Aku kembali
Berjibaku dengan kertas dan pena
Memuntahkan kata yang tak teraba
Mengeluarkan setiap kecewa tanpa terbaca
Aku terdiam
Membiarkan setiap resah keluar
Membiarkan aku merasa dan menguliti,
setiap kepahitanku sendiri
tanpa ada seorangpun yang tahu
tanpa seorangpun yang akan peduli
Ya Tuhan, tinta ini begitu hitam
Begitu legam
Dan kata yang keluar membuatku tercekat
Aku takut, Tuhan
Aku takut tak sanggup memuntahkannya
Aku resah
Seperti resah seorang yang menanti kematian
Takut terlupakan
Takut kehilangan
Dan takut, tak termaafkan!
Apakah ini hanya perasaan?
Aku ingin jauh lebih baik
Agar kertas serta pena ini mampu
melukiskanku
Bahwa aku tak mau terus berada dalam
kehitaman
Pahit!
Egois!
Aku kembali
Kertasku basah dengan bulir air mata yang terjatuh
Getir yang kusingkirkan ternyata
menggerogotiku
Kini aku tak tahu kemana aku harus bertumpu
Harapku luruh!
Tuhan bisakah aku kembali?
Melanjutkannya meski kertasku koyak?
No comments:
Post a Comment