Normal. Bukan berarti selalu berjalan dengan semestinya, bisa jadi dari sesuatu yang normal itu ada duri di dalamnya? Who knows? Bukankah normal tidak selalu normal? Bisa jadi ia bersikap senormal mungkin karena ada yang ingin disembunyikan yang semua orang gak perlu tahu apa dan bagaimana perasaannya.
someone : are u okay?
Normal : i think so
Rahasia akan tetap menjadi rahasia, untuk apa mengumbarnya di sosial media atau kepada semua orang tentang setiap gejala yang terjadi. Bersikaplah normal, toh jika memang ia akan meledak ia pun takkan memberikan tanda, tak seperti gunung yang akan meletus yang sebelumnya sudah memberikan tanda pada orang di sekitar untuk segera menjauhinya dan pergi secepat mungkin agar tidak mati sia-sia hanya karena menantang alam. Yah begitulah!
Sumpah, gue yakin lo pasti bingung sama tulisan ini akan berujung kemana? Gue gak akan menulis tentang cinta-cintaan karena gue bukan pakar cinta, gue punya kapasitas tapi untuk hal itu? Lupakan!
Kali ini gue akan menulis tentang keyakinan si keras kepala yang akan meninggalkan tempatnya berpura-pura. Apa? Apa? Apa? berpura-pura? yep, berpura-pura untuk bersikap sebiasa mungkin! selama ini gue selalu merasa bahwa gue baik-baik aja dengan segala hal, padahal di setiap waktu gue akan mengirimkan sinyal bahwa gue tidak nyaman dengan setiap yang gue lakukan. Apakah kalian tidak sadar bahwa gue selalu malas untuk setiap kegiatan? dan bahkan gue menutup diri dari setiap kalian dengan tidak menyimpan nomor kalian di handphone gue dan bersikap bahwa itu adalah sikap yang wajar. entahlah! yang gue tahu, 1 tahun sudah cukup tuk menahan setiap emosi. 1 tahun sudah cukup untuk gue melanjutkan hidup lagi dengan bercita-cita lagi. keluar dari sana bukan berarti gue harus berhenti bermimpi, justru gue akan memulai melanjutkan kembali mimpi gue yang pernah terhenti.
Banyak pertimbangan yang hadir ketika gue akan pergi, tentang gue yang udah akrab dengan wajah-wajah mereka, gimana mereka yang kompak tapi kadang-kadang enggak, dan tentang bagaimana dengan keuangan gue kelak? apakah gue akan bisa membiayai kuliah gue? shit!!! gue yakin bisa!! gue cuma takut!! nani ingat, apa yang bisa lo lakuin kalo takut? GAK ADA!!!! jadi bersikap biasa, Tuhan sudah merencanakan ini dengan sangat baik, ingat nani tentang kekuatan alam bawah sadar yang diajari sensei? kalo iya, keputusan ini merupakan salah satu bentuk kekuatan itu, hal yang mungkin kemarin-kemarin lo lupa tapi sekarang lo ingat lagi ketika lo sudah ada di ujung sebuah keputusan.
masih ingat perjalanan bisa bekerja ditempat sekarang? apa yang lo bilang waktu akhirnya lo diterima disana? dan tiba-tiba gue senyum lagi, gue inget lagi, dan gue sadar bahwa Tuhan selalu bersama gue meskipun gue selalu lupa! Tuhan selalu sayang sama gue, selalu dengerin curhatan gue meskipun gue udah jarang mendengarkan kata-kataNya.
Mereka disana itu baik-baik banget, tapi gue belum bisa beradaptasi dengan mereka. Gue selalu merasa bahwa, ini bukan dunia gue!! ini bukan gue!! Ya, ini bukan dunia gue, terima kasih untuk kalian team yang selalu kompak, yang selama ini selalu gue lupakan dengan tidak pernah membalas setiap chat kalian hahahahahaha.
terus gimana nani?
saya pamit. terima kasih untuk kesempatannya.
keep contact ya?
*tiba-tiba berpkir, semoga ini basa-basi*
No comments:
Post a Comment