitu akrab dengan 2 moda transportasi umum yang biasanya hanya gue tumpangi selagi perlu; busway dan commuter line. Pokoknya hari-hari gue sekarang bergantung banget sama tuh dua moda transportasi (kalau punya pacar mungkin udah beda tempat bergantungnya ya?) bahkan karena mereka gue rela untuk dempet-dempetan di tengah sikutan para ibu yang jauh lebih kejam daripada pegulat, yang kalau masuk ke kereta itu main rangsek gitu aja, nggak peduli banget sama yang udah kedempet-dempet dan nempel di kaca pintu sebelah sambil mendadak kayak spiderman tapi dengan mulut komat-kamit dzikir (siapa ini?), pokoknya begitulah, gue rasa lo jauh lebih berpengalaman daripada gue yang pendatang baru ini. tapi apakah pengalaman kita juga sama? Mengenai orang-orang yang kita jumpai setiap hari, di gerbong yang sama, dengan tujuan yang juga sama dan kelakuan yang bisa buat (sekali) menahan tawa dan kadang mengelus dada.
Gue inget banget kejadian tentang COWOK GILA yang nyerobot kursi gue dengan tanpa berperi kewanitaan (nulis masih dengan emosi yang sama seperti kejadian) entah tuh orang nggak punya mata atau pura-pura menutup mata, tapi kayaknya sih emang nggak liat, soalnya dia pakai kaca mata sih (nyinyir) jadi gue berpikir bahwa dia “tidak melihat” dan jauh lebih butuh tuh kursi dari pada gue, I tried to thinking positive meskipun masih sering ngedumel. Abis nggak banget gitu meeennnnn… coba kalian bayangin, pagi itu gue udah berdiri dari stasiun rawabuntu sampe stasiun tanah abang yang kurang lebih memakan waktu selama 40 menit, dan ketika transit di stasiun tanah abang gue juga harus masuk dalam barisan para penumpang lain menuju peron 3, lo tau kan jam-jam kedatangan kereta itu kayak gimana? Padatnya naudzubillah!! Main sikut, main dorong, main teriak, main cepat, main bacok, main apajalah supaya nggak ketinggalan kereta, supaya bisa dapet tempat duduk, juga supaya bisa ambil kursi orang dengan seenaknya! (still nyinyir)
singkat cerita, gue sudah berada di peron 3 dan tengah menunggu kereta yang akan membawa gue ke sudirman… ketika kereta itu sudah ada di pengelihatan dan melihat kursi-kursi kosong di setiap gerbong akhirnya lelah guepun perlahan luruh, karena yang ada didalam fikiran gue “Alhamdulillah, seenggaknya gue bisa duduk menuju sudirman” tapi kenyataannya, pas gue masuk dan lari menuju kursi itu dan tinggal menjatuhkan pantat gue di kursi panjang  yang hanya menyisakan satu pantat, tiba-tiba seorang laki-laki yang entah punya mata atau enggak langsung lompat dan duduk begitu aja tanpa ada raut berdosa dimatanya!!! Demi apapun gue kaget, nggak nyangka, surprise, melongo dongo, mangap lebaaar sambil dalam hati “mas, lo nggak pernah belajar untuk bisa menghargai wanita ya” bangkeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!!!!! Dan lo tahu, di kursi itu apa yang dia lakukan? Ngegame? Cuma ngegameeeeeee!!! Oh fuck… shit…!!!! Kalau yang nyerobot ibu-ibu atau cewek gue nggak masalah karena sesama wanita, gue tahu fisik kita nggak sekuat laki-laki (gue pernah buktiin ini, gue bertiga sama temen gue terengkeh-rengkeh mindahin meja makan keluar rumahnya tapi nggak bisa, sementara satu orang laki-laki berhasil melakukannya dengan begitu mudah), jadi gue akan dengan sangat mudah untuk melupakan itu, tapi ini seorang laki-laki yang jelas-jelas mencuri hak gue dengan begitu tidak berperi, masih muda, dan…. Gue taksir usianya dibawah 25 tahun…. Unbelievable!!!
(breathe in… breath out) oke gue ngerti kalau gue masih belum bisa terima dengan kejadian itu. Bukannya gue terlalu mengkotak-kotakan antara hak wanita dan perempuan dan seolah-olah pikiran gue nggak terbuka, gue faham tentang persamaan gendre, tapi setidaknya hargailah sedikit. Susah ya untuk bersikap baik sama orang? Atau, jangan-jangan lo banci? Okeh, gue rasa ini sudah cukup menjawab.
Kejadian itu buat gue bad mood, akhirnya pas lagi di taksi gue cerita sama temen-temen gue tentang kejadian itu, nah disitu ternyata nggak Cuma gue yang punya pengalaman gak enak pagi itu tapi temen gue juga. Kalau temen gue itu ceritanya lagi berdiri di kereta, sementara didepannya bapak-bapak duduk cantik sambil (entah) tidur atau pura-pura tidur. Nah, disamping temen gue itu ada ibu-ibu bawa anak yang kebetulan berdiri jugak. Karena Alhamdulillah Tuhan memberi kami amanah untuk sekolah dan mencerdaskan diri, alhasil kamipun semua bisa membaca kalau di setiap gerbong tertulis bahwa “kursi-kursi prioritas itu “dikhususkan” untuk ibu hamil, penyandang disabilitas, manula, ibu dan anak, jadi pas temen gue lihat ada ibu bawa anak dan ikut kedorong-dorong, dia pun berinisiatif untuk menegur bapak-bapak itu tapi malah GEEEEEEEERRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR…. HAHAHAHAH
percakapan kami berlanjut dengan ditimpali oleh bapak sopir taksi, akhirnya kami berkisah tentang beberapa penumpang kereta yang nggak bisa untuk bersikap dewasa, kayak orang yang main serobot kursi gue dan bapak-bapak yang GEEERRRRRRRRRR itu. Tapi yasudahlah, lagi juga gue tahu masih banyak para penumpang kereta yang jauh lebih pengertian dibanding mereka, yang tahu bagaimana bersikap di moda transportasi umum.

Okeh, kita ketopik lain… kalau ini aksi saling dorong berebut masuk ke dalam kereta. Gue yakin yang baca ini pasti ada nih yang jadi oknum rusuh kayak gini. Entah mengapa gue pernah liat seorang ibu turun dari kereta. Ngambek? Bukan, tapi gara-gara sepatunya ketendang hingga jatuh ke tangga kereta, untung bukan ke jalurnya hahahahaaa. Tapi anehnya, kok bisa gitu ya? Padahal kan sepatunya lagi ke pake? Kok bisa-bisanya keseret keluar, lagi juga seharusnya kalau dia yang pada saat itu sudah posisi didalam kereta (karena dia sudah naik dari stasiiun sebelumnya) kemungkinan sepatunya itu keseret kedalem bukan malah keluar. Yahh gitulah keajaiban naik commuter line. Yang paling lucu itu kemarin, jadi gue sama temen-temen gue udah ada di stasiun sudirman mau ke tanah abang, di peron udah banyak penumpang yang nunggu. Karena hari itu hari jumat jadilah gue agak rileks dan nggak mau buru-buru, alhasil pas tahu gerbong-gerbong penuh akhirnya gue dan teman-teman memutuskan untuk nunggu kereta berikutnya. Karena posisi gue dan temen gue berada tepat di depan pintu kereta yang sudah sarat penumpang itu akhirnya gue bisa lelusa lihat para penumpang yang sudah berjejalan, dan disitupun gue bisa melihat sosok seorang laki-laki yang sudah naik dan tengah menatap ke arah peron dan… seorang wanita berteriak ke tuh cowok (kayaknya sih pacarnya deh) seketika cowok itu kayak panic dan turun dari kereta buat narik ceweknya dan langsung dorong dia masuk ke dalam kereta dengan wajah yang…. Sumpah itu lucu bangeeetttttttt…. Gue sama temen-temen gue sampe ngakak didepan tuh orang, ngakaknya bukan karena apaaaa, tapi karena muka tuh cowok yang panic dan raut yang menunjukan… gimana sih, wajah-wajah seorang cowok yang baru jadian sama ceweknya dan bersikap untuk melindunginya tapi caranya unik gitu… turun dari jejalan penumpang lain buat narik ceweknya dan terus mendorong ceweknya masuk setelah itu menyusulnya, dan si ceweknya juga langsung kayak “apa-apaan?” sambil ketawa-ketawa jugak.
Jadi inget juga kejadian beberapa waktu lalu, waktu itu gue, temen-temen gue dan barisan para penumpang udah nunggu di peron hampir 20 menitan kayaknya, karena lama alhasil penumpangnya bener-bener membeludak banget. Alhasil ini berdampak ketika kereta dateng, penumpang yang ada di belakang pada dorong-dorongan nggak jelas, padahal posisinya tuh gerbong udah penuh sesak dan udah gak bisa lagi. Gue yang ada didepan kedorong masuk dengan susah payah, 2 temen guepun terbawa arus dorongan hingga masuk juga, sementara yang satu tertinggal di gerombolan lain di stasiun sudirman alhasil kitapun terpencar dan… pas udah turun salah satu dari temen gue ngedumel “padahal gue nggak mau naik tadi, tapi ibu-ibu lebih kejam daripada bapak-bapak alhasil gue kebawa masuk” dan akhirnya besok-besoknya, mereka kapok dan nggak mau naik ke gerbong khusus cewek. Segitunyaaaaaaaaaa cong. Tapi menurut gue inilah yang menarik, bagaimana mereka berebut masuk ke kereta demi pulang lebih awal. Untuk bisa bertemu keluarga lebih awal, bersenda gurau dan terlebih istirahat lebih cepat demi memulihkan fisik kembali untuk bergelut hal yang sama keesokan harinya.
Menurut gue, penumpang kereta tuh unik-unik. Lo bisa lihat apa aja, dengar apa aja, dan terlebih belajar apa aja dari pengalaman naik kereta. Kayak gue yang seneng banget nguping pembicaraan mereka-mereka yang lagi ngobrol, karena dari situ gue bisa dapet inspirasi untuk menulis. Gue pernah denger anak FK lagi ngobrolin pasien mereka, anak sekolah yang ngomongin masa depan, 2 cewek yang lagi ngerumpi tentang pesta nikahan temennya, oborolan bapak-bapak dengan ibu-ibu tentang kuliah buah hatinya, dan banyak hal lain yang gue juga lupa. Tapi yang baru-baru ini gue lewati adalah, tentang segerombolan teteh-teteh yang beranggotakan kurang lebih 5 orang, yang selalu berada di gerbong khusus wanita dan sepanjang perjalanan asyik menyaksikan video di yutub dengan volume (sepertinya) maksimal, dan ini yang menarik, tayangan yang mereka selalu saksikan itu adalah…. Sebuah acara di salah satu stasiun tv yang berkisah tentang kematian terus, jika orang semasa hidupnya seperti ini maka nanti meninggalnya seperti ini, ciri-ciri lebih spesifik, ada pemeran tukang ketopraknya…. Tau kan acara apa? Di tv mana? Nah itu yang mereka saksikan. Dari hal itu guepun akhirnya setuju dengan pernyataan dosen gue yang pernah membahas perihal pangsa pasar, dan gue yakin bahwa acara ini menggaet pangsa pasar seperti teteh-teteh yang bareng gue itu, yang menanggapi tuh acara dengan sangat-sangat serius… karena sepanjang perjalanan dan sepanjang mereka menyaksikan acara itu senantiasa terdengar komentar-komentar, “yaampun tega banget” “ih kenapa sih jahat banget” dan seterusnya…dan seterusnya… tapi demi apapun, gue paham bahwa orang-orang tertentu masih suka tayangan seperti itu yang bagi gue sendiri, ih acara apa sih ini? karena kalau berdasarkan dosen gue, “itu bukan tayangan untuk kalian. Kalian sudah tahu mana acara yang bagus mana tidak, mana acara yang masuk akal mana tidak” dulu, gue beranggapan bahwa pernyataan dosen gue ini seolah meremehkan, namun ketika gue seringkali di hadapkan dengan kenyataan yang sebenernya ketika berada di lapangan gue baru sadar bahwa baik itu sinetron, film, buku, dan bahkan tayangan berita sekalipun punya pangsa pasarnya masing-masing.
So, bisa gue katakan juga disini bahwa dari hal-hal disekitar kita, kita masih bisa belajar. Dari bergerumun-gerumun di dalam kereta sekalipun lo bisa untuk bisa menambah pengetahuan. Buktinya gue bisa untuk membuktikan omongan dosen gue lewat kereta ini, tentang pangsa pasar hahahaha…


Oke, sekian pembahasan tidak jelas gue. Cukup untuk hari ini. selamat malam dan selamat beristirahat.

No comments:

Post a Comment