Monday, July 11, 2016

Sosok misterius itu,...

Bu ErikaBeliau adalah guru yang telah mencuri perhatian dari awal gue melihatnya ketika kelas X, walaupun ketika jumpa perdana gue gak lihat wajahnya, namun bahasa tubuhnya cukup memberi tau kalau beliau itu beda dengan guru-guru lain. Radar gue mengatakan bahwa beliau akan menjadi guru yang special buat gue, meskipun yaaaah gue emang gak tau apakah radar itu benar atau gak. Namun, kenyataan yang bisa didapati sekarang ini adalah, gue masih ingat dengan jelas bagaimana sikapnya terhadap  anak murid dan bagaimana anak murid terhadap beliau..
Waktu pertama kali dihadapkan dengan bu Erika, gue gak tau kalau beliaulah guru yang selama ini gue cari tahu. Jadi waktu beliau mengawas ujian diruangan kelas, gue bersikap biasa aja. dan yang ada gue kepo kenapa kakak kelas yang biasanya heboh mendadak kalem pas diawas beliau. Emang sih, tatapan bu Erika itu agak tajem tapi masa iyak sampe segitunya buat kakak kelas yang biasa contek sana sini mati kutu dibuatnya.
“kak, ini guru apa?” tanya gue ke kakak kelas yang duduk disamping gue.
Kakak kelas yang gue tanya justru menggeleng.
“emang dia gak ngajar di kelas kakak?”
“enggak” balasnya
“oh, namanya siapa? Ngajar kelas apa?” tanya gue lagi masih tetap penasaran.
Kakak kelas yang tadinya jawab pertanyaan gue sambil melihat lurus kedepan itu akhirnya menatap gue “enggak tahu, ini aja baru liat”
Tanpa sadar, ternyata bu Erika yang tengah mengawas di ruangan gue itu senyum-senyum kearah gue, gue yang melihat kejadian itu sebenenya agak gak suka diliatin tapi mau  gimana lagi, tempat duduk gue dan meja guru berhadap-hadapan dan sudah pasti bu Erika tau kalau gue lagi nanya-nanya tentang dia… betapa begonya gue watu kelas X L
Kejadian itu masih sangat membekas hingga saat ini, senyumnya bu Erika dan tundukan malu gue seakan membawa kesan tersendiri tentang betapa bodohnya gue juga bagaimana itu menjadi awal kekaguman gue akan sosok misterius bu Erika.

Setelah diajar bu Erika, sedikit banyak gue tahu tentang beliau. Beliau pernah bercerita kalau beliau ini orang minang dan dia juga bercerita tentang keluarganya. Ada hal yang membedakan bu Erika dengan guru lain, bu Erika ini gak mudah bercerita dengan kami, biasanya kesempatan bercerita itupun gak terjadi setiap minggu dan ketika ia bercerita paling hanya sekelibat aja, seperti ketika gue dan lita menanyakan tentang apakah ia sudah menjadi pegawai negeri sipil atau belum dan beliau menjawabnya sudah dengan sedikit cerita bahwa beliau bisa saja dengan mudah menjadi PNS lantaran orangtuanya bekerja sebagai…. *entahlah gue lupa* tapi beliau memilih untuk menjadi PNS dengan usahanya sendiri.
Bu Erika juga pernah cerita bagaimana ia memiliki bisnis rumah makan dikampungnya, polosnya waktu bu Erika mengatakan bahwa beliau memiliki rumah makan dikampung halamannya lita bilang kayak gini “rumah makan padang yak bu?” sontak bu Erika kaget dengan pertanyaan aneh lita itu.
“yak kalau disana kan memang masakan padang semua” jawab bu Erika dengan nada bicaranya yang khas disusul dengan ketawa lita dan ejekkan gue terhadap lita, meskipun ketika lita mengatakan hal polos itu pikiran gue dan lita sebenarnya sama *gubraaaaaaaaaakkkkkkk*
Bu Erika adalah sosok guru yang sabar, meskipun banyak anak kelas gue yang meragukan itu. Karena bagaimanapun, ada banyak anak yang gak terlalu suka cara mengajar bu Erika yang cepat, kata sebagian anak bu Erika hanya mengajar untuk dirinya sendiri bukan untuk kita. Itu sebab, beberapa kali terjadi selisih faham antara bu Erika dengan anak laki-laki kelas gue, awalnya gue gak tahu kalau ternyata ada anak di kelas gue yang bersitegang sama bu Erika di jam pelajaran, entah apa yang gue lakuin waktu itu sampe gak tahu kalau salah seorang teman gue sempat adu mulut sama bu Erika, yang jelas bu Erika gak pernah menampakkan kekesalannya didepan kelas. Beliau tetap bersikap professional. Itu yang harusnya kita lihat dari seorang guru, kesabarannya.
Ada beberapa moment yang menonjolkan ketidak sukaan anak-anak terhadapnya, yang paling gue inget itu febri. Waktu itu febri keluar ketika pelajaran pak harry karena diajak pak leo untuk pergi ketempat PKL salah satu murid dan ia kembali ketika jam pelajaran bu Erika, febri memang agak gak jelas orangnya. Ketika febri masuk, ia mengucapkan salam dengan suara yang hampir tak terdengar dan langsung saja duduk ke tempat duduknya tanpa bersalaman terlebih dahulu kepada bu Erika yang tengah duduk, wajar kalo bu Erika nanya abis darimana febri namun jawaban yang didapat bu Erika ternyata cukup mengagetkan karena febri menjawab pertanyaan bu Erika dengan nada kesal. Sontak bu Erika terpancing, jujur, gue aja kesal sama jawaban febri apalagi bu Erika sebagai guru yang jelas lebih tua dari si febri.
Ada yang gak disadari kebanyakan anak kelas gue, bahwa bu Erika itu adalah guru yang sangat memperhatikan kita dari segi pendidikan, bu Erika adalah guru yang gak pernah bosan memperingati anak laki-laki kelasan gue untuk belajar, setidaknya menulis pelajaran yang diberikannya. Memang sulit untuk mengingatkan anak laki-laki kelas gue, namun bu Erika gak pernah berhenti mengatakan itu. Ada kata-kata yang masih gue inget dari bu Erika ketika ada beberapa teman sekelas gue minta remedial “nilai kalian menunjukkan sikap kalian terhadap pelajaran yang kalian terima, kalau kalian memerhatikan kalian gak akan remedial” gue terharu sama ucapan ini.
Gue masih ingat waktu bu Erika nanya buku raditya dika yang gue baca, beliau bilang kalau di rumah, anaknya juga punya buku itu. Yaampun, gue masih inget sama kejadian yang ini, waktu itu kelas gak seperti biasanya karena anak-anak sudah ada yang berangkat PKL. Emang sih gue gak pernah ngobrol secara langsung sama beliau kayak lita, itu karena gue mengharagai bu Erika dan gue gak mau menunjukkannya seperti gue mengagumi guru SMP gue dulu. tapi kesan-kesan selama diajari bu Erika benar-benar meninggalkan segala kenangan tersendiri. gue pernah bilang sama anissa kalau bu Erika itu mirip sama Najwa Shihab. Mata bu Erika, wajahnya, menurut gue sih emang mirip. Coba deh tanya anissa, pasti dia sependapat sama gue.

Oiya, pernah suatu ketika bu Erika itu gak masuk kelas lantaran orangtuanya meninggal. Kami bersikap biasa aja waktu itu, bahkan bisa dikatakan ada beberapa anak yang terlihat nyaman dengan suasana kelas yang tanpa guru tersebut dan gue juga termasuk sepertinya hehehe.
Entah berapa pekan bu Erika gak masuk kelas, hingga akhirnya beliau kembali mengajar. Waktu bu Erika mengajar seorang teman mengatakan rasa turut berdukanya kepada bu Erika yang disusul ucapan berduka beberapa teman lain, tanpa di sangka saat itu bu Erika menangis. Itu adalah kali pertama gue melihat bu Erika yang selalu tampil sebagai guru yang tegar menangis, disitu ia menunjukkan bahwa iapun sama seperti kami.
Beliau menangis menceritakan orangtuanya yang telah berpulang, tentang kesedihannya, juga bagaimana orangtua bu Erika telah mendidiknya. Di tangisnya itu, beliau menasehati kami agar bersikap baik terhadap orangtua dan berpesan agar kami selalu menyayangi orangtua kami dengan tidak mengecewakannya. Itulah hal yang selalu gue ingat dari sosok bu Erika. Bu Erika yang baik, bu Erika yang selalu dianggap jutek oleh anak muridnya, bu Erika yang selalu membuat kami bingung dengan pelajaran kimia, bu Erika yang jarang bicara kepada anak murid dan bu Erika yang selalu masuk kelas tepat waktu hehehe..
Dengan tulisan ini, gue harap gue gak akan lupa dengan sosok guru yang satu ini. Semoga segala kenangan yang pernah terukir akan selalu menjadi pengingat ketika suatu saat nanti waktu mempertemukan gue kembali dengan guru kimia yang satu ini, entah ketika gue lagi kondangan, lagi ngantri tiket, atau pas lagi makan di rumah makan padang hehehehe.

Selama masih ada kenangan, disitulah ada kisah yang menarik untuk diceritakan…
Dan untuk bu Erika, gue selalu berharap suatu hari nanti, gue beneran bisa ketemu lagi sama beliau dan gue juga mau bilang kalau dulu gue itu kagum banget sama beliau. Meskipun gue gak kayak lita atau nia yang bisa ngobrol bareng sama bu Erika. Gue Cuma bisa kagum sama bu Erika dari jauh, maluuuuuuuuuuuuuuuuuu tau, yang gue idolain guru kimia, sementara gue dipelajaran kimia aja bego banget L

No comments:

Post a Comment