Tanpa
disadari ternyata malam ini datang lagi, malam dimana besok kita akan memulai
aktivitas lagi, dan yang paling bikin males adalah, harus bangun pagi lagi…
dempet-dempetan dikereta sambil bebacaan, maygaaaaatttttttt…. Seperti inilah
dunia…. Dari hal ini tentu kalian tau apa yang bakal gue bahas, bukan tentang
pekerjaan, Karena itu merupakan hal klasik yang nggak perlu diangkat lagi ke
permukaan. Tapi kali ini gue akan membahas tentang Commuter line dan para
penumpangnya yang bikin merinding, merinding disini bukan Karena mereka memiliki
wajah yang aneh-aneh penuh darah kayak yang ada di Train to Busan, melainkan
cara mereka merangsek masuk itu lho yang buat gue sampe banyak-banyak bebacaan…
kalian taulah yah gimana.
Commuter
line, anjiiiiir gue nggak tahu harus mengucapkan apa kepada moda transportasi
public yang satu ini, nggak ada kata-kata yang lebih romantic selain mengatakan
bahwa disinilah gue bisa menemukan keajaiban-keajaiban kecil yang bisa buat gue
senyum-senyum sendiri (berasa kayak baca chat pacar) dan kadang bisa juga buat
gue pada akhirnya harus tarik nafas juga karena hal-hal yang bener-bener diluar
pemikiran (kalo ini, kayak lagi berantem sama pacar hahahah) dan disinilah gue
sekarang, Ghibah!!!
Kira-kira
sudah sebulan lebih gue bekerja di jaksel, hal yang buat gue pada akhirnya
menjadi begitu akrab dengan 2 moda transportasi umum yang biasanya hanya gue
tumpangi selagi perlu; busway dan commuter line. Pokoknya hari-hari gue
sekarang bergantung banget sama tuh dua moda transportasi (kalau punya pacar
mungkin udah beda tempat bergantungnya ya?) bahkan karena mereka gue rela untuk
dempet-dempetan di tengah sikutan para ibu yang jauh lebih kejam daripada
pegulat, yang kalau masuk ke kereta itu main rangsek gitu aja, nggak peduli
banget sama yang udah kedempet-dempet dan nempel di kaca pintu sebelah sambil
mendadak kayak spiderman tapi dengan mulut komat-kamit dzikir (siapa ini?),
pokoknya begitulah, gue rasa lo jauh lebih berpengalaman daripada gue yang
pendatang baru ini. tapi apakah pengalaman kita juga sama? Mengenai orang-orang
yang kita jumpai setiap hari, di gerbong yang sama, dengan tujuan yang juga
sama dan kelakuan yang bisa buat (sekali) menahan tawa dan kadang mengelus dada.
Gue
inget banget kejadian tentang COWOK GILA yang nyerobot kursi gue dengan tanpa
berperi kewanitaan (nulis masih dengan emosi yang sama seperti kejadian) entah
tuh orang nggak punya mata atau pura-pura menutup mata, tapi kayaknya sih emang
nggak liat, soalnya dia pakai kaca mata sih (nyinyir) jadi gue berpikir bahwa
dia “tidak melihat” dan jauh lebih butuh tuh kursi dari pada gue, I tried to
thinking positive meskipun masih sering ngedumel. Abis nggak banget gitu
meeennnnn… coba kalian bayangin, pagi itu gue udah berdiri dari stasiun
rawabuntu sampe stasiun tanah abang yang kurang lebih memakan waktu selama 40
menit, dan ketika transit di stasiun tanah abang gue juga harus masuk dalam
barisan para penumpang lain menuju peron 3, lo tau kan jam-jam kedatangan
kereta itu kayak gimana? Padatnya naudzubillah!! Main sikut, main dorong, main
teriak, main cepat, main bacok, main apajalah supaya nggak ketinggalan kereta,
supaya bisa dapet tempat duduk, juga supaya bisa ambil kursi orang dengan
seenaknya! (still nyinyir)
singkat cerita, gue sudah berada di peron 3 dan tengah menunggu kereta yang
akan membawa gue ke sudirman… ketika kereta itu sudah ada di pengelihatan dan
melihat kursi-kursi kosong di setiap gerbong akhirnya lelah guepun perlahan
luruh, karena yang ada didalam fikiran gue “Alhamdulillah,
seenggaknya gue bisa duduk menuju sudirman” tapi kenyataannya, pas gue
masuk dan lari menuju kursi itu dan tinggal menjatuhkan pantat gue di kursi
panjang yang hanya menyisakan satu
pantat, tiba-tiba seorang laki-laki yang entah punya mata atau enggak langsung
lompat dan duduk begitu aja tanpa ada raut berdosa dimatanya!!! Demi apapun gue
kaget, nggak nyangka, surprise, melongo dongo, mangap lebaaar sambil dalam hati
“mas, lo nggak pernah belajar untuk bisa menghargai wanita ya”
bangkeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!!!!! Dan lo tahu, di kursi itu apa yang dia
lakukan? Ngegame? Cuma ngegameeeeeee!!! Oh fuck… shit…!!!! Kalau yang nyerobot
ibu-ibu atau cewek gue nggak masalah karena sesama wanita, gue tahu fisik kita
nggak sekuat laki-laki (gue pernah buktiin ini, gue bertiga sama temen gue
terengkeh-rengkeh mindahin meja makan keluar rumahnya tapi nggak bisa,
sementara satu orang laki-laki berhasil melakukannya dengan begitu mudah), jadi
gue akan dengan sangat mudah untuk melupakan itu, tapi ini seorang laki-laki
yang jelas-jelas mencuri hak gue dengan begitu tidak berperi, masih muda, dan….
Gue taksir usianya dibawah 25 tahun…. Unbelievable!!!
(breathe in… breath out) oke gue ngerti kalau gue masih belum bisa terima dengan kejadian itu. Bukannya gue terlalu mengkotak-kotakan antara hak wanita dan perempuan dan seolah-olah pikiran gue nggak terbuka, gue faham tentang persamaan gendre, tapi setidaknya hargailah sedikit. Susah ya untuk bersikap baik sama orang? Atau, jangan-jangan lo banci? Okeh, gue rasa ini sudah cukup menjawab.
(breathe in… breath out) oke gue ngerti kalau gue masih belum bisa terima dengan kejadian itu. Bukannya gue terlalu mengkotak-kotakan antara hak wanita dan perempuan dan seolah-olah pikiran gue nggak terbuka, gue faham tentang persamaan gendre, tapi setidaknya hargailah sedikit. Susah ya untuk bersikap baik sama orang? Atau, jangan-jangan lo banci? Okeh, gue rasa ini sudah cukup menjawab.
Kejadian
itu buat gue bad mood, akhirnya pas lagi di taksi gue cerita sama temen-temen
gue tentang kejadian itu, nah disitu ternyata nggak Cuma gue yang punya
pengalaman gak enak pagi itu tapi temen gue juga. Kalau temen gue itu ceritanya
lagi berdiri di kereta, sementara didepannya bapak-bapak duduk cantik sambil
(entah) tidur atau pura-pura tidur. Nah, disamping temen gue itu ada ibu-ibu
bawa anak yang kebetulan berdiri jugak. Karena Alhamdulillah Tuhan memberi kami
amanah untuk sekolah dan mencerdaskan diri, alhasil kamipun semua bisa membaca
kalau di setiap gerbong tertulis bahwa “kursi-kursi prioritas itu “dikhususkan”
untuk ibu hamil, penyandang disabilitas, manula, ibu dan anak, jadi pas temen
gue lihat ada ibu bawa anak dan ikut kedorong-dorong, dia pun berinisiatif
untuk menegur bapak-bapak itu tapi malah GEEEEEEEERRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR….
HAHAHAHAH
percakapan kami berlanjut dengan ditimpali oleh bapak sopir taksi, akhirnya kami berkisah tentang beberapa penumpang kereta yang nggak bisa untuk bersikap dewasa, kayak orang yang main serobot kursi gue dan bapak-bapak yang GEEERRRRRRRRRR itu. Tapi yasudahlah, lagi juga gue tahu masih banyak para penumpang kereta yang jauh lebih pengertian dibanding mereka, yang tahu bagaimana bersikap di moda transportasi umum.
percakapan kami berlanjut dengan ditimpali oleh bapak sopir taksi, akhirnya kami berkisah tentang beberapa penumpang kereta yang nggak bisa untuk bersikap dewasa, kayak orang yang main serobot kursi gue dan bapak-bapak yang GEEERRRRRRRRRR itu. Tapi yasudahlah, lagi juga gue tahu masih banyak para penumpang kereta yang jauh lebih pengertian dibanding mereka, yang tahu bagaimana bersikap di moda transportasi umum.
Okeh,
kita ketopik lain… kalau ini aksi saling dorong berebut masuk ke dalam kereta.
Gue yakin yang baca ini pasti ada nih yang jadi oknum rusuh kayak gini. Entah
mengapa gue pernah liat seorang ibu turun dari kereta. Ngambek? Bukan, tapi
gara-gara sepatunya ketendang hingga jatuh ke tangga kereta, untung bukan ke
jalurnya hahahahaaa. Tapi anehnya, kok bisa gitu ya? Padahal kan sepatunya lagi
ke pake? Kok bisa-bisanya keseret keluar, lagi juga seharusnya kalau dia yang
pada saat itu sudah posisi didalam kereta (karena dia sudah naik dari stasiiun
sebelumnya) kemungkinan sepatunya itu keseret kedalem bukan malah keluar. Yahh
gitulah keajaiban naik commuter line. Yang paling lucu itu kemarin, jadi gue
sama temen-temen gue udah ada di stasiun sudirman mau ke tanah abang, di peron
udah banyak penumpang yang nunggu. Karena hari itu hari jumat jadilah gue agak rileks
dan nggak mau buru-buru, alhasil pas tahu gerbong-gerbong penuh akhirnya gue
dan teman-teman memutuskan untuk nunggu kereta berikutnya. Karena posisi gue
dan temen gue berada tepat di depan pintu kereta yang sudah sarat penumpang itu
akhirnya gue bisa lelusa lihat para penumpang yang sudah berjejalan, dan disitupun
gue bisa melihat sosok seorang laki-laki yang sudah naik dan tengah menatap ke
arah peron dan… seorang wanita berteriak ke tuh cowok (kayaknya sih pacarnya
deh) seketika cowok itu kayak panic dan turun dari kereta buat narik ceweknya
dan langsung dorong dia masuk ke dalam kereta dengan wajah yang…. Sumpah itu
lucu bangeeetttttttt…. Gue sama temen-temen gue sampe ngakak didepan tuh orang,
ngakaknya bukan karena apaaaa, tapi karena muka tuh cowok yang panic dan raut
yang menunjukan… gimana sih, wajah-wajah seorang cowok yang baru jadian sama
ceweknya dan bersikap untuk melindunginya tapi caranya unik gitu… turun dari
jejalan penumpang lain buat narik ceweknya dan terus mendorong ceweknya masuk
setelah itu menyusulnya, dan si ceweknya juga langsung kayak “apa-apaan?”
sambil ketawa-ketawa jugak.
Jadi
inget juga kejadian beberapa waktu lalu, waktu itu gue, temen-temen gue dan
barisan para penumpang udah nunggu di peron hampir 20 menitan kayaknya, karena
lama alhasil penumpangnya bener-bener membeludak banget. Alhasil ini berdampak
ketika kereta dateng, penumpang yang ada di belakang pada dorong-dorongan nggak
jelas, padahal posisinya tuh gerbong udah penuh sesak dan udah gak bisa lagi. Gue
yang ada didepan kedorong masuk dengan susah payah, 2 temen guepun terbawa arus
dorongan hingga masuk juga, sementara yang satu tertinggal di gerombolan lain
di stasiun sudirman alhasil kitapun terpencar dan… pas udah turun salah satu
dari temen gue ngedumel “padahal gue nggak mau naik tadi, tapi ibu-ibu lebih
kejam daripada bapak-bapak alhasil gue kebawa masuk” dan akhirnya
besok-besoknya, mereka kapok dan nggak mau naik ke gerbong khusus cewek. Segitunyaaaaaaaaaa
cong. Tapi menurut gue inilah yang menarik, bagaimana mereka berebut masuk ke
kereta demi pulang lebih awal. Untuk bisa bertemu keluarga lebih awal, bersenda
gurau dan terlebih istirahat lebih cepat demi memulihkan fisik kembali untuk
bergelut hal yang sama keesokan harinya.
Menurut
gue, penumpang kereta tuh unik-unik. Lo bisa lihat apa aja, dengar apa aja, dan
terlebih belajar apa aja dari pengalaman naik kereta. Kayak gue yang seneng
banget nguping pembicaraan mereka-mereka yang lagi ngobrol, karena dari situ
gue bisa dapet inspirasi untuk menulis. Gue pernah denger anak FK lagi
ngobrolin pasien mereka, anak sekolah yang ngomongin masa depan, 2 cewek yang
lagi ngerumpi tentang pesta nikahan temennya, oborolan bapak-bapak dengan
ibu-ibu tentang kuliah buah hatinya, dan banyak hal lain yang gue juga lupa. Tapi
yang baru-baru ini gue lewati adalah, tentang segerombolan teteh-teteh yang
beranggotakan kurang lebih 5 orang, yang selalu berada di gerbong khusus wanita
dan sepanjang perjalanan asyik menyaksikan video di yutub dengan volume
(sepertinya) maksimal, dan ini yang menarik, tayangan yang mereka selalu
saksikan itu adalah…. Sebuah acara di salah satu stasiun tv yang berkisah tentang
kematian terus, jika orang semasa hidupnya seperti ini maka nanti meninggalnya
seperti ini, ciri-ciri lebih spesifik, ada pemeran tukang ketopraknya…. Tau kan
acara apa? Di tv mana? Nah itu yang mereka saksikan. Dari hal itu guepun akhirnya
setuju dengan pernyataan dosen gue yang pernah membahas perihal pangsa pasar,
dan gue yakin bahwa acara ini menggaet pangsa pasar seperti teteh-teteh yang
bareng gue itu, yang menanggapi tuh acara dengan sangat-sangat serius… karena
sepanjang perjalanan dan sepanjang mereka menyaksikan acara itu senantiasa
terdengar komentar-komentar, “yaampun tega banget” “ih kenapa sih jahat banget”
dan seterusnya…dan seterusnya… tapi demi apapun, gue paham bahwa orang-orang
tertentu masih suka tayangan seperti itu yang bagi gue sendiri, ih acara apa
sih ini? karena kalau berdasarkan dosen gue, “itu bukan tayangan untuk kalian. Kalian
sudah tahu mana acara yang bagus mana tidak, mana acara yang masuk akal mana
tidak” dulu, gue beranggapan bahwa pernyataan dosen gue ini seolah meremehkan,
namun ketika gue seringkali di hadapkan dengan kenyataan yang sebenernya ketika
berada di lapangan gue baru sadar bahwa baik itu sinetron, film, buku, dan
bahkan tayangan berita sekalipun punya pangsa pasarnya masing-masing.
So,
bisa gue katakan juga disini bahwa dari hal-hal disekitar kita, kita masih bisa
belajar. Dari bergerumun-gerumun di dalam kereta sekalipun lo bisa untuk bisa
menambah pengetahuan. Buktinya gue bisa untuk membuktikan omongan dosen gue
lewat kereta ini, tentang pangsa pasar hahahaha…
Oke,
sekian pembahasan tidak jelas gue. Cukup untuk hari ini. selamat malam dan
selamat beristirahat.
No comments:
Post a Comment