*diam cukup lama* *nggak tahu harus nulis apa* *bingung mau mulai dengan kata apa*
Okayyyyy, Assalamualaikum untuk siapapun yang ada disana, untuk siapapun yang pada saat ini dengan sengaja ataupun tidak sengaja datang kesini untuk menengok tulisan gue yang payah ini. Dan kepada kalian semua, gue ucapkan selamat datangggggghhhhhh!!!!!!!!!!!!
Tahun ini adalah tahun 2019, dan ini sudah masuk di hari ke 6 di tahun 2019... dan, untuk gue, ini adalah postingan ke 2 gue setelah kata sambutan yang telah berhasil gue tulis. yep, welcome to #100postingchallenge, sesuatu yang gue buat atas keprihatinan gue terhadap blog yang sekian lama ini menjadi tempat mengeluarkan keluh kesah, tempat untuk menjadi penulis amateuer yang bahkan nggak diakui siapapun *yaiyalah*, tempat dimana gue bisa ngomongin orang dengan sembarangan *seriously???*, tempat dimana gue bisa untuk menjadi diri sendiri... yep, because blog is a friend thats always love me no matter what i do!!!! *pasang muka superrrrrrrrrrrrrrr polos* okay!!!!!! namun jarang gue saba.... *jumping* *ngelewatin garis imajiner* *maklum anak broadcasting* *bengong pas baca ulang* apa???? look at this *sambil nunjuk layar laptop* selama 1 tahun (di tahun 2018) postingan gue bahkan gak sampe 20!!!!! bayanginnnn!!!!!!!!!!! dan tulisan itupun gue tulis dengan entah sadar atau nggak..... YA ALLAH, NANI KEPINGIN JADI PENULIS KAYAK JK ROWLING, DAN BROWN, PAULO COELHO, JULIE POWELL, SANDRA BROWN, ELIF SHAFAK, FRANCESCA MARCIANO, POKOKNYA JADI PENULIS TERKENAL DEH... KALO NGGAK JADI NOVELIS JADI PENULIS NASKAH FILM + SERIAL TV AMERIKA JUGAK NGGAK APA-APA KOK #deuhhhhhhhhhhh #doatapinawar...
Sekarang gue lagi melihat ke belakang, atau bahasa kerennya kilas balik ke tahun 2018, dan di saat ini gue baru sadar bahwa selama 1 tahun terakhir gue nggak melakukan apapun untuk membuat perkembangan pada blog ini, untuk membuat diri gue bergerak, untuk mewujudkan resolusi gue, untuk......... ah, gue nggak sanggup berkata-kata *dapet lempar duriannnnnnnnnnnnnnn* *too overreacting* *nangis tersedu sedan* gue nggak melakukan apa-apa gaesssssssssss..... *usap air mata*
SKIP...
SKIP...
SKIP...
Julie & Julia, film ini sudah berada di laptop gue kira-kira dari satu tahun yang lalu dan mungkin lebih dari itu, okay let me chek this out! maygatttttttttttttttt, ternyata film itu sudah ada dari bulan desember 2017....
that is totally suprising me!!!! being honest, di akhir tahun 2017 tepatnya di bulan desember, ada beberapa film yang memang secara khusus gue download untuk membuat gue semangat dalam menulis... Bahkan ada film yang gue tonton pas banget di moment pergantian tahun 2017 ke 2018, film itu berjudul The Rewrite. The Rewrite sendiri merupakan sebuah film yang menceritakan tentang seorang penulis naskah yang banting setir menjadi seorang dosen untuk mata kuliah creative writing karena dia nggak punya pilihan lain, karya masterpiecenya sudah berlalu bertahun-tahun lalu, standar perfilman telah banyak berubah, naskahnya nggak laku di pasaran, dan satu-satunya cara dia biar dapat bertahan adalah.... menerima tawaran dari agentnya untuk menjadi seorang dosen. Jujur, itu film yang bagus. Nanti gue akan ceritakan lebih lanjut, atau kalian bisa download or streaming untuk bisa melihat lelucon konyol yang ada di film itu dan bagaimana 2 senior film seperti Hugh Grant dan Marissa Tomei beradu akting disitu. but, kali ini gue akan membahas film yang begitu menarik, juli and juliaaaa....
Juli and julia adalah film yang menceritakan kehidupan 2 orang dari generasi yang berbeda namun memiliki minat yang sama, memasak!!!!! film ini menarik, dimana dalam film ini kita akan di suguhkan dengan menariknya kehidupan Julia di Paris dan bagaimana kehidupan Julie di Queens, NY. Kehidupan Julia adalah kehidupan istri yang sempurna, maksudnya, dia punya suami yang begitu mendukungnya dengan sepenuh hati, begitu mencintainya, dan dia adalah orang yang begitu berambisi untuk memasak!!!! bagaimana dengan Julie????? sama, Julie juga punya suami yang sayang banget sama dia dan selalu mendukung apapun keputusan yang dia ambil, dua tokoh dalam film yang gue tonton ini sama-sama memiliki pasangan yang begitu sayang sama mereka dan gue iriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii *dihhhhhhhhhhhhhhh*
Film Julie and Julia penuh dengan segala sesuatu yang membuat kita kagum sama para tokoh di dalamnya, diluar itu mereka juga buat kita cemburu. Cemburu kenapa??? coba aja ditonton!!!! Julia Child adalah orang yang ramah hampir pada setiap orang yang dia temui, orang yang penuh dengan rasa optimis, orang yang mau belajar, dan orang yang bener-bener perlu di tiru deh, bahkan kegigihannya untuk menulis buku masakan juga patut banget ditiru, bagaimana dia dan temannya mati-matian untuk membuat sebuah resep, menuliskannya dan menjadikannya buku. Bagaimana, Julia yang begitu senang waktu tahu bukunya akan di terbitkan oleh salah satu penerbit di Boston, namun akhirnya membuat dia terhempas lantaran penerbit membatalkan tiba-tiba lantaran bukunya terlalu tebal dan itu terlalu menguras banyak biaya. Hal yang membuat Julia dan temannya yang pada saat itu datang jauh-jauh dari Paris ke Boston tapi buku mereka di batal cetak lantaran terlalu tebal, bagaimana Julia yang bingung karena permintaan penerbit yang menginginkan buku itu di persingkat lagi kalau memang mau di terbitkan. Bagaimana bisa?????? mereka membuat itu dengan sungguh-sungguh, dan mereka butuh waktu untuk itu.... Pokoknya kalau gue berada dalam posisi Julia, mungkin gue akan hopeless lantaran itu buku yang gue tulis dengan semangat dan mereka minta revisi karena akan memakan banyak waktu. ah,!!!
Di awal film ini di mulai lo akan di suguhkan dengan bagaimana Julia yang pada saat itu baru pindah ke Paris mencoba mencari kesibukannya, dia nggak mau cuma jadi ibu rumah tangga yang nggak ngapa-ngapain. Alhasil ia pun ikut kursus membuat topi, hal yang ternyata enggak dia sukaaaaaaaaa, terus ia berganti haluan lagi dengan kursus main kartu dan ternyata (lagi-lagi) dia juga nggak menikmati itu, sampai akhirnya dia pun ikut kursus memasak.... dan yang buat lucu, mukanya di hari pertama pertemuan itu flat banget gara-gara disana dia cuma di ajarin cara untuk merebus telur, alhasil.... dia complaint ke pengelola sekolah masak itu dan bilang kalau itu terlalu mudah buat dia, dia mau hal yang jauh lebih menantang dan sesuatu yang bisa buat dia tertarik, sampai akhirnya dia masuk ke kelas profesional yang mana isi dari kelas itu semuanya adalah koki-koki profesional dan dia satu-satunya pemula dan perempuan di kelas profesional itu. Namun, dengan jiwa kompetisi yang kuat, dengan keinginan untuk nggak dinilai sebagai seorang wanita yang hanya menghabiskan waktu dan uang di sekolah masak itu ia pun berusaha untuk jadi yang terbaik, dan she did!!!!!!!!! dia jadi orang yang paling cepat belajar!!!!!! untuk bagian ini, jujur gue sampe ngakak, liat aja bagaimana orang yang ada dikelas itu ngiris bawang dengan cepetnya, sementara dia mengiris bawang dengan gaya gue yang nggak bisa masakkkk, terus lucunya di rumah dia belajar buat ngiris bawang cepat ala profesional. dan besoknya, dia jadi orang pertama yang menyelesaikan mengiris bawang paling cepat.... keren nggak??????
Sementara itu diluar Paris tepatnya di Queens, NY, Julie berusaha untuk melalui kehidupannya yang sepertinya membosankan, pekerjaan yang begitu menyita waktu serta fikiran, terlebih setelah kepindahannya dari Brooklyn ke Queens. Dan yang buat gue bener-bener suka di bagian Julie adalah, bagaimana gue merasa bahwa gue itu memiliki kesamaan sama Julie. Bagaimana gue dan julie sama-sama nggak terlalu mencintai pekerjaan kita. Tapi bagaimana diluar itu ketika gue berada di kampus atau ketika gue menghabiskan waktu untuk nulis (meski itu unfaedah) gue merasa bahwa gue lupa dengan semua beban yang menggunung, dengan target yang bahkan tak pernah tercapai dan bagaiamana senangnya gue ketika ada beberapa orang yang baca tulisan gue di blog, meski nggak ada yang pernah tahu apakah itu dibaca atau nggak, who knows??????? Intinya, baik gue maupun Julie, kita sama-sama punya kehidupan sendiri ketika kita melakukan apa yang kita cintai. Dan begitulah Julie, selelah apapun dia selepas pulang kerja, tapi saat dia lagi masak dia merasa bahwa dia lupa sama bebannya. ITULAH KESAMAAN GUE SAMA JULIE!!!
Itu basic dari cerita ini.
Kenapa di awal atau lebih tepatnya di judul postingan ini gue tulis bahwa film ini begitu menginspirasi untuk elo-elo yang suka nulis, itu karena dalam film ini kita akan disuguhkan dengan kegigihan Julia Child untuk bisa melahirkan sebuah buku masak yang bisa membantu para orang amerika yang nggak bisa bahasa perancis, buku masak yang bisa merubah dunia, dan yang paling penting, buku ini juga yang berpuluh-puluh tahun kemudian mampu merubah kehidupan Julie Powell.
Sementara itu, untuk kisah kepenulisan Julie Powel sendiri dimulai dengan bagaimana Julie Powell yang pada awalnya kesal sama temannya yang seorang jurnalis (Anabelle), lantaran si Anabelle (temannya) menulis artikel tentang kehidupan orang berusia 30th yang (bisa dikatakan) gagal dalam hidupnya, dan salah satu sumbernya adalah Julie. Julie yang merasa kecewa lantaran di bohongi karena di awalnya si Anabelle ini nggak terus terang tentang topik yang diangkat, curhat ke teman dan suaminya, dan dari situlah ia berkeinginan untuk menyaingi si teman yang pada saat itu aktif menulis di blog. Dalam film ini dia bilang bahwa dia jauh lebih bertalenta dari si Anabelle, dan dia bakal buktiin kalau blognya dia bakal jauh lebih baik dari temennya, mirip kan sama sifat ambisius Julia??????????????????????
Julie yang awalnya bingung mau nulis apa di blognya, akhirnya memutskan buat menulis hal yang dia suka, tentang MASAKAN!!!!!! dan disitulah semua di mulai. Dalam blognya ia membuat sebuah tantangan untuk memasak 564 resep masakan Julia Child dan menuliskannya dalam blognya, dengan tenggat waktu 1 tahun. Dan disanalah ia menuliskan semuanya, bagaimana ia cerita tentang pengalamannya untuk makan telur untuk pertama kalinya, bagaimana untuk ngerebus telur aja sampe heboh lantaran Julie, Temennya, dan suaminya berdiri di depan kompor untuk menyaksikan itu dengan penasaran, sumpahhhhhhhhhhhhhh itu lucu banget.... belum lagi adegan dimana Julie takut untuk "membunuh" lobseter yang bakal dia masak. Pokoknya itu pengalaman yang super lucu.
Dan dari semua itu, film ini benar-benar menggugah gue untuk punya ambisi dalam meraih apa yang gue mau. Buku ini mengajari gue bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan kesungguhan akan menghasilkan buah yang manis. Karena pada akhirnya, Julia Child berhasil menerbitkan buku resep masakan perancisnya dan Julie Powell pada akhirnya menjadi orang yang cukup dikenal setelah profilenya masuk dalam sebuah artikel di New York Times, dan sejak saat itu, banyak penerbit yang berlomba-lomba untuk menerbitkan tulisan Julie Powell.
Satu hal yang menarik, buat lo yang bener-bener suka nulis.... atau hobbi nulis, dan berharap untuk bisa menjadi penulis. Film ini bener-bener recommended bangettttttttttttttttttttttttt.... dimana lo bakal dikasih tahu tentang tekad, tentang perasaan ingin menyerah, dan lantas bagaimana lo bisa menyatukan semua itu dan lantas membakarnya lagi menjadi semangat untuk nggak gampang menyerah.... karena segala sesuatu yang sudah kita lakuin nggak akan pernah berakhir sia-sia ketika kita berani untuk bermimpi lagi, untuk berjalan lagi, bangun lagi, usap air mata lagi, terlebih jika yang kita lakukan itu memang apa yang kita mau, lebih tepatnya MEMANG PASSION kita.
Di akhir cerita ini, gue cuma mau bilang.... Bon Appétit !!!!!! i am just quoting Julie And Julia....
And...
Merci Beaucoup!!!
Sebelum mengakhiri kalian bisa menikmati trailer filmnya.... Sama-sama😂😂😂😂
No comments:
Post a Comment